Diana POV
Aku terbangun merasakan tubuhku yang keram. Hampir setengah tubuh Luis menindihku. Aku bergeser sedikit dan melepaskan diri. Saat melangkah menuju kamar mandi, aku merasakan perih di area kewanitaanku. Kubasuh dengan lembut menggunakan air hangat. Setelah 10 menit, aku masih menikmati air hangat yang menguyur tubuhku. Sebuah tangan memelukku erat. Luis mencium leherku pelan. Dia juga dalam keadaan telanjang sepertiku
"Bagaimana tubuhmu?" Tanya lembut.
"Sedikit perih di area itu."
"Aku akan mengantarmu kedokter."
"Tidak perlu. Aku mendengar perih ini akan hilang dalam 24jam." Kataku tersenyum. Kuelus lengannya dengan lembut. Luis masih meletakkan bibirnya di leherku. Kami menikmati guyuran air hangat dalam diam.
"Aku harus ke kantor hari ini menyelesaikan semua urusan kantor sebelum bulan madu kita. Maukah kamu ikut?" Luis membalikkan tubuhku "Please...." Aku meraih wajahnya dan mengecup bibirnya pelan lalu mengangguk. "Kita butuh belanja untuk mengisi kamar gantimu."
"Ah..aa. No. Aku punya banyak baju. Aku hanya akan mengambilnya dirumah."
"Aku tetap akan membelikanmu."
"Luis..."
"Sayang... Panggil aku sayang." Luis tersenyum bahagia.
"Oke. Sayang, kamu membuang-buang uang. Aku bahkan tidak punya waktu untuk memakai semuanya."
"Baiklah tetapi jika ada baju yang kusuka, aku tetap akan membelikanmu yah."
"Oke." Luis menciumku dalam, dimatikannya guyuran air dan menempelkanku ke dinding kamar mandi aku merasakan kejantanannya menempel erat di perut bawahku. "Aku membutuhkan kamu lagi " bisiknya serak. Mendengar suaranya bulu kundukku merinding. Tanpa sadar aku sudah membalas ciumannya. Luis mengangkat kaki kiriku dan memposisikan penisnya yang tegang di arah kewanitaanku. Aku masih tidak percaya benda itu dapat masuk kedalam diriku. Dengan satu kali hentakan, seluruhnya melesak masuk. Aku masih merasakan perih. Luis menatapku kuatir namun kuraih wajahnya dan mencium bibirnya. Luis mendapat lampu hijau dariku dan mulai mengerakkan pinggulnya maju mundur. Aku masih tidak percaya berapa banyaknya tenaga Luis. Setelah 15 menit, orgasmeku tiba disusul Luis kemudian. Menyemburkan seluruh benihnya dalam tubuhku. Saat dia menarik kejantanannya keluar, cairan kami mengalir diantara kedua pahaku. Luis kembali menciumku dalam.
Luis POV
Setelah percintaan panas kami pagi ini dikamar mandi, aku mengajak Diana mengikuti ke kantor utamaku. Dan lagi-lagi aku terlibat pertengkaran kecil mengenai baju yang kubelikan.
"Ini terlalu mahal! Toh hanya baju." Diana menunjukkanku label di area belakang dress tersebut bertuliskan Tax Saverio. Aku meraih tubuhnya yang hanya mengenakan celana dalam dan bra. "Dan semua bra dan celana dalam di ruang ganti dari Victoria Secret. Itu terlalu mahal." Kuraih wajahnya dan kukecup bibirnya. Berusaha meredakan omelannya. Aku merasakan tubuhnya relax.
"Sayang...." Kutatap matanya lekat. "Semua baju, dress, sepatu, bahkan pakaian dalam yang ada disana tidak ada harganya bagiku. Aku ingin istriku hanya menggunakan barang-barang berkualitas. Kamu pantas untuk itu." Ku kecup lagi bibirnya. "Kita harus pergi sekarang, ada meeting yang harus kuhadiri jam 9." Kutuntun tubuhnya memasuki kamar ganti.
Kami tiba di kantor utamaku dengan 80 lantai keatas. Di sudut kirinya bertuliskan 'Batmajaya Inc.' Jim membukakan pintu untuk ku dan kuulurkan tanganku saat membantu Diana menuruni mobil. Dress peach itu menunjukkan lekuk tubuhnya yang seksi. Ditambah dengan heels 7 cm berwarna senada menampakkan kakinya yang jenjang. Tanganku melingkar posesif dipinggangnya. Kukecup bibirnya. Diana menatapku tak percaya. Pipinya merona malu. Aku menyukai kecantikan naturalnya. Saat ini dia hanya mengenakan lip gloss dan sedikit maskara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Peach Love (COMPLETED)
RomanceWARNING!!! 21+ (Sudah di peringatkan ya. Jangan ngeyel yang belum cukup usia.) *Belum diedit sedikitpun. Penuh gramatikal eror.* 17 tahun Diana Santoyo harus hidup mandiri sejak usia 12 tahun. Kedua orangtuanya telah meninggal dan menjadikan Diana s...