PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Kegombalan) #O1
Edisi: Investasi dan Pasar Modal
RenjunAnakAkuntansi!AU
JaeminAnakHukum!AUWarning: Konten berisikan istilah-istilah dalam IPM.
############
Terhitung dua hari sebelum diadakannya kuis pra-sesi kelas Investasi dan Pasar Modal. Renjunㅡseorang mahasiswa yang menekuri bidang akuntansiㅡpun menghela napasnya samar sebelum memoroskan atensi penuhnya pada layar gawai yang menampilkan buku elektronik karangan Bodie dan kawan-kawan. Jangan salah mengira, helaan napas sang pemuda Huang bukanlah penanda kejemuannya terhadap materi yang akan diujikan, namun pada sesosok pemuda jangkung yang tengah duduk di hadapannyaㅡyang hingga kini tidak meluputkan atensinya dari Renjun barang sedetik pun.
“Kamu tahu kapan harus berhenti menatapku seperti itu,” gumam Renjun dengan sedikit geram.
“Memangnya kenapa? Bukankah kamu terbiasa untuk mengabaikanku, Injun-ah?” tanya sang pemuda dengan ringan.
Renjun tertohok. Tetapi dengan cepat ia menetralisir segala bagai emosinya yang hampir mencapai ubun-ubun.
“Terserah,” gerutu Renjun yang kini memilih untuk tak lagi peduli.
Keheningan menyergap kubikus yang ditempati oleh keduanya. Renjunㅡdengan segala kegigihannyaㅡberupaya untuk tidak menyampirkan atensinya pada sang pemuda di hadapan yang juga berlaku serupa; dalam artian tetap menekuri kegiatan memperhatikan kontur wajah juga air muka Renjun yang berubah saban tujuh hingga delapan menit sekali.
Tetapi agaknya sang pemuda menyerah. Ia mulai mengeluarkan gawainya dan tenggelam di dalamnyaㅡsetidaknya itu yang tampak dari penglihatan kilat Renjun.
“Nana pada Galaksi, ganti.”
Rupanya perkirannya keliru. Renjun berdecak sebal tanpa sekedar meyusahkan dirinya untuk menanggapi sang pemuda Na dengan serius. “Huang Renjun,” tegasnya.
Jaemin terkikik samar. Kendati dirinya tidak mendapatkan sambutan hangat dari si manis, namun hatinya tak henti bersorak karena Renjun tidak benar-benar mengabaikannya.
“Boo, letak perbedaan real assets dan financial assets?”
Pertanyaan Jaemin membuat alis sebelah kanan Renjun terkatrol samar. Bukan apa-apa, namun bukankah terlampau ganjil bagi Jaemin yang notabenenya menyandang titel ‘mahasiswa hukum’ mempertanyakan salah satu poin penting dalam materi investasi?
“Kenapa bertanya?” tanya Renjun sembari megernyitkan kening dan memiringkan kepalanya. Praktis membuat Jaemin mengulum senyumㅡmenahan diri untuk tidak membawa Renjun ke dalam dekapannya dan mengecupi hidungnya.
“Jawab saja. Anggap aku sedang membantumu untuk mereviu materi untuk kuis kelas investasi dan pasar modal nanti.”
Kedua sudut bibir ranum Renjun tertarik samar. Terkadang dirinya luput dari kebiasaan-kebiasaan ‘unik’ Jaemin yang selalu mampu membuat hatinya menghangat. Perlukah ia jabarkan beberapa di antaranya?
Baiklah. Pertama, Jaemin tidak pernah mengeluh kala Renjun terlampau sibuk berjibaku dengan kegiatan organisasi maupun studinya. Ini bukan kali pertama Jaemin menemani Renjun untuk belajar. Kendati dirinya akan (dan sudah dipastikan) diabaikan, ia tetap melakukannya.