Diskusi Saling

164 14 1
                                    

Kokok merdu ayam jantan tetanggaku menjadi pertanda bahwa hari baru sudah tiba. Sekitar pukul 5 pagi aku bangun dan menjalankan ibadahku. Setelah selesai, aku pergi kekamar untuk melihat Aleeya dan dia masih tertidur dengan pulas, terlalu letih sepertinya, pintu pun ku tutup kembali. Kemudian aku mandi agar merasa segar kembali. Sekitar 10 menit aku keluar hanya memakai handuk yang menutupi setengah bagian tubuhku. Saat membuka pintu, aku kaget karena mendapati Aleeya sudah menungguku untuk bergantian menggunakan kamar mandi.

"Ehh maaf, tadi saya lihat kamu masih tidur dikamar"

(Sambil menutup matanya) "Iya, baru juga bangun kok nan. Tadi langsung mau mandi, eh ngga tau nya ada kamu. Ya jadinya nunggu disini. Yaudah sana gih pake baju, saya mau mandi"

"Iyaiya, yaudah gih sana" Aku pun pergi meninggalkannya.

Setelah selesai merapihkan diri, aku pergi kedapur untuk membuat sarapan, sambil sesekali berbicara kepada Aleeya yang berada dikamar mandi, karena jarak dapur dan kamar mandi pun tidak jauh.

"Aleeyaa" (Berbicara sedikit keras)

"Kenapa nan?" Sahutnya dari dalam kamar mandi.

"Mau sarapan apa?"

"Apa ajalah, maaf ngerepotin nan"

"Bawel, bosen denger itu terus dari semalem"

"Hahaha, yaudah masak gih. Laper tau"

"Iya ini mau masak mbaaa.."

Tak terdengar lagi suaranya, aku pun mulai memasak sarapan untuk kami.

Saat sedang asik memasak, tiba-tiba Aleeya mengagetkanku dari belakang.

"Udah belom mas? Laper nih hehe"

"Iya sabar, sedikit lagi selesai kok"

"Dari baunya, sepertinya enak nih" sambil tersenyum dan tetap memegang pundakku.

"Udah jangan diganggu, tunggu dimeja makan aja"

"Ihh galak" Sahutnya sambil berlalu ke meja makan.

Sekitar 10 menit, masakan pun sudah selesai dan kuhidangkan diatas meja. Kami makan dengan lahap dan saling berbagi cerita. Baik aku atau dia, tak ada yang sungkan untuk menceritakan segala hal. Aleeya cukup asik untuk teman diskusi dan berbagi, aku percaya saja padanya dan kuceritakan semua tentangku. Saking asiknya bercerita, tak terasa makanan kami sudah habis tak tersisa. Dia membereskan piring-piring yang ada dimeja dan pergi kedapur. Sekitar 10 menit dia kembali ke meja dengan dua gelas kopi dikedua tangannya.

"Nih cicipin buatanku juga dong" Aleeya duduk disampingku dan menaruh kedua kopi diatas meja.

Tanpa pikir panjang, langsung kusruput kopi itu.

"Enak yaa, kaya yang buat hehe"

"Huu gombal"

Kami tertawa-

"Maaf nan sebelumnya, bahasa aku kamu atau saya sepertinya agak sulit diterima, jadi serasa asing untuk se-usia kita sekarang"

"Jadi?"

"Lo gue aja kali ya biar kayak anak gaul haha, ga terbiasa ngomong bahasa formal gitu soalnya. Jadinya agak canggung"

"Dih so asik lo" Sambil mengacak-ngacak rambutnya yang sudah rapih.

"Ihh kan.. Resek lo" Memasang wajah cemberut.

"Eh gue mau nanya"

"Iya gue juga mau jawab. Tapi pertanyaan nya jangan susah-susah, gue belom belajar hehe"

Catatan Kopi In MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang