CATATAN KOPI 11 : Perkenalkan, Aleeya.

102 19 0
                                    

Aku pulang ditemani udara yang teramat dingin, melewati lika-liku jalan raya yang mulai renggang dan sepi, dan aku bernyanyi disepanjang perjalanan agar tak bosan. Saat hampir sampai didaerah tempat tinggalku, aku melihat ada pertengkaran dipinggir jalan, ternyata sepasang kekasih yang bertengkar. Dari jauh terlihat si pria menampar kekasihnya, aku segera menghampiri dan melerainya.

"Maaf, ada apa ini?" Tanyaku dengan santun.

"Lo siapa?! Ngga usah ikut campur!" Kata si pria, sedangkan si-perempuan hanya menangis kesakitan sambil memegang pipinya.

"Maaf mas, emang saya ngga punya hak. Tapi tolong jangan menyakiti perempuan mas"

"Halah, sok suci lo!" Sambil melayangkan pukulan kearahku.

Aku masih bisa menghindar dan balik menyerangnya, hingga akhirnya pria itu jatuh tersungkur.

"Maaf mas, saya ngga ada niat buat ngajak berantem"

"Awas lo ya!" Sambil berlalu masuk kedalam mobil dan pergi.

Kemudian aku menghampiri perempuan tadi

"Mba ngga kenapa-kenapa kan?"

"Iya mas, makasih banyak ya" sambil tetap menahan sakit.

"Eee.. rumah mba dimana? Biar saya antar, ngga baik juga kan perempuan malem-malem gini dijalan sendirian"

"Ngga usah mas, gapapa kok. Saya bisa naik angkot"

"Mba? Saya bukan orang bodoh (sambil tersenyum) mana ada angkot tengah malem gini mba?"

"Ada kok mas"

"Yaudah saya tunggu sampe angkotnya dateng deh"

"Ihh, gaperlu mas. Saya udah cukup ngerepotin mas"

"Ah, gapapa kok mba"
"Oh iya, nama saya Ginan"

"Saya aleeya mas"
"Makasih mas buat sebelumnya, udah nolongin saya" Seraya berjabat tangan.

(Aleeya wanita yang cantik dengan rambut sebahu, berkacamata dan berpenampilan sedikit tomboy dengan tubuh yang tak begitu tinggi dan tak pendek juga)

"Sama-sama mba, tapi kalo boleh tau ada apa ya? Kok sampe main tangan gitu sih?"

"Maaf mas, saya gabisa cerita soal itu sekarang"

"Oh yaudah gapapa mba"

"Kan udah tau nama saya, kenapa masih manggil mba? Emang saya keliatan kaya mba-mba ya mas?"

"Hahaha terus mau nya dipanggil apa? Om? Kan ngga mungkin"

"Panggil nama saya aja mas"

"Iyaa aleeya, hehe"

"Panggil lia aja, biar mas ngga bingung"

"Hmm.. Kalo gitu, jangan panggil saya mas dong"

"Terus apa? Mau dipanggil mba?" Kami pun tertawa.

"Saya Ginan, panggil Ginan aja"

"Oke hehe"

Obrolan semakin hangat sedangkan cuaca malam itu semakin dingin. Sudah hampir 30 menit lamanya kami menunggu angkot.

"Udah jam berapa nih? Ngga ada satu pun angkot yang lewat kan? Udah yuk saya anter aja"

"Iya ya, udah sepi banget ternyata. Tapi.." sambil berpikir-pikir

"Saya bukan orang jahat lia"

Catatan Kopi In MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang