CATATAN KOPI 8 : Peduli? Untuk apa?

124 26 1
                                    

Setiba dirumah, kutaruh makanan yang kubeli. Serasa nafsu makanku hilang. Ku tinggalkan nasi bungkus dan pergi mandi, setelah selesai aku langsung pergi untuk tidur. Jujur saja, hari itu aku sangat lelah.

•••

Esoknya, kulakukan rutinitasku dikedai seperti biasa, dan hari - hari pun berlanjut seperti sebelumnya. Kali ini aku ditemani Fira dikedai ini.

Tak lagi ku hiraukan perihal hati, atau tentangnya. Meski beberapa kali terlintas dalam otak, dalam benak, dalam bayang yang semakin pekat.

"Mas? Tumben Wulan ngga kesini ya?"
"Mas?"
"Mas Ginan?!" Sambil menepuk pundakku.

"Eh iya, apa? (Dengan nada kaget)"

"Mas ginan itu kenapa sih? Serius banget ngelamunnya, mikirin saya ya? hehe (dengan tawa yang meledek)"

"Iseng banget sih (Aku mencubit hidungnya)"

"Mas, gimana kabar hubungannya dengan mba Wulan?"

"Kabarnya ya? Hmm.."

"Apa?" Tanya Fira menyelidik.

"Kita bahas yang lain aja ya?" Pintaku dengan sedikit senyum palsu.

"Okee mas" Sambil mengangguk bingung.

Obrolan kami pun tetap berlanjut hingga siang hari, dan obrolan pun ditutup dengan ramainya para pelanggan yang datang. Kau tau? Ya sekedar santai atau merefleksikan otak tentunya. Kulihat wajah - wajah mereka yang bersenda gurau menutupi beban hidup, bercerita banyak hal; ada yang membicarakan para petinggi dikantornya, ataupun tentang makanan dikantin dalam kantor mereka, atau para mahasiswa yang membahas tugas yang tak karuan. Aku menikmati dan mendengarkan setiap perbincangan mereka, meskipun samar - samar.

Setidak-tidaknya,
Keramaian ini bisa mengalihkanku dari
hati yang patah karena ulahmu,
Dengan mudahnya meronce
semua harapan - harapan yang susah payah
kurangkai sedari awal bertemu.

•••

Tepat pukul 3, kedai sudah sepi. Hanya ada beberapa manusia disini. Yang sibuk bercengkrama dan berbagi cerita. Aku tersenyum, slogan yang kupasang sejak awal ternyata banyak yang melihat dan mempraktikannya. Tak ada meja yang diisi oleh orang - orang yang sibuk bermain ponsel, semua tertawa dan bercanda diiringi senyum yang merekah.

Aku sendiri sedang sibuk membersihkan alat - alat kopi dan cangkir tentunya. Fira? Kau bisa menemuinya berdiri disudut meja, berdistraksi dengan para pelanggan baru yang penasaran dengan menu - menu kopi kedai ini.

Tiba - tiba ada suara yang menyapa, suara yang tak asing..

" Hey nan.." Nayla Rupanya.

"Oh kamu nay, ada apa nih? Tumben kesini?" Tanyaku menyelidik.

"Ya tentu mau minum kopi-lah.. apa lagi memangnya? Sekalian ada yang mau saya bicarakan denganmu nan"

"Bicara soal apa?"

"Ya nanti saja, kamu ngga sibuk kan?"

Catatan Kopi In MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang