Busan Date

803 86 26
                                    

Bergerak dengan sangat lambat, Taeyong telah menguras tenaganya, cairan tubuhnya mulai menipis, beberapa langkah lagi dia mungkin akan pingsan.

"Jaehyun, kita harus melakukan sesuatu, kau ingin kita terus terluntang lantung di Busan seperti ini." Jaehyun memberhentikan langkahnya menatap Taeyong dengan frustasi.

"Aku sedang mencarinya Taeyong, tapi kepalaku tak bisa berfikir karena lapar, otakku butuh energi untuk berfikir."

Taeyong menghela napasnya, mencoba untuk bersabar. "Kau sudah mencoba menelepon hyung."

"Tentu saja sudah, Lee Taeyong tetapi hyung tidak ada satupun yang mengangkatkanny-." Dia tak sanggup melanjutkan perkataannya, ada sesuatu ingatan yang menyeruak masuk. "Apa karena perkataanku tadi pagi?"

"Memang apa yang kau katakan?" Taeyong berdoa didalam hatinya, berharap Jaehyun tak mengatakan hal yang bodoh.

"Hyung, biarkan aku kali ini. Biar aku urus semuanya. Jangan angkat telepon jika aku menghubungi."

"Jung Jaehyunnnnnn."

Hanya bisa melebarkan senyumnya. Taeyong sungguh frustasi saat ini.

***

"Aku lapar. Yang ini tak bisa ditahan. Jadi bagaimana?"

Jaehyun menatap Taeyong sebentar, lalu memutar kepalanya, menelisik setiap sudut jalan Busan, mencari cara yang bisa mereka lakukan untuk mencari uang.

Beberapa laki-laki berkumpul tak jauh dari mereka. Berkumpul berkeliling dipinggir jalan, dibelakang mereka terdapat beberapa alat musik. Mungkin mereka adalah sekumpulan grup band tetapi muka mereka terlihat frustasi, mungkin...

"Taeyongie, ayo. Aku dapat ide." Serunya menarik tangan Taeyong tanpa menoleh, tak tahu bahwa Taeyong terlihat kesusahan menyamakan langkahnya. "Permisi." Jaehyun melemparkan senyumnya ketika kedua orang laki-laki itu menoleh. "Sepertinya kalian membutuhkan bantuan." Taeyong melayangkan tangannya memukul lengan Jaehyun mencoba menghilangkan ke-soktahuannya.

Memandang penuh selidik pada dirinya dan Jaehyun, Taeyong bergerak mendekati punggung Jaehyun menghilangkan tubuh kecilnya dari pandangan mata itu.

"Tenang. Ini hanya menerka, kalau salah, maafkan ak-."

"Kami butuh vocalist dan gitarist." Katanya dengan cepat, untung saja Jaehyun dengan cepat memahaminya.

"Pas. Aku vocalist dan dia gitarist." Seru Jaehyun sambil menunjuk Taeyong dengan bangga.

"Tetapi aku sudah lama dia main gitar, Jaehyun." Berbisik tepat ditelinga Jaehyun, sedikit menghilangkan senyum di bibir itu.

"Main gitar itu seperti main sepeda. Kau pasti ingat. Kau mau makan kan?"

Akhirnya mengangguk dengan pasrah walau tak yakin.

"Jadi bagaimana?" Jaehyun kembali menatap dua orang yang lebih tua dari mereka.

"Baiklah tetapi uangnya tidak terlalu banyak." Seru salah satu dengan rambut hitam pendeknya itu.

"Tak masalah asal bisa beli makanan malam ini." Jaehyun mengangguk, lalu mengambil gitar yang terletak, dan menyuguhkannya kepada Taeyong.

"Baiklah, kita latihan dulu. Kau ada rekomendasi lagu yang bisa temanmu mainkan."

Jaehyun mengangguk. Yakin dengan pilihan lagunya.

"I like me better." Dia menggerakan matanya, memandang Taeyong. "When i'm with you."

Taeyong memasang wajah muaknya, bahkan memberikan juluran lidahnya ketika Jaehyun memberikan kedipan matanya.

Will We Stay Like This?Where stories live. Discover now