TERLUKA PARAH

22 5 0
                                    

Kriinngggg... kringggg...

Dering handphone ku membuatku terbangun dari tidur yang begitu pulas. Suara tersebut sangat mengganggu tidur ku, ingin ku caci maki orang yang menelpon ku saat itu. Setelah ku lihat siapa yang menelpon, sontak aku kaget, ternyata Alitta. Pasti ada hal penting, atau mungkin terjadi sesuatu dengan Alitta?

Tak pikir panjang, aku langsung menjawab telpon dari Alitta.

"Pagi Pras!!" Sapanya manis.
"Pagi Ta." Hoaaammm.. suaraku masih tak enak didengar untum seukuran mahluk cantik seperti Alitta.
"Baru bangun?" Tanya Alitta sambil nyengir-nyengir.
"Iya nih. Aku baru tidur jam 3, makannya masih ngantuk gini." Jawabku dengan suara kantuk dan manja.
"Aku nggak naya Pras, hehe.." Balasnnya menjengkelkan, membuatku bisa menghilangkan rasa ngantuk ku.
"Terserah. Kenapa, nggak biasanya jam segini menelponku."
"Emang aku nggak pernah menelponmu jam segini, kan?" Balasnnya rese, membuatku sedikit kesal.
"Kangen? Aku tau kok!!" Balasku menggoda Alitta.
"Tidak juga. Aku cuma mau nanya."
"Apa?"
"Kemarin jalan-jalan kemana aja sama Karin?" Aku sudah engah dengan hal itu, pasti dia akan menanyakannya.
"Cuma ke cafe itu."
"Bohong!!" Balasnnya sedikit keras kepadaku.
"Udah. Nggak usah cemburu, aku nggak ngapa-ngapain kok." Balasku tegas kepada Alitta. Meski aku bukan siapa-siapa dalam hidup Alitta tetap saja aku tak enak hati untuk melakukan hal seperti yang kemarin. Itu semua karena jujur aku juga merasa cemburu melihatnya berdua dengan laki-laki itu.
"Asal kamu tau ya Pras, Karin itu suka sama kamu dari sejak SMA." Tegasnya kepada ku.
"Masak iya sih, cewek secantik itu naksir aku?" Balasku sedikit rese kepada Alitta.
"Iya, dia pernah cerita kok ke aku."
"Asal kamu tau ya Ta, biar berapa banya orang yang suka atau bahkan jatuh cinta kepadaku aku hanya mengharap semua itu dari satu orang." Balasku serius, karena memang aku sangat berharap dia juga memiliki rasa yang sama denganku. Yang lama-lama aku sungguh jatuh dan cinta terhadap Alitta.
"Kamu sangat mencintai orang itu, ya?"
"Mungkin sekarang hanya sekedar perasaan suka dan nyaman, aku nggak bisa mastiin kalau itu perasaan cinta."
"Kenapa?"
"Karena aku nggak mau menyia-nyiakan kasih ku kepada orang yang salah Ta. Rasa sayangku hanya untuk orang yang benar-benar tulus mencintai aku."
"Semoga kamu cepat mendapat kepastian ya dari orang itu Pras." Balasnnya dingin kepadaku, seakan dia tak merasa bahwa orang yang aku maksud adalah dia. Semoga kita cepat saling mengetahui rasa Ta.

Hari ini adalah hari dimana aku bahagia masuk kelas, selain dosen yang cantik dia juga memiliki suara yang merdu. Di kelas aku mengklaim bahwa ibu Tias sebagai pacarku, hanya untuk candaan. Dan itu kenapa aku senang masuk di jam bu Tias, dia tak marah meski aku memanggilnya sayang. Aku berangkat dari rumah dengan hati ceria dan sungguh ingin cepat sampai kampus. Dan semua teman ku terbiasa menyebutku sebagai pacar dari bu Tias, dia juga kadang memanggilku sayang juga. Jangan mikir yang tidak-tidak, ibu Tias bukan cewek idamanku. Hari itu aku masuk dengan dandanan rapi dan wangi, tak seperti hari-hari biasa.

"Pagi semua!!" Sapa ku nyengir.
"Wiihhh.. pacar bu Tias udah dateng." Singgung Aji terhadapku, salah satu teman dekat ku di kelas.
"Pacarannya mana Pras?" Tanya salah satu teman kelasku. Aku hanya membalasnya dengan senyuman manis sambil mencari tempat yang tepat untuk bisa memperhatikan wajah ganti bu Tias. Aku duduk disamping Aji, setiap hari.

Beberapa menit kemudian...

"Kok ibu belum juga dateng ya Pras." Keluh Aji terhadapku.
"Sabar, bahagia kita pasti akan datang. Hahaha!!" Balasku tak serius dan tertawa kepada Aji.
"Aku udah nggak sabar pengen ngademin mata Pras." Ucapnnya menggelikan. Aku hanya membalas candaannya dengan senyuman, kalau dia semakin aku pancing bisa-bisa aku yang kebawa obrolan dan ikut-ikutan berbicara yang tidak-tidak.

BERLALUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang