Luis POV
Aku melihat sekeliling. Tidak ada yang menarik. Hanya sekumpulan wanita yang berada di sekelilingku berusaha menarik perhatianku. Ron, pemilik Red Beach adalah salah satu teman kampusku. Ron memiliki banyak cabang selain bar ini.
"Hey babe." Sapa Jess manja.. mengambil alih perhatian. Jess adalah salah satu entertainer yang di sediakan Ron untukku. Dengan ukuran dada 38D, pinggang kecil dan pinggul besar. Ah.. kedua dada dan pinggulnya hasil implan. Meski palsu aku menikmatinya. "Kok bengong" Jess mulai mengusap-usap pahaku pelan. Semakin lama semakin keatas menyentuh jagoanku. Aku melirik Ron memberikan isyarat agar semua orang diruangan VVIP ini keluar. Ruangan tersebut hanya di desain dengan sofa cukup menampung 12 orang. Well... Aku menyukai hal tertutup jika menyangkut pemuasan jagoanku. Ron segera menyuruh semua ladies keluar dan membiarkan aku dan Jess berdua.
Setelah pintu tertutup, dengan cepat Jess duduk dipangkuanku dengan kedua pahaku di tengah kedua pahanya. Kucium keras Jess dan memasukkan lidahku kedalam mulutnya. Jess mengerang dan mulai membuka kemejaku. "A..aa...No." kulepas ciumanku dan memegang tangan Jes. Dengan bingung Jess hanya memandangku. "Cukup celana aja, apa yang di balik kemeja tidak boleh wanita seperti dirimu menyentuhnya." Kataku tajam dengan seringai. Sejenak Jess merasa terpaku tetapi dengan cepat kembali menciumku. Tangan Jess dengan cepat membuka resleting celana kainku dan mengelus penisku naik turun dari luar. Aku masih mengenakan celana dalam. Ciumku beralih keleher jenjang Jess menggigit pelan dan menyedotnya. Meninggalkan bekas merah. Jess mengerang keras. Aku membuka night dress yang di pakainya dengan menurunkan talinya dari bahu. Dress itu kini hanya di sekitar pinggangnya. Kuremas dengan keras payudaranya. Dan tangan kananku berusaha menurunkan celana dalam Jess. "Jess.. buka celana dalammu." Dengan senyum genit Jess turun dari pangkuanku dan membuka celana dalamnya perlahan sambil menari. Penisku semakin sesak. Di payudaranya tertinggal bekas remasan ku. Ketika celana dalam pink itu sudah terlepas Jess berlutut dihadapanku dan mengeluarkan penisku. Dengan tangan kecilnya berusaha menggenggam.
"Ehmmm.. seperti yang ladies itu gossipkan. Besar dan keras. " Jess menjilat bibirnya. Aku hanya tersenyum tipis. Ketika penisku sudah berada di mulut Jess, aku mengerang keras.
"Yes... Yes.. oh god." Kuraih rambut panjangnya dan mendorong kepalanya sehingga penisku semakin masuk kedalam mulutnya meski hanya seperempat saja. Mengingat penisku sangat besar dan panjang. Mendengar eranganku Jess semakin bersemangat menjilat menghisap dan sedikit menggigit. Sekitar 15menit, aku mulai merasakan aliran spermaku dan segera berdiri dan membungkus penisku dengan kondom. Jess sudah menungging memperlihatkan vaginanya yang basah.
"Babe... Kamu ga perlu pakai kondom itu. Aku pakai pil koq." Desah Jess memainkan jarinya di vaginanya.
Aku menghiraukan itu dan memposisikan penisku tepat di vaginanya. Dengan sekali hentakan, penisku tenggelam seluruhnya dalam vagina basah Jess.
"Argh!" Jess merintih kesakitan. Meski Jess bukan perawan tapi ukuran penisku bukan di bawah rata-rata dan aku percaya diantara kostumernya, akulah yang paling besar. "Shit! So big!" Jess merintih dan memegang kuat sofa. Aku mengerakan penisku keluar masuk dengan cepat. Napasku memburu dan erangan Jess semakin membuatku bersemangat menungganginya. "Oh... Oh... Cepat babe!" Jess semakin menggila dan meremas payudaranya sendiri. Aku mempercepat tempoku. Selama 10 menit kami melakukan doggy style dan pada saat itu Jess mengalami orgasme disusul aku tak lama kemudian. Kami terjatuh di sofa dengan napas terengah-engah. "Wow!" Kata Jess setelah napasnya kembali normal. Sementara aku sudah berdiri dan memperbaiki celanaku. Kondom yang penuh dengan spermaku segera kuikat dan memasukkannya di dalam tong sampah. Jess pun memperbaiki dressnya. Rambutnya sudah acak-acakan. "Babe... Telepon aku kapanpun yah" katanya manja dan berdiri menuju kearahku dengan mengecup bibirku pelan. Aku hanya diam dan duduk di sofa kembali. Menuangkan kembali alkohol kedalam gelasku. "Dan next... Ga usah pakai kondom yah. Aku uda pil koq. ku ingin merasakan secara langsung saat vaginaku dan... Ehmmm... Penis lezatmu bersentuhan tanpa penghalang." Jess mengelus naik turun bisep ku yang terlahir karena olahraga karate, taekwondo dan gym yang setiap hari aku lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Peach Love (COMPLETED)
عاطفيةWARNING!!! 21+ (Sudah di peringatkan ya. Jangan ngeyel yang belum cukup usia.) *Belum diedit sedikitpun. Penuh gramatikal eror.* 17 tahun Diana Santoyo harus hidup mandiri sejak usia 12 tahun. Kedua orangtuanya telah meninggal dan menjadikan Diana s...