"awwwwww..." teriak Jiseon keras pada pagi hari itu. Dia terjatuh dari tempat tidurnya. Dia berusaha untuk bangun dan meregangkan tubuhnya yang terasa sakit semua lantas setelah itu dia ke dapur untuk mencari sarapan.
Namun Nihil dia tak menemukan apa-apa di meja makan dan laci dapur. Padahal Jiseon yakin masih ada satu mi instan yang tersisa tadi malam. Lalu siapa yang memakannya tanpa seizinnya ? Dia tahu siapa lagi kalau bukan sang kakak. Dengan perasaan yang marah dan juga rasa lapar Jiseon mendatangi kamar kakaknya.
"Yakkkkk.... Oppa.... Kau memakan jatah mi instan ku ?" Tanya Jiseon lantas terkejut melihat kamar kakaknya berantakan seperti kapal pecah.
"Kau minum-minum ? Kau putus dengan cewek itu ? Kan aku sudah bilang ada yang tak beres dengan cewek itu" ujar Jiseon lantas sedikit membereskan barang yang berserakan di lantai.
"Tidak kok aku yang memutuskannya" Balas Jiseong matanya tertutup karena mengantuk, akibat mabuk.
"Cihhhh... Kau yang memutuskannya. Tak mungkin ! aku tak percaya. Sekarang belikan aku mi instan nya lagi ! Aku lapar...." Jiseon memukulnya pelan.
"Kau... Kau beli sendiri saja. Ambil saja uangnya di dompet ku" sedetik kemudian Jiseong sudah tertidur pulas.
"Dasar kalau hubungan percintaan mu tak bertahan lama lebih baik kau tak usah pacaran. Dia benar-benar tak bisa diandalkan padahal Dia sudah kuliah" ujar Jiseon lantas segera pergi setelah mengambil beberapa lembar uang seribu won.
⭕⭕⭕
Jiseon PoV
Hari ini seharusnya adalah hari Minggu yang sangat tenang dari segala aktivitas ku. Ahhh... Dasar Yoon Jiseong sialan. Eomma seperti nya tak berpikir panjang saat memberi nama kami yang hampir mirip.
Padahal sikap kami sangat terbalik, sangat berbeda. Dan seharusnya aku tak memanggil nya dengan panggilan oppa, tetapi dengan namanya. Karena menurut ku dia tak cocok di panggil Oppa. Benar benar aneh.
"Selamat pagi" sapaku terhadap pegawai toko swalayan di dekat rumahku. "Ya selamat pagi Jiseon..." Balasnya seraya tersenyum. Aku segera mengambil beberapa bungkus mi instan dan juga rumput laut kesukaan ku. Tak lupa aku juga mengambil kimchi dan obat penghilang mabuk. Setelah itu aku langsung ke kasir membayar semuanya.
Ahhh.... Hari ini setidaknya tak terlalu sibuk. aku masih bisa menonton drama kesukaan ku di TV. Dan soal ayahku... Sebenarnya, aku sangat sedih. Tetapi, ayahku berkata padaku untuk selalu tersenyum dan berusaha bersikap seperti tak terjadi apa-apa. Walaupun tak bisa, Ayah menyuruhku itu jadi aku harus tersenyum.
Langkahku terhenti ketika melihat tiga orang teman kakakku. Mereka pasti ingin bertemu dengan kakakku tapi apa yang harus mereka lakukan ? Toh, Jiseong Oppa sedang tertidur efek dari minum-minum tadi malam.
Oh iya... Hari ini teman-teman ku ingin datang dan kerja kelompok. Benar-benar kebetulan yang aneh jika temanku sudah bertemu dengan teman Jiseong Oppa maka selesai sudah. Kerja kelompok tak akan selesai. Mereka pasti akan selalu bercanda dan mengobrol. Menyebalkan memang, tapi harus bagaimana lagi.
Aku segera melanjutkan langkah kakiku dan menuju ke arah mereka. "Annyeong haseyo, ada apa kalian kemari ?" Tanyaku dengan sopan karena bagaimanapun mereka lebih tua dariku.
"Jiseong ada kan ? Kami ingin bertemu dengannya" ujar laki-laki itu lantas tersenyum dan menunjukkan gigi kelinci nya. Dia adalah Kang Daniel teman dekat Jiseong Oppa sejujurnya aku tak terlalu menyukai nya karena dia banyak tertawa dan kadang sikapnya seperti anak SD.
"Aku dengar, Oppa mu itu putus dengan Chowon" Woojin Oppa kali ini yang berbicara. "Hmm... Benar. Silahkan masuk. Tadi malam Oppa minum-minum jadi masih agak mabuk untungnya aku membeli obat pereda nya" Ujarku lantas ke dapur untuk menaruh mi instan dan membuatkan jus jeruk untuk mereka.
"Yoon Jiseon, santai saja kau terlihat gugup" Ujar Daehwi Oppa lantas tersenyum. "Hahahaha... Iya hanya saja aku sudah lama tak bertemu dengan kalian. Oh iya kemana yang lainnya tak ikut ?" Aku terdiam setelah menanyakan hal itu berusaha menutupi agar mereka tak tahu kalau aku tak tahu harus menanyakan hal apa.
"Sungwoon Hyung, Minhyun Hyung, dan yang lainnya sedang sibuk dengan tugas kuliah mereka masing-masing" Jawab Daniel Oppa lantas hanya dibalas anggukan olehku.
"Hmm... Sebentar akan ku panggilkan Oppaku" aku segera berjalan menuju kamar Jiseong Oppa dan segera membangunkan nya juga memberi tahu untuk meminum obatnya.
Tiba tiba saja sebuah pesan muncul di telepon ku.
👤 083-XXX-XXX(Neu-Hee)💬
"Heiiiii... Jiseon aku ada di depan rumahmu bisa kau bukakan pintunya ?"Neu-Hee sudah datang. Tak bisa dihindari lagi mungkin kerja kelompok ini akan menjadi sia-sia dan membuang-buang waktu hari Minggu ku.
👤 082-XXX-XXX(Jiseon)💬
"Ahhh... Baiklah. Tunggu sebentar"Aku segera membukakan pintu rumah dan menyuruhnya masuk.
⭕⭕⭕
"Eh... Ada teman kakakmu. Mengapa kau tak bilang kalau seperti ini tadi. harusnya, aku memakai baju terbaikku" bisik Neu-Hee membuat Jiseon terdiam dan tersenyum kecut.
"Annyeong haseyo. Aku teman Jiseon, Neu-Hee" Neu-Hee menyapa mereka dengan senyumannya yang lebar. "Ne, annyeong haseyo" balas Daehwi lantas dia juga tersenyum tak kalah lebarnya.
Jiseon segera menarik tangan Neu-Hee menuju kamarnya. Neu-Hee sempat mencoba melepaskan pegangan tangan Jiseon namun tak bisa, terlalu kuat.
"Yakk... Yoon Jiseon" Jiseon segera melepaskan pegangan tangannya lantas menatap Neu-Hee dengan tatapan serius.
"Neu-Hee, kau tau apa tujuanmu datang kesini ? Untuk kerja kelompok bukan ? dan mengapa kau malah ingin bersama dengan teman Jiseong Oppa. Kau tahu aku sudah menduga hal ini. Dan di mana Hyun-ae juga yang lainnya" Ujar Jiseon setelah berbicara dia langsung menarik nafas nya karena berbicara terlalu panjang.
"Soal itu... Aku tak tahu"
⭕⭕⭕
"Rumus hatimu memang terlalu sulit hingga aku tak bisa menyelesaikan nya. Tetapi Rumus-rumus itu mengajarkan ku bahwa cinta tak selamanya selalu berpihak padaku" ~ Yoon Jiseong
KAMU SEDANG MEMBACA
Because You My First Boy (With Seventeen And Wanna One)
FanfictionBerawal dari sebuah permasalahan kehidupannya Yoon Jiseon berusaha untuk bangkit. Namun seorang laki-laki berhasil selalu mengusik hatinya. bukan tanpa alasan, Jiseon berusaha untuk menepis semua pikiran nya tentang orang itu. Namun apa boleh buat d...