Luis POV
Aku bangun dengan kepala sakit luar biasa. Tempat tidur disebelahku dingin, Diana pasti sudah bangun sejak tadi. Aku duduk dipinggir tempat tidur. Diana pasti mengganti bajuku, aku tersenyum lembut. Diana tidak pernah membiarkanku tidur dengan baju yang sama seharian. Sebuah kertas menarik perhatianku dimeja lampu kuraih dan kudapati cincin pernikahan Diana. Perasaanku mulai tidak nyaman, kubaca cepat kertas itu:
'Saat kamu membaca ini aku sudah tidak berada disana bersamamu.
Aku rasa cukup sudah kita menahan diri akan pernikahan ini. Aku meminta maaf karena pernikahan ini tidak pernah membahagiakan kamu ataupun diriku.
Seluruh aset BTG dan kartu kreditku ada di ruang ganti.
Aku berjanji tidak akan pernah hadir lagi dihidupmu.
Sampaikan salamku untuk papi dan mami.Diana S.'
Aku berlari kencang-kencangnya. Duniaku bagai runtuh. "DIANAAAAA!!!!!" Suaraku menggelegar diseluruh ruangan. Jim, Jo, Has, Norman datang menghampiriku. "DIMANA ISTRIKU?" Kataku sambil memegang kepalaku. Sakitnya luarbiasa.
"Dia ada dikantor, tadi subuh dia pergi kesana." Jim menjawab itu.
"Cepat temukan dia! Jika kalian gagal, kepala kalian gantinya." Aku kembali duduk di sofa, kupanggil pelayanku untuk memberiku obat anti nyeri. Kepalaku sangat sakit begitupula hatiku. Kukepal tanganku keras. Gelas tadi malam yang pecah sudah dibersihkan. Setelah 30menit Jim meneleponku.
"Nyonya tidak ada dikantor."
"Brengsek!" Aku mematikan telepon dan menghubungi Ray. "Temukan istriku sekarang juga. Lacak telepon atau identitas untuk mendaftar di penerbangan."
"Itu agak sulit bro. Ga bisa cepat."
"Aku gandakan bayaranmu."
"Ini bukan masalah bayaran. Aku memang tidak bisa secepat itu. Paling cepat dalam 2 jam ini."
"Sh*t!" Aku menyisir rambutku cepat. "Oke." Aku tidak bisa tenang, aku begitu sangat takut. Aku berjalan bolak-balik diruang kerjaku. Mengapa Diana pergi? Apa karena pertengkaran kami? Kontrasepsi? Apa sekeras itu dia tidak menginginkan anak denganku? Jam menunjukkan pukul 1 siang. Aku tidak bisa makan. Seluruh pengawal kukerahkan mencari Diana namun belum ada jawaban. Iphoneku berbunyi.
"Gimana Ray?"
"Handphonenya aktif jam 10 malam terakhir kemarin dirumahmu sekarang. Kartu kreditnya aktif digunakan terakhir 2 hari lalu. Dan dia tidak menaiki penerbangan apapun. Tidak ada jejak penggunaan kartu identitasnya."
"Damnnnn!" Teriakku frustasi. "Oke." Aku memutuskan telepon. Aku menuju bar dan menuangkan whiski. Aku menangis disana. Aku tidak menyangka Diana akan pergi saat aku tertidur. Aku menghabiskan banyak minuman dan tertidur dilantai. Jim membangunkanku.
"Tuan...lantai ini dingin. Mari saya antar ke ruangan tidur anda."
"PERGIIIIIIIIIII!!!" Aku melempar botol minuman didinding dan sedikit mengenai wajah Jim. Wajahnya terbaret. Jim menunduk hormat meninggalkanku yang kembali menuangkan alkohol.
Diana POV
Sudah 3 bulan aku hidup di salah satu kabupaten terpencil di Kalimantan yaitu Penajam Paser Utara. Tess memintaku beristirahat sampai aku melahirkan dulu. Usia kandungan sudah hampir 8 bulan. Tess sedang bekerja di Balikpapan untuk membangun salah satu mallnya yang terkenal. Dengan rutin aku mengecek kandunganku, bayiku berjenis kelamin laki-laki dan sangat sehat. Aku tidak berhubungan secara langsung dengan Tess tetapi menggunakan pelayan yang disewanya untuk menjagaku. Tess tetap ingin aku bersembunyi dari Luis dan Keluarganya. Menggunakan telepon bisa dilacaknya. Aku membeli sebuah rumah melalui pelayanku. Rumah ini sangat indah dengan 2 lantai dan kolam renang kecil. Aku mengikuti senam dengan berenang sambil mengikutinya di youtube. Ini membantuku saat persalinan nanti. Setiap malam aku merindukan Luis apalagi saat bayi kami mulai aktif menendang. Aku berharap dia selalu menemaniku saat bersalin. Mengandung sungguh mengerahkan tenaga. Bayiku sangat besar dan kandunganku pun begitu. Bidan menyaranku untuk operasi caesar nantinya. Tetapi aku berharap dapat melahirkan normal. Kota ini tenang dan sangat cocok untukku membesarkan bayiku. Aku mulai perlahan bekerja sedikit demi sedikit, aku masih memiliki banyak tabungan tetapi aku tidak bisa membiarkan itu habis. Aku ingin merawat anakku dengan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Peach Love (COMPLETED)
RomanceWARNING!!! 21+ (Sudah di peringatkan ya. Jangan ngeyel yang belum cukup usia.) *Belum diedit sedikitpun. Penuh gramatikal eror.* 17 tahun Diana Santoyo harus hidup mandiri sejak usia 12 tahun. Kedua orangtuanya telah meninggal dan menjadikan Diana s...