12 - Sahabat (?)

4.8K 374 1
                                    

"Al?" panggil gue pelan.

Terdengar helaan nafas disana, dan kemudian.

Dorr.

Gue langsung buka pintu kamar.

Berdirilah Alfa disana, dengan pistol di tangannya, dan seseorang asing sedang terbaring di di depannya.

"Al?" panggil gue pelan.

Sedetik kemudian, Alfa terjatuh.

Gue sibuk mondar mandir dengan mama di depan pintu kamar rumah sakit, menunggu Alfa yang sedang diperiksa.

Mama juga udah berkali kali nelfon papa, tapi apa? Papa justru mereject panggilannya, membuat mama kesal.

Gue juga udah sms papa-I mean om Geo-, tapi papa juga gabales. Papa kemana sih?!

Alfa.. tadi ketembak sama orang asing tadi, yang kata mama salah satu 'teman' bisnis papa.

Tiba tiba datanglah papa dengan seorang wanita di sampingnya. Wanita itu cantik, muda juga. Make upnya agak berantakan gitu, rambut dan bajunya juga.

"KAMU KEMANA AJA HAH?! GAKTAU ALFA MASUK RUMAH SAKIT APA!" bentak Mama.

Papa mengacuhkan mama, dan yang ngeselin wanita di samping papa malah menggandeng tangan papa, membuat mama sempoyongan. Gue pun segera memapah mama.

"Kalo kamu udah bosen sama aku, bilang Ge, jangan bikin aku sakit hati, dan juga bilang ke temen kamu, jangan ke rumah lagi, aku nggak mau Alfa kenapa napa" kata Mama sambil tersenyum pahit.

Mata papa berkaca kaca, namun kemudian, wanita itu memeluk papa, dan kemudian papa berjalan menjauhi kami.

Mata mama bengkak karena seharian menangis. Papa benar benar jahat.

Menurut gue, mama cukup tabah. Dia nggak mencaci maki wanita tadi, padahal si wanita tadi udah ngerebut suaminya.

Dasar cewek genit! Udah tau si empunya laki ada di depannya main peluk peluk aja!! Gaktau diri! Dasar!! Centil!!

Udah hari kedua semenjak Alfa dirawat disini, papa juga nggak pernah ngunjungin kami. Tapi gue pikir itu lebih baik daripada papa dateng bersama cewek kegenitan itu. Bzzzzz.

"Far.." panggil sebuah suara.

"Alfa?!" pekik gue.

"Uhuk!" dia terbatuk.

Buru buru gue menyodorkan segelas air putih, namun dia menggeleng. Matanya tertuju pada ibunya yang sedang terbaring di sofa di sampingnya.

"Maafin gue ya Far, gue bawa lo ke masalah keluarga gue" kata Alfa.

Gue cuma mengangguk.

Kemudian.. hening...

Kemudian gue baru inget! Harusnya gue pencet tombol pemanggilan dokteeeeer!! Aa Farah gebleeeeeek!!!!

Kemudian seorang dokter datang, gue inget betul itu dokter yang meriksa gue waktu itu, waktu mama meninggal.

"Nona Alfarah?" tanya dokter itu.

"Mm.. ya?" tanya gue.

Kemudian dokter tersebut tersenyum, dan gue serta mama hanya berdiri di samping kasur rumah sakit Alfa.

"Kondisi saudara Alfa cukup baik, hanya butuh istirahat dan beberapa hari lagi sudah boleh pulang" kata dokter tersebut.

Setelah pamit, dokter itu tersenyum ke gue, dan akhirnya meninggalkan kamar Alfa.

"Itu dokter kenapa senyum senyum ke elo sih?" tanya Alfa dengan muka datar datar ngeselin.

"Tauk, naksir gue kali" sahut gue. "Emang kenapa? Cemburu yaaak?" tanya gue sambil tertawa.

"Idih ngapain cemburu" kata Alfa sambil membuang muka.

Kenapa sih ni anak?

"Sayang ayo makan dulu, biar mama yang jaga Alfa" kata tante Friska-eh maksudnya mama.

"Iya ma" jawab gue. "Gue ke pujasera dulu ya Al"

Alfa mengangguk sambil tersenyum.

Pujasera rumah sakit, beda jauh sama pujasera sekolah. Punya rumah sakit lebih bersih dan sehat makanannya, dan kata mama Friska,yang enak disini itu soto ayamnya. Elaah gue lapeerrr.

"Farah?"

Suara itu.

Suara sahabat terdekat gue, dulu.

~~~

Mama Kina muncullllll~~

Bzzz, gue stuck banget cobak. Kalo gitu maafkan ya kalo ceritanya jelek nan labil nan aneh nan gj nan nan nan bzz.

Bzzzzz.

Eh eh btw, Alfa ini masuk BK terlebih karena alasan lain, soalnya dia udah pegang senjata. Dan ini karena papanya, yang temen bisnisnya selalu berujung tembak tembakan. Ugh. Papanya itu ngeselin. Mana cewenya genit lagi.

Okeoke vommenntssss!

CHANGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang