7. 10 Years

39.3K 4.1K 419
                                    

Sabtu berikutnya, seperti janji Kavin, pemuda itu menjemput Khiya pagi-pagi sekali, bahkan saat matahari belum sepenuhnya terbit, untuk mengajaknya ke suatu tempat yang tidak dia sebutkan. Sampai akhirnya mereka sampai di Pelabuhan Marina, barulah Khiya mengerti apa yang akan mereka lakukan seharian ini.

Ya, Kavin mengajaknya untuk berwisata ke pulau Macan. Salah satu pulau di kepulauan Seribu, yang besarnya kurang lebih satu hektar. Hanya empat puluh orang beruntung yang bisa menikmati pulau indah itu dalam sehari. Dan, selama seharian, mereka akan merasakan pulau pribadi eksklusif yang jauh dari keramaian.

Khiya tidak akan bertanya berapa besar biaya yang Kavin keluarkan untuk membawanya ke tempat itu. Yang Khiya tahu, setelah ini, gadis itu akan mikir-mikir lagi kalau diajak pergi Kavin. Masih SMA saja sudah mengajaknya wisata ke pulau pribadi, bagaimana nanti? Ke bulan kali, ya, pikir Khiya.

"Pakai pelampungnya! Jangan bengong!" tegur Kavin saat mereka bersiap untuk menaiki kapal yang akan membawa mereka menyebrangi lautan.

"Masih aja galak udah mau liburan gini," gerutu Khiya sambil memasang pelampung.

Setelah Kavin dan Khiya memasang pelampung dan duduk di bangkunya masing-masing, speedboat yang dikendarai satu orang pengemudi pun mulai berjalan. Menerjang lautan biru, menuju pulau yang berjarak 90 menit dari Pelabuhan Marina itu.

Setelah perjalanan panjang, akhirnya mereka sampai di Pulau Macan. Begitu menginjakkan kaki di sana, mereka langsung disambut petugas yang membawakan welcome drink berupa fruit punch dingin yang menyegarkan. Khiya menghabiskan minumnya sekali teguk. Udara yang mulai panas, membuatnya kehausan.

Petugas kemudian menjelaskan agenda mereka yang pertama, yaitu snorkeling. Meskipun mereka bisa memakai pakaian renang biasa untuk melakukannya, tapi Kavin menyuruh Khiya memakai baju menyelam. Pemuda itu tidak ingin kulit putih Khiya memerah. Matahari yang terik saat itu bisa membuat kulit siapa pun terbakar.

Khiya yang sudah selesai memakai baju renangnya dan sedang memerhatikan petugas yang sedang memberikan arahan pada wisatawan lain, tiba-tiba terpekik kaget saat merasakan sensasi dingin di kedua pipinya. Tanpa dia sadari, rupanya Kavin mengusapkan sunblock di wajahnya.

"Gue bisa sendiri, Vin!" protes Khiya berusaha menghindar dari tangan Kavin.

Namun, Kavin bergeming di tempatnya. Dia terus meratakan sunblock di wajah Khiya tanpa peduli protesan gadis itu. "Nggak usah kebanyakan gerak. Dari pada muka lo gue bikin cemong," ucap Kavin datar.

Melihat percuma saja memberontak, Khiya pun akhirnya membiarkan Kavin mengolesi wajahnya dengan sunblock. Selagi Kavin melakukan pekerjaannya, Khiya berusaha keras untuk tidak menatap wajah tampan pemuda yang tampak begitu serius memandangi dirinya. Namun, usaha itu gagal, karena pada akhirnya Khiya malah menatap Kavin tanpa berkedip.

"Kalau lo masih ngelihatin gue terus kayak gitu, jangan salahin gue kalau gue khilaf dan nyium lo," goda Kavin sambil menyeringai kecil.

"Pede!" sungut Khiya sambil menepis tangan Kavin yang sedang mengusap pipinya. Khiya lalu berjalan menjauh, berusaha melarikan diri agar Kavin tidak melihat wajah memerahnya saat ini.

Sedangkan, Kavin hanya tertawa melihat gadis yang salah tingkah itu.

Beberapa saat kemudian, Khiya kembali muncul sambil berlari kecil. Dia tampak begitu bersemangat ingin memperlihatkan sesuatu pada Kavin. Kavin tersenyum geli mendapati wajah Khiya yang hampir tertutup seluruhnya oleh kaca mata snorkel yang berukuran besar.

"Vin, lihat deh." Khiya lalu menunjukkan wajah lucunya kepada Kavin, yang membuat pemuda itu tertawa.

" Khiya lalu menunjukkan wajah lucunya kepada Kavin, yang membuat pemuda itu tertawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Been ThroughTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang