Jaehyun terbangun dengan syaraf yang tegang, sebuah gelembung ingatan bergerak perlahan satu persatu, sebuah ingatan yang menghantam dirinya, ingatan malam kemarin yang sempat menghilang dari kepalanya, dan kini ingatan itu bahkan tak mau untuk keluar barang satu kakipun.
"Aku menyukaimu." Berputar memenuhi kepalanya. "TIDAKKKK."
Melompat dari tempat tidurnya. Membuka pintu kamarnya, menuruni tangga dengan terburu-buru.
"Hyung, Siwon hyung." Mendongak mendapat panggilan, Siwon memilih menarik kursinya, memalingkan kursinya dan kini menggabungkan konsentrasi pada sarapan yang kini berada pada jalur pandangnya. "Hyung." Berlari cepat, berdiri didepan Siwon setelahnya. "Apa kemarin malam yang menjemput aku adalah h-hyung?" Sangat tak sanggup untuk melanjutkan.
Siwon mengangguk, senyum itu merekah. "Dan bersama sahabat tercintamu, Lee Taeyong."
Kepalanya mendadak berputar, bahkan kini bintang sungguh singgah didekat kepalanya, berputar-putar mengejeknya.
"Jadi benar, aku mengucapkan itu?"
Siwon mengangguk, membenarkan semuanya, "Kau mengucapkannya dengan sangat lancar."
"Lalu apa jawabannya?"
"Tidak ada, bodoh."
Dia memandang tak percaya, ini pasti salah satu drama yang sedang dimainkan oleh Siwon. "Kau saja baru ingat semuanya sekarang. Dan kau berharap Taeyong mempercayainya. Luar biasa sekali, Jung." Siwon memasukkan makanannya, tak peduli dengan Jaehyun yang kini telah bersiap mengeluarkan kata lainnya.
"Jung Jaehyun." Satu katapun tak berhasil keluar. Semua yang telah disiapkan oleh otaknya mendadak hilang, suara Taeyong mendadak berada diotaknya, senyum terangkat, langkah kakinya lalu terarah mendekati pintu.
"Kau tidak sekolah?" Jaehyun membola, dirinya memang belum mandi atau apapun, sedangkan Lee Taeyong telah berdiri dengan pakaian lengkap. "Ya sudah berarti berangkat bersama Jonghyun saja."
"Dengan siapa?" Jaehyun harus menarik tangan Taeyong.
"Kim Jonghyun."
Melepaskan tangannya Taeyong, "Tunggu aku. Aku bersiap-siap sebentar, jangan pergi sebelum aku turun."
Tak mengangguk ataupun membalas, Jaehyun berlari meninggalkannya.
"Tetapi kita sudah terlambat, Jaehyun." Menghela napas, memutuskan menunggu sebentar, walau beberapa menit, matanya menatap jam ditangannya. "Jaehyun, aku berangkat duluan."
Masih bisa mendengar semuanya, Jaehyun mempercepat pergerakannya memakai seragam. Menghilangkan pikiran mandi, hanya mengambil parfum lalu meletakkannya di badannya. Berlari setelahnya, walau gagal.
"Hyung, aku pergi dulu." Berlari dengan kekuataan kilat, walau tak menemukan apapun. Jaehyun berlari menuju halte. Terima kasih kepada Tuhan mereka berdua masih berdiri didepan halte dengan bercanda tawa. Jaehyun berlari dengan cepat, berdiri ditengah tanpa rasa bersalah.
"Apa aku terlambat?" Menghela napas, Jonghyun ataupun Taeyong tak berniat membalas. Bus berhenti didepan mereka, Jaehyun menghela napas tanda berterima kasih. Mengikuti Taeyong yang memasuki bus.
"Jonghyun tidak masuk?" Sangat heran ketika Jonghyun hanya melambaikan tangan dari luar bus.
"Sekolahnya beda arah. Kau lupa?" Memutar bola matanya, tak habis fikir dengan Jaehyun, lebih memilih duduk disalah satu bangku.
"Ngomong-ngomong, bagaimana malammu kemarin?" Jaehyun berseru dengan senang. Lalu memilih duduk disebelah Taeyong.
"Distater. Jangan pernah mencoba untuk minum lagi dan merepotkanku, bodoh." Sebelum akhirnya menarik earphonenya. Jaehyun menghela napasnya, tak berani menganggu Taeyong.
***
haduh makin aneh. kayaknya langsung jadiin aja kali ya hmm
YOU ARE READING
Will We Stay Like This?
RomanceTaeyong dan Jaehyun telah lama bersama. banyak waktu yang telah mereka lalui bersama. sedih, senang, tawa dan canda, tak pernah mereka sadari, cinta itu tumbuh bukan sebagai sahabat tetapi juga cinta yang dalam, tak ada yang sadar dan tak ada yang m...