CATATAN KOPI 3 : Siapa Puan Itu?

225 27 2
                                    

Hari demi hari terlewati, semua berjalan dengan demikian adanya. Seperti biasa, beberapa yang mampir tetap sama, yang berlalu - lalang dalam kedai semakin bertambah juga. Fira berkata jika ia senang bekerja disini, tak membosankan dan tak juga merepotkan, aku sendiri senang jika ia tak ada keluhan ketika bekerja denganku. Jua ada beberapa orang yang menawarkan diri membantu persoalan keuangan atau pun ketenaga-kerjaan, tapi aku menolak secara halus, sebab aku tak ingin terlilit utang - piutang yang sulit, soal tenaga kerja? Ah, aku belum menemukan orang yang pas untuk sekarang ini, kecuali Fira. Mungkin nanti, hanya waktu yang menjawab semuanya.
Aku bersyukur karena semua berjalan dengan lancar, hasil dari berdagang ku sisihkan untuk membayar upah Fira, untuk modal esok hari, dan ku tabung untuk kebutuhanku, ada juga beberapa yang ku kumpulkan untuk diberikan kepada kedua orang tua ku. "Ya, hari yang sibuk akan terus berlanjut" Kataku dalam hati.

Aku duduk disalah satu kursi kedai, sambil mengerjakan tugas kuliah yang tak karuan. Fira yang melayani para pelanggan yang kebetulan sedikit sepi saat memasuki pukul 2 siang. Aku dan Fira sudah akrab sekarang, layaknya teman kecil yang lama tak jumpa. "Fir, emang lu ngga ada tugas kuliah apa? Kalo ada, biar gua yang jaga kedai" Tanyaku padanya.

"Ngga ada mas, semalem udah saya rampungin semuanya. Mas lanjutin aja tugasnya, toh kebetulan sepi kan? Jadi saya ngga bakal kerepotan"

"Oh yaudah kalo gitu, kalo ada apa - apa bilang gua aja ya"

"Siap mas" Sahutnya dari balik meja kasir.

"Pegawai yang sangat pengertian, hehe" Gumamku, sambil mengembangkan senyum.

Kemudian aku lanjutkan tugasku, tak ku pedulikan lagi orang - orang disekitar ku, yang terpenting tugasku segera selesai. Selang 1 jam kemudian aku istirahat sejenak, ku perhatikan sekeliling, tetap sama. Lalu pintu kedai terbuka, ada yang masuk. Kurasa aku mengenalnya, serasa tak asing bagiku. "Si kampret" Gumamku. Yang kumaksud adalah teman lamaku Frans, ia datang bersama seorang wanita. Dia tak melihatku yang duduk diujung kedai, kuperhatikan saja tingkah lakunya. Frans memesan secangkir americano dan teman wanita nya memesan cappuccino. Kemudian mereka berdua duduk tak jauh dari tempatku. Sebelum duduk, Frans melihat ke arahku dan kaget "Lu ngapain disini? Sendirian? Ia langsung menghampiriku.
"Iya sendirian gua. Ngerjain tugas, mumet. Makanya gua kesini aja. Gimana kabar lu? Kerjaan lu lancar?

"Yah jomblo. Sendiri melulu, hehe. Lancar semua, aman terkendali, kabar gua ya begini. Sehat - sehat aja, lu gimana? Kusut kaya nya ya, haha"

"Sial lu, tar giliran gua deket sama cewe jangan kaget, haha. Kabar gua? Ya begini - begini aja dari dulu, hehe"

"Hahaha, yaudah gua kesana dulu bentar" Dia menghampiri teman wanitanya dan kembali, kemudian ia berkata "Mel, kenalin ini Ginan. Yang sering gua ceritain sama lu, dia ini ahli soal kopi. Dia juga yang ngenalin gua sama kopi dulu"

"Oh ya? Saya Meli mas, Frans banyak cerita soal mas Ginan sebelumnya ke saya" (Seraya berjabat tangan)

"Iya, saya Ginan. Salam kenal"

"Gausah dengerin frans, semua yang dia omongin cuma gosip, hehe"

"Hahaha sial lu" Sahut Frans.

Ya, syukurlah. Si bawel yang ku kenal dulu tak pernah berubah.

"Ini kak, americano dan cappuccino nya" Ucap Fira yang datang menyuguhkan pesanan di atas meja.

"Mas juga mau kopi?" Fira bertanya padaku.

"Ah engga, nanti aja"

"Oke mas, kalo gitu saya balik ke sana lagi" Ucap Fira sembari berlalu.

Catatan Kopi In MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang