Ini terjadi saat gue masih SMA.
Sedang enak-enaknya tidur, telinga gue menangkap dering ponsel menandakan alarm sudah menunjukkan pukul lima pagi. Gue bangun, sedikit menggeliat demi meregangkan otot, dan tak lupa meraba-raba wajah takut-takut ada iler menempel.
Perlahan gue menuruni anak tangga kasur, menemukan seseorang masih terlelap tidur di kasur bawah dengan posisi yang sangat berantakan. Selimut melilit tak beraturan di badannya, guling agak terbuang di tepi kasur, serta bantal menumpuk di perut. Ya, begini kebiasaan Azka.
Oh, ya, gue dan Azka sekamar. Kasur kami model kasur tingkat. Gue memilih kasur yang atas, sementara Azka di bawah yang tentunya gue paksa.
Gue menepuk kaki Azka. Keras. Sengaja, karena Azka memang kebo. Tadi sekitar jam 1 malam saja, gue masih mendengar suara TV menyala. Apa lagi kalau bukan main Play Station?
"KAK AZKA, BANGUUUN! UDAH JAM LIMAAA!" teriak gue sambil menggebuk-gebuk badannya secara brutal. Pokoknya gue kayak lagi gebukin maling. Walau sebenarnya gue belum pernah gebukin maling beneran, sih. Kalau beneran terjadi, bukannya ngegebukin, yang ada mungkin gue malah pipis di celana karena saking paniknya, ya.
Gue kira cara begitu berhasil, ternyata nggak. Dia bergerak sedikit, gue kira bangun, eh malah ganti posisi jadi membelakangi gue. Buset. Kalau kayak gini, nih orang cocok main sinetron. Judulnya Azab Susah Bangun Tidur.
Sebab gue sudah mulai lelah, daripada membuang-buang waktu, akhirnya gue bergegas lebih dulu. Sesampainya di lantai bawah, gue melihat Kakang Ammar sedang sibuk masak membantu Bunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Patah Hati Setengah Komedi
Humor"Bun, semasa remaja Bunda pernah nangis gak?" tanya Azya, lagi makan batagor. Bunda diam sebentar. Nampak mengingat-ingat sesuatu. Seulas senyum lantas terlukis di bibirnya, beliau menjawab, "Pernah. Bunda suka." Kening Azya berkerut tak mengerti. B...