7 - Alfa's Family

5K 408 5
                                    

Gue membuka mata. Di depan mata gue ada Alfa yang lagi megang tangan papa yang kayanya mau tampar gue.

"Om jangan tampar dia ya, saya kok yang salah. Saya yang ajak dia jalan" kata Alfa ke papa gue.

Gue menganga. Dia berani banget..

"Kamu siapa ha?! Berani beraninya ngajak anak saya pulang jam segini!" bentak papa.

"Saya temannya om" kata Alfa sopan.

"Ha?! Anak saya sudah punya pacar! Jangan dekati dia!" bentak papa lagi.

Alfa kemudian membuka mulut, "Maaf om, saya lancang ngajak Farah keluar sampai malam. Maaf om"

"Kamu juga far! Sudah taukan kamu harus pulang sebelum papa?! Ha?! Kalau kamu pulang malam kayak gini nginep aja du rumah temen kamu itu!" bentak papa sambil menunjuk Alfa.

Gue kesel, akhirnya gue langsung ambil tas gue, masukin baju, charger, seragam buat hari lain, kaos kaki, jaket, topi upacara, headset, dompet, dan barang barang lain dan gue tenteng di depan papa. Gue kesel sama papa. Malu pa maluuu! Bisa nggak satu orang ini nggak tau kalau papa marahin gue mulu?! Ugh!

"Kalau itu mau papa! Aku pergi. Pergi pa! Papa bisa bahagia disini! Jangan cari aku lagi!" bentak gue kesel dengan air mata berlinang, narik tangan Alfa keluar rumah.

"Anterin gue ke stasiun" perintah gue.

"Mau kemana lo?" tanya Alfa.

"Rumah tante gue" jawab gue.

"Ke rumah gue aja" kata Alfa sambil menambah kecepatan motornya.

Rumah Alfa cukup gedhe, di kompleks sebelah gue persis. Kata mama dulu, disini kompleks pebisnis, jadi kemungkinan besar orangtua Alfa pebisnis.

Alfa membuka pintu rumahnya, wew, gue pikir papa mamanya lagi berantem. Pas gue sama Alfa masuk, mereka langsung berhenti.

"Alfa?" tanya mamanya.

Alfa cuma mengangkat sebelah alisnya cuek.

"Itu siapa?" tanya mamanya.

"Temen" jawab Alfa sambil mengajak gue naik ke atas lewat tangga. "Mama sama papa kalo mau berantem lanjutin aja gapapa"

Betulkan.

Mama Alfa melotot mendengar kata Alfa.

"Kamar tamu bersih kan ma?" tanya Alfa.

"I-Iya" kata mamanya terbata bata.

Tanpa sepatah kata lagi, Alfa membimbing gue untuk liat lorong dengan dua pintu di kanannya.

"Ini kamar gue" katanya sambil menunjuk kamar pertama. "Ini kamar lo sekarang" katanya sambil menunjuk kamar kedua.

"Ng-Ng-nggak papa nih?" tanya gue.

"Nggakpapa, tinggal aja sampe papa lo membaik" jawabnya.

"Yakin?" tanya gue.

"Yakinlah" jawabnya sambil membukakan pintu kamar gue-I mean pintu kamar yang sementara bakal jadi kamar gue-.

Kamarnya lumayan oke, satu kasur, satu lemari, satu meja serbaguna, satu nakas, satu lampu tidur, satu tv, satu sofa, satu kamar mandi, dan satu balkon.

Alfa menepuk nepuk kasur agar debunya hilang.

"Semoga nyaman ya, gue mandi dulu" kata Alfa sambil berjalan ke pintu.

"Fa, apa orangtua lo selalu kaya gitu?" terkutuklah mulut gue yang suka nyeplos."S-S-Sorry.. gue gamaksud" kata gue sambil nunduk.

Alfa membeku di ambang pintu, kemudian berbalik dan duduk di sofa.

"Dulunya enggak, tapi sejak papa sering pulang malem gitu. Mama jadi ga percayaan sama papa. Sampe yaa.. bertengkar terus, sampe gue ga konsen belajar dan hampir ga naik kelas. Gue masuk BK deh" ceritanya.

Gue manggut manggut. "Sorry ya gue gasopan" kata gue.

Dia terkekeh, "Nggak kok. Yaudah lo mandi gih, abis itu makan malem" kata Alfa.

Gue mengangguk dan melaksanakan perintahnya.

Suasana meja makan hening. Gue berpikir kalo mereka jarang makan malem bareng lagi.

"Pa, Ma, gausah sok hening gitu deh, gausah malu. Farah udah tau semuanya kok" kata Alfa dingin.

"Jadi namanya Farah.." gumam papa Alfa sementara mama Alfa melotot denger omongan Alfa.

"Kita setiap hari juga kayak gini kok" sangkal mama Alfa.

"Iya" sahut papa Alfa.

Alfa memutar bola mata kesal.

"Ohya, kenalin saya Geo, ini istri saya Friska" kata papa Alfa, alias om Geo.

Kemudian kami berbicara soal macam macam, keluarga juga. Gue pikir gaperlu gue ketik itunya. Males banget.

"Kalo gitu, mulai sekarang kamu panggil om papa ya" kata om Geo alias papa.

"Panggil tante mama juga" tambah tante Friska alias mama.

Gue mengangguk. "Makasih ma.. pa.."

Mereka berdua mengangguk kompak. Kalo gini masalah mereka sampe bertengkar apa coba?

"Gausah sok baik gitu deh pa, ma" cibir Alfa.

"Heh! Bilang aja kamu iri gabisa dipanggil Farah sayang!" kata mama sambil memeletkan lidah.

Blush.

Kampret!!!

"Iyatuh, Alfa Alfa" kata papa sambil terkekeh.

Alfa cemberut. Kaya bocah yaowoooh -_-

Kamu bertiga tertawa bersama. Beneran, gue kangen banget sama keluarga gue yang dulu juga kaya gini...

Tanpa sadar gue menitikkan air mata.

"Eh Farah kenapa nangis?" tanya Alfa yang tau tau ada di samping gue.

Gue menggeleng dan tersenyum. "Thanks" ucap gue pelan. Gue lupa kalo dia peka.

Alfa memeluk gue.

"Eeeh Alfa! Jangan modusan!" omel papa.

Mama terkekeh.

Kemudian kami berpelukan berempat.

Teletubies :3

Eh eh. Ini bercanda gitu. Katanya sering bertengkar.. Gimana sih papa sama mama?

Ewwwwww.

Baru hari pertama aja gue udah betah, gimana kalo besok besok? Aaaaa....

~~~

Uwoooo. Kata @perftink (Insya allah begini tulisannya) bagusan cerita gue yang ini, yaudah gue lanjutin dulu yang ini.

Mumpung lagi semangat semangatnya dan lagi belum jambelajar di sekolaaah.

Thanks for Vomment, and Vomment yaaa!

CHANGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang