PERMINTAAN MAAF

26 4 2
                                    

Semenjak hari itu aku tak pernah lagi memberi kabar kepada Alitta dan aku juga tak mengetahui kabar tentangnya. Melihatnyapun aku tak pernah lagi, mungkin dia terlalu sibuk mengurus persiapan acara yang sekarang sudah H- 9. Padahal sebentar lagi ulang tahunnya, aku berharap semuanya menemukan titik terang. Jangan sampai ini membuat langkah ku terhenti untuk mengejar cinta dari Alitta.

Sebenarnya aku tak mengerti mengapa Alitta bersifat seperti itu. Bahkan aku tak menyangka wajah sepolos dan semanis itu bisa terlihat garang dan sangat marah. Mungkinkah aku melakukan kesalah besar, sehingga membuatnya kecewa. Atau mungkin orang itu adalah orang yang dia sayang, sehingga sebegitu marahnya aku menyakiti orang itu. Sekarang semuanya tergantung kepadaku, terus diam seperti ini atau meminta maaf kepada Alitta. Besok adalah H-8 acara HUT kampus, dan semua aktivitas belajar tidak seaktif sebelumnya. Aku berharap bisa menemui Alitta besok pagi, dan meminta maaf secara langsung.

Selasa, 12:24..

Hari ini begitu terik dan panas, menyengat sampai ke pori-pori kulitku. Aku berjalan keluar dari ruangan pak Bambang setelah menyerahkan hasil tugas ku, yang batas terakhir pengumumannya adalah hari ini. Aku berjalan menuju kantin setelah menerima pesan dari Aji untuk segera menemuinya di kantin. Aji memintaku untuk menemuinya di kantin karena ia takut melihatku berkeliaran di kampus sendirian. Yang ia takutkan masalah ku yang menghajar habis laki-laki pelaku penempatan Alitta itu semakin besar. Dia bukan sok tau atau berpikiran negatif kepada laki-laki itu, tapi memang Aji punya alasan untuk itu. Dia menerima kabar bahwa laki-laki itu tak terima dan berniat membuat perkara lagi denganku. Tapi aku tak begitu memikirkan hal itu, yang aku pikirkan sekarang adalah bagaimana cara yang tepat untuk meminta maaf kepada Alitta.

Merasa takut sedikitpun tidak ada dibenak ku. Meskipun dia adalah senior, aku tak merasa ciut jika iya mengancam sepeti itu. Setelah menemui Aji aku hendak berjalan menuju parkiran dan menunggu Alitta disana. Namun tak sampai beberapa menit aku diparkiran aku mendapat pesan dari Karin bahwa Alitta sedang ada di ruang kelas bersamanya. Tak pikir panjang aku langsung bergegas menuju kelasnya Karin. Aku berjalan melalui koridor kampus sambil membawa sebotol minuman dan sedikit kue basah, sekedar menjadi tanda maaf ku kepada Alitta. Di sisi jauh dari langkah ku sekarang aku melihat sekumpulan anak-anak cowok memandangi ku dan menunjuk ku. Diantara sekumpulan orang-orang itu aku mengenali salah satu wajah yang tak asing; iya laki-laki berengsek itu ada diantara kerumunan. Wajahnya masih terlihat berantakan dan membiru, bekas pertikaian ku dengannya. Namun, aku tak ada tujuan untuk menemui mereka, aku hanya meneruskan langkah ku menuju ruang kelas Alitta. Ketika di depan kerumunan laki-laki itu aku hanya mengucapkan satu kalimat yang membuatnya semakin benci terhadapku "(Apa kau baik-baik saja setelah menerima pukulanku?)". Dia tak menanggapi perkataan ku, mereka hanya menatapku benci.

"Buat kamu!! Kamu kelihatan capek Ta." Sambilku letakkan botol minuman dan kue tersebut.
"Eeh kamu Pras, ku kira siapa."
"Iya, aku mau minta maaf perihal yang kemarin itu." Ucapku sambil menatapnya, Karin tersenyum melihatku memasang wajah seperti itu. Belum sempat menjawabku Karin langsung memotong,.
"Aku cabut dulu ya. Takut ganggu, awas jangan nyari kesempatan disini" ujarnya meledek kami berdua. Aku hanya membalas dengan senyuman kecil.
"Gimana Ta?" Tanyaku.
"Apanya?"
"Dimaafin nggak?"
"Kalau nggak, kenapa?"
"Aku bakalan meluk kamu disini." Jawabku sambil menatap tajam sekitar 7 sampai 8 cm didepan wajahnya.
"Kalau berani silahkan!!" Balasnnya dingin dan membalas pandanganku.

Aku spontan setelah mendengar jawaban Alitta langsung memeluknya dan berbisik.
"Maafkan aku jika membuatmu cemas, aku tak akan mengulangi hal seperti itu lagi. Aku janji!!" Ucapku pelan dan jelas.
"Jangan!! Jangan lakuin hal kayak gitu lagi, aku nggak mau kamu kenapa-kenapa. Aku sayang kamu Pras makannya aku sampai kek gitu kemarin." Balas nya sambil menangis dipelukanku.
"Iya. Nggak bakalan terulang lagi kok. Kecuali ada yang gangguin kamu, apalagi sampai nyakitin kamu kek kemarin."
"Jangan Pras jangan."
"Kamu juga harus ngerti, aku nggak mau ada orang yang seenaknya memperlakukan kamu seperti itu. Kamu harus ngerti aku sayang kamu Ta." Balasku dingin dan memeluk erat Alitta yang tangisannya makin menjadi.

"Udah!! Makan kue nya."
"Iya Pras. Aku capek, pengen pulang tapi nggak enak sama yang lain. Takut kena marah juga." Tuturnya lemah dan tak bersemangat.
"Kalau ada aku kamu mau pulang, nggak?" Balas ku menggoda.
"Apaan sih kamu. Mana mungkin kamu disini dari pagi sampai sore." Balasnnya sambil nyengir-nyengir.
"Baik. Mulai hari ini sampai seterusnya aku bakalan nemenin kamu di kampus." Balasku sambil mencubit hidungnya.
"Terimakasih." Ungkapnya dengan senyuman manisnnya.

Setelah hari itu, aku juga sibuk di kampus. Bukan sibuk dengan kegiatan kampus, tapi sibuk nemenin Alitta menyelesaikan semua tugasnya. Bersama Karin dan Aji semakin menambah ramai suasana. Dan yang ku lihat Karin dan Aji semakin akrab. Namun tugas terakhir ku adalah membuat kejutan ulang tahun buat Alitta, ini adalah pekerjaan yang sangat sulit. Aku harus melakukan yang terbaik di hari spesialnya Alitta.

BERLALUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang