SEBELAS

38.7K 1.3K 18
                                    


Diana POV

Setelah insiden foto itu Luis menyuruh Jim untuk memblokir semua nomor wanita-wanita yang pernah menjadi teman tidurnya. Liburan bulan madu selama seminggu itu kujadikan kesempatan untuk menyenangkan diriku sendiri. Aku menyadari, hanya dengan foto aku sudah cemburu seperti itu dan sulit mempercayai Luis. Sementara hubungan badan kami tetap berjalan seperti yang sebelumnya. Aku hanya semakin sulit mempercayai diriku untuk menumbuhkan perasaanku pada Luis. Aku takut akan jatuh lebih keras lagi.

Satu bulan tinggal bersama orangtuanya, kami menempati penthouse yang tidak terlalu jauh dari kantor PT. BTG dan kantor utama Luis. Aku menjadi CEO dari PT. BTG sekembalinya kami dari Bali. Operasi ayah berhasil dan saat ini dalam masa pemulihan di Thailand. Keluarga ayah disana meminta ayah untuk dirawat bersama mereka mengingat aku akan sulit menangani ayah dan perusahaan. Aku berjanji akan mengunjungi ayah sesering mungkin. Setiap jam istirahat, Luis atau aku yang harus bergantian datang kekantornya. Waktu berjalan sangat cepat, BTG perlahan mulai bangkit. Markus mengajariku mengelolah perusahaan dan kesempatan itu tidak aku sia-siakan. Setiap weekend kami akan menginap dirumah utama agar orangtua Luis tidak merasa terlalu kesepian.

"Rumah baru kita akan selesai dalam dua minggu depan." Kata Luis ketika kami sedang makan di kantorku. Aku harus menghadiri rapat jam 1 hingga tidak bisa makan diluar. Aku mengangguk mendengar penjelasan Luis. Sejak 2 bulan lalu meninggalkan rumah utama, Luis sudah sering mengajakku ke rumah kami yang sedang dibangun. Rumah itu sangat mewah dan besar. Lebih tepatnya mension. Dengan 2 kolam renang, jacuzzi disetiap kamar, taman, lift, landasan helipad, botanical garden dan tak lupa bagasi besar untuk koleksi mobil Luis. Aku menggeleng-gelengkan kepalaku takjub akan koleksi mobilnya. Mension itu terdiri dari 4 lantai dan setiap lantai ada sekitar 8 kamar. Setelah menghabiskan makananku, aku bangkit berdiri dan mengumpulkan berkasku. Dengan sengaja kubuka kancing blouse ku hingga memperlihatkan payudaraku yang ranum. Aku menyadari itu tindakan salah. Luis sudah menatapku penuh hasrat. Didekatinya diriku dan direngkuhnya pinggangku.

"Aku ada meeting jam 1, sayang." Kataku membuat jarak dengan tanganku. Luis tetap tersenyum nakal.

"10 menit cukup." Aku menatap matanya lama dan kemudian mencium bibirnya dalam. Kami sudah sering melakukan seks dalam kantorku sehingga aku memesan kunci dengan remote. Aku tidak ingin tiba-tiba karyawanku masuk dan melihat kami telanjang. Ciuman kami semakin panas. Aku menungging sambil berpegangan dengan meja mahoganiku. Luis mengangkat rokku hingga kepinggangku dan mengeser kesamping celana dalam hitamku. Dielusnya pelan vaginaku. "Sudah sangat basah."

"Sayang... Kita cuma punya 10 menit. Cepat." Kataku menghentikannya bermain lama dengan kewanitaanku. Dibukanya celana kainnya. Penisnya sudah sangat mengeras. Dengan satu hentakan penis itu masuki vaginaku cepat. Napas Luis berat dan menderu saat menunggangi kewanitaanku. Aku menggerakkan ototku menjepit penisnya membuat Luis mengerang keras. Aku harus membuat Luis mencapai orgasmenya cepat. Setelah 10 menit Luis menyemburkan spermanya dalam vaginaku. Luis menimpaku dan kami berdua berusaha mengatur napas kami masing-masing. Kuraih tissu dan membersihkan cairan kami di kejantanan Luis dan kewanitaanku. Kami memperbaiki pakaian kami. Dan kemudian Jean, sekretarisku mengetuk pelan. "Masuk."

"Ibu, para tamu sudah hadir." Katanya kemudian.

Aku mengangguk dan meraih paperworkku. Aku menyuruh Jean untuk kembali bekerja. Kuhampiri Luis yang sudah duduk kembali di sofa. "Aku harus pergi sekarang." Kuraih wajahnya dan kukecup pelan bibirnya.

"Aku juga akan kembali ke kantor. Aku jemput sore ini jam 6, oke?" Dipeluknya pinggangku erat. Aku mengangguk kemudian. "I love you." Luis berbisik.

Aku mengangguk lagi sambil tersenyum. Aku mengantar Luis keluar. Didalam ruang meeting, aku bertemu dengan client baru. Seorang perawakan tinggi dan tampan. Tidak setinggi dan seatletis Luis tapi aku bertaruh, sekretarisku Jean sudah tersenyum dari tadi disampingku. Aku menghampirinya dan berjabat. "Suatu penghormatan bertemu dengan CEO secantik ini, Diana. Saya Dehan."

Peach Love (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang