Diana POV
Kuraih tubuh Mario, badannya sedikit panas. Kukecup keningnya pelan. Kuraih payudaraku dan menyusuinya. Dengan lahap Mario mengemut putingku. Mario sudah sedikit tenang. Kuraih telepon rumahku dan menghubungi Tess.
"Mario sedikit demam. Aku tidak bisa keluar Tess." Kataku kemudian.
"Apa kamu tidak membawanya kerumah sakit?"
"Yah. Aku akan melihatnya dua jam ini."
"Oke. Kabari aku terus."
"Oke. See ya." Aku menutup teleponku dan kembali menoleh kearah Mario yang perlahan tertidur kembali. Kubaringkan Mario dan kukecup keningnya. Tubuhnya masih sedikit panas. Aku keluar kamar ingin mengambil obat demam, Luis sudah pergi. Aku bernapas lega. Bayangannya bersama dengan banyak wanita kembali membayangiku. Aku tidak ingin Mario tumbuh mengetahui fakta itu. Kuganti bajuku dengan celana pendek dan kaos yang sedikit longgar.
Kubaringkan tubuhku disamping Mario yang tertidur. Wajahnya sangat mirip Luis. Aku bisa mengatakan bahwa dia seperti kembaran Luis. Aku tersenyum tenang. Kukecup wajahnya lagi. "Ada Mama disini. Papa tidak akan pernah bisa merebutmu dari mama." Kupeluk tubuhnya erat. Setelah dua jam, demam Mario tidak turun juga. Aku menelepon taksi dan menuju rumah sakit. Dirumah sakit, aku menunggu giliran sambil terus memeluk Mario erat.
"Nyonya." Panggil seseorang. Aku menoleh.
"Jim." Kagetku. "Apa yang kamu lakukan disini?"
"Tuan Luis mengutus saya." Jim kemudian mendekatiku. "Saya sudah menyelesaikan administrasi. Tuan muda bisa menemui dokter sekarang." Aku ingin kembali berdebat ketika aku melihat Mario. Aku bangkit dan menuju ruangan dokter.
"Ini tumbuh gigi, Ibu. Pastikan Mario memakan banyak buah dalam menunya." Kata dokter. Aku bernapas lega dan mengecup pipi Mario. "Dia anak yang sehat dan kuat. Detak jantungnya normal dan berat serta tinggi badannya diatas rata-rata."
"Terima kasih dok."
"Dia akan mulai mengigit apapun disekelilingnya. Saya menyarankan menyediakan benda lunak disekitarnya seperti dot."
"Baik." Kataku menyalami dokter dan keluar dari ruangan. Jim membantuku mengambil obat Mario. Sepanjang perjalanan Jim hanya diam.
"Luis masih disini?"
"Iya, Nyonya."
"Dimana?" Jim masih diam. "Jim! Dimana?"
"Tuan membeli rumah satu blok dari rumah anda."
"Ha. Dia benar-benar keras kepala." Aku menenangkan Mario yang mulai bergerak.
"Mungkin ini bukan urusan saya untuk berbicara tetapi semenjak anda pergi, selama dua bulan lamanya tuan tidak pergi ke kantor dan hanya menghabiskan waktu dirumah mencari anda."
KAMU SEDANG MEMBACA
Peach Love (COMPLETED)
RomanceWARNING!!! 21+ (Sudah di peringatkan ya. Jangan ngeyel yang belum cukup usia.) *Belum diedit sedikitpun. Penuh gramatikal eror.* 17 tahun Diana Santoyo harus hidup mandiri sejak usia 12 tahun. Kedua orangtuanya telah meninggal dan menjadikan Diana s...