"Believe me, if Kavi's Spell is working you will not be able to avoid it." ~Kavi Devara Janendra
----------------------------------------------------------
Kavi bilang dia adalah penyihir ganteng yang memiliki banyak mantra untuk membuat Nafeesha ja...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Holla gaess 🙋 Ketemu lg sama author tercintehhh hehehe 😘😘 Akhirnya sampai juga part 5, padahal jujur aja author ngga nyangka bakal bisa lanjutin cerita ini hehe,, So, dukung terus Kavi's Spells yaa?? Biar author juga semangat nulisnya 💪 Okee cukup intronya, semoga kalian suka sama part ini,, Kalo ada kesalahan tolong diingatkan 😂 Jangan lupa vote & comment ❤❤❤ Thanks 💗💗💗💗
Playlist : Crazy - Britney Spears
🎼 happy reading 🎼
Tenang aja, aku kan cowok baik-baik, ganteng lagi!
- your admirer -
Edan kowe, Kav! Nek udu koncoku wis tak pites-pites kowe," ujar Joko dengan bahasa planetnya.
Aku menghela nafas lelah. "Please, Jo."
"Kamu itu lho, kok bisa-bisanya nyuruh nenek-nenek gatel itu kenalan sama aku," kesal Joko lalu mendengus.
"Siapa yang nyuruh? Orang itu nenek-nenek centil yang minta dikenalin ke kamu," elakku.
"Udah, kenapa malah pada berantem sih? Ngerebutin nenek-nenek pula," ujar Mami menengahi perdebatanku dan Joko yang sudah berlangsung sejak sore tadi. Padahal ini sudah pukul delapan malam.
"Siapa yang ngerebutin nenek-nenek, Mi?!" sahut kami, aku dan Joko bersamaan. Tidak terima.
Joko buru-buru menjawab dengan logat medoknya, "Ya, nggak mungkin lah, Dek Aeera. Cinta Mas Joko kan cuma buat kamu."
Aku, Mami, dan Aeera kompak memasang wajah seperti ingin muntah. "Hooeekk!"
"Lho, lho, kamu kok mual-mual, Dek? Jangan-jangan kamu hamil...," celetuk Joko dengan tampang polos minta ditonjok. "Eh, tapi kan kita belum pernah buat."
Aku dan Mami melongo. Tak habis pikir dengan kebodohan sahabatku yang satu ini. Sedangkan Aeera, wajahnya memerah. Entah karena menahan malu atau menahan marah. Atau malah menahan kentut?
"Kak, dulu nemu itu orang dimana sih?" tanya Aeera sambil menggerakkan dagunya menunjuk Joko, kemudian menatapku. Mami dan Joko ikut menatapku. Seolah-olah menunggu jawaban keputusan MK tentang sengketa hasil pilpres.
Aku menggedikkan bahuku lalu menjawab, "Dulu nemu di tong sampah."
Sontak saja Mami dan Aeera tertawa puas. Aku juga ikut tertawa. Sedangkan Joko langsung cemberut, lalu menenggelamkan wajahnya ke meja makan yang ada di depannya.