"Khiya, ada permen nggak?" tanya Bayu, teman satu departemen Khiya, yang duduk berhadapan dengannya. Senyum jenaka bayu yang memperlihatkan deretan gigi putihnya, hanya dibalas cibiran oleh Khiya.
"Modal dong lo, Bay. Tiap hari minta permen mulu. Emang kurang komisi dari supplier lo?" omel Khiya, meskipun tangannya tetap sibuk merogoh isi kantung tasnya, di mana dia biasa menyimpan berbagai jenis permen.
Khiya memang selalu sedia permen di kantung celana atau tasnya. Permen-permen itu membuat Khiya bisa terus terjaga, di saat dia merasa ngantuk di kala meeting atau lembur. Selain itu, Khiya juga suka mengalami mual dan pusing saat naik mobil. Dan, permenlah yang selalu membantunya untuk menghilangkan rasa tidak enak itu.
Makanya di kantor dia dijuluki Ms. Candy.
"Sompral maneh kalau ngomong! Didenger bos bisa nyaho aing!" gerutu Bayu sambil melirik ke ruangan bos galak mereka yang pintunya terbuka.
"Ups, sowrryyy," ucap Khiya sambil terkikik pelan. "Nih, cuma ada ini di tas gue. Belum jajan lagi gue." Khiya menyodorkan sebatang lolipop rasa stroberi kepada Bayu.
Bayu menerimanya dengan wajah sumringah. "Nah, demenan aing ini."
"Kelihatan sih, Bay. Lo demennya ngisep bukan diisep," sahut Chakra yang duduk di sebelah Khiya sambil tertawa kencang.
"Chakra berisik!" seru Winna sambil melempar kepala Chakra dengan sebuah penghapus.
Yang dilempari mengusap-usap kepalanya dengan bibir manyun. "Sakit tahu!"
"Daripada aku lempar kamu pake CPU?"
"Aku, kan, lagi ngejekin Bayu, kenapa kamu yang sewot coba?" protes Chakra tidak terima.
"Suara kamu kencang tahu, nggak? Ganggu konsentrasi aku masukin PO (Purchase Order)!" jawab Winna tidak mau kalah.
"Ya, tutup aja kuping kamu pakai earphone. Biasanya juga kerja sambil streaming drakor!"
"Kalau aku ada kuota, aku juga lebih milih nonton drakor dari pada dengerin suara kamu yang jelek itu!"
"Oh, ini kode biar aku beliin kamu kuota ya? Nggak ada! Aku nggak sudi uangku dipakai buat kamu fangirling oppa-oppa nggak jelasmu itu."
"Siapa juga yang minta sama kamu? Nggak sudi!"
"Deuh, pertikaian rumah tangga. Saya suka melihat keributan," ucap Bayu memanas-manasi.
Khiya cuma bisa geleng-geleng kepala melihat Chakra dan Winna yang beradu mulut seperti biasa. Padahal keduanya adalah suami dan istri, tapi mereka tidak pernah akur sejak dulu. Entah seperti apa keduanya kalau sedang di rumah.
Adu mulut juga. Tapi, di ranjang.
Khiya jadi tertawa sendiri membayangkan hal itu. Mukanya bahkan memerah akibat pikiran kotornya yang muncul di siang bolong seperti ini.
"Jihan Sakhiya, ke sini kamu sekarang!" panggilan dengan suara lantang dan tegas itu membuat departemen mereka, Purchasing, mendadak sunyi.
Semua mata menatap ke arah Khiya yang beranjak dari kursinya dengan gontai. Mereka tahu, kalau bos mereka sudah memanggil nama lengkap rekannya itu, pertandanya cuma satu. Khiya akan diomeli oleh bosnya seperti biasa.
"Tutup pintunya!" tegas bosnya itu saat Khiya melangkah masuk ke ruangan.
Khiya menutup pintu ruangan, sebelum berjalan menghampiri meja lelaki galak yang saat ini sedang menekuri kertas-kertas di tangannya. Khiya kemudian duduk di hadapannya, menunggu lelaki itu bersuara.
"Kamu yang buat PO untuk pembelian spare part mesin C?" tanya bosnya tanpa menatap Khiya. Lelaki itu selalu begitu saat berhadapan dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Been Through
RomanceThe couples that are meant to be, are the ones who go through everything that is meant to tear them apart, and come out even stronger -Anonim- Dibalik harmonis dan indahnya suatu hubungan, ada berbagai konflik yang harus dihadapi. Pertanyaannya adal...