5 - Alfa

5.3K 379 4
                                    

Cowok itu tetep megang pundak gue. Ralat. Sekarang ngelus ngelus pundak gue. Eww.

"He.. jangan nangis dong" katanya lembut. Eh.. kok?

"..."

"Jangan nangis please.." katanya. "Ohya ngomong ngomong ini ada surat BK"

Gue malah makin nangis.

BK?

Ya ampun...

Gue gimana ini...

"Hey.. BK nggak seburuk yang lo kira kok" katanya. "Ayok, jangan nangis lagi, lo udah dua jam nangis lo"

Dua jam? Selama itukah? Wow.

Kemudian gue mendongak masih dengan mata bengkak.

Cowok ganteng itu tersenyum. Oh.. sweet... Eh?

Cowok itu ngelap *bahasanya njir* air mata gue. "Yuk gue anter, gue juga ada BK habis elo" kata cowok itu.

Gue cuma ngangguk, berdiri dengan bahu dipegang sama cowok tadi. Kayak maen kereta kereta an deh. Haha.

Lho? Ketawa.

Aduh.. kepala gue pusing.

Gue berhenti, nyangga tubuh gue dengan setengah jongkok.

Cowok itu ikut berhenti, berdiri di samping gue. "Lo gapapa?" tanyanya dengan nada khawatir. Ini beneran, atau akting juga?

Gue ngangguk, tapi sedetik kemudian gelap.

Bangun bangun kepala gue pusing berat. Gue kebanyakan nangis kali ya?

"Akhirnya lo bangun juga" gumam cowok yang baru gue kenal berapa jam ini.

"He?" tanya gue gapaham.

"Lo tadi pingsan, jadi gue bawa ke UKS" katanya.

"Sekarang jam?" tanya gue.

"Jam setengah enam" jawabnya.

"Ya Allah.." gue buru buru bangun dan kepala gue malah pusing lagi ya Allah.

Cowok itu megangin gue. "Tidur dulu aja gapapa" katanya lembut lagi. Persis kaya tadi.

Gue menggeleng. Gilak, papa bisa tampar gue kalo gue pulang jam segini.

"Yaudah sini gue bantu" katanya.

Gue patuh. Bahkan gue nggak yakin gue bisa berdiri sekarang.

"Gue piggy back ya" katanya.

Gue ngangguk. "Tas gue gimana ya?" gumam gue kecil.

Tapi kayanya dia denger. Guwelak peka banget ya? "Udah gue bawain kok tadi" katanya.

Gue cuma manggut manggut.

Dia piggy back gue ke gerbang. He.. kok ke gerbang?

"Gue lagi ga bawa mobil, kita jalan aja ya" katanya.

"Gue belum bisa jalan nih.." kata gue pelan. Malu cuy.

Gue jelas gabawa mobil. Kan biasanya gue dijemput Radit.

"Tenang aja lo gue gendong" katanya.

"Eh? Ga berat? Kita naik taksi aja deh" kata gue. Kita?

"Jalan ajadeh, mana ada taksi lewat jam segini" katanya sambil tetep jalan.

"Rumah gue agak jauh lo.." kata gue.

"Gapapa rumah gue di kompleks sebelah lo kok" katanya.

"Eh lo tau rumah gue?" tanya gue.

"Iyalah. Siapa yang nggak kenal elo cobak" candanya.

Gue terkekeh pelan, seakan lupa kalo gue tadi nangis.

"Lo laper nggak? Makan yuk" ajaknya.

Gue menggeleng. Bener bener di tampar papa gue hari ini..

Sampe di depan rumah, gue turun dari gendongan dia. Gue senyum ke dia sambil bilang,

"Thanks ya"

"Iya. Oya, nama gue Alfa" kata Alfa sambil tersenyum.

Gue balik senyum. "Gue-"

"Gue tau nama lo kok. Farah kan? Dadaaa, gue pulang dulu" kata Alfa.

"Dada" kata gue balik sambil ngeliat dia berjalan mundur dan akhirnya balik badan dan pulang.

Gue menghela nafas sambil ngelirik pintu rumah gue. Papa pasti udah ada di rumah. Gue akhirnya jalan dan buka pintu sebelum...

Plak!

"Habis darimana aja kamu?! Ngeluyur! Sama cowok tadi?! Mana Radit! Kenapa kamu malah pulang sama cowok lain!" cerocos papa.

Air mata gue tumpah lagi. Tanpa peduli apa apa lagi gue langsung masuk ke kamar.

Pa.. kalo papa tahu ya, tadi aku pingsan gara gara terlalu banyak nangisin kalian, papa, mama, Radit, Kina, Rara, Jean, sama Dea.

Aku sama mereka putus pa. Putus pacar putus sahabat. Mereka selama ini cuma manfaatin aku pa. Beneran.... aku juga nggak nyangka..

Pa.. perusahaan papa bangkrut ya? Semoga papa bisa benain ya pa.. Maaf Farah nggak bisa bantu.

Pa.. bisa beritau aku nggak apa salah aku?

Oya pa, anak tadi namanya Alfa. Dia baik lo pa, mau nganterin aku pulang, mau nemenin aku selama aku nangis dan pingsan. Jangan marahin dia pa.. dia baik, ganteng juga, hehe :D

Setelah selesai menulis note tersebut, gue menempelkannya di dinding yang malam malam sebelumnya juga sudah tertempeli beberapa note kertas berwarna kuning.

~~~~

Vomment!

CHANGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang