"membosankan" Ujar Hyun-ae. Matanya melihat ke arah Hoshi yang sedang tertawa bersama Vernon. Hyun-ae terdiam lantas dia beberapa kali menghela nafas.
Hyun-ae membalikkan badannya dan memutuskan untuk ke dalam kelas. Namun saat Hyun-ae diambang pintu dia melihat Wonwoo sedang mengobrol dengan Mingyu.
"Menyebalkan, mengapa ada parasit itu disini" Ujar Hyun-ae lantas memilih untuk keluar kelas kembali. Namun, terlambat. Wonwoo sudah menatapnya dengan senyum lebarnya.
"Ba... Bagaimana ini ?" Batin Hyun-ae. Tak peduli, dia pergi dengan langkah secepat mungkin. Mungkin, orang lain mengiranya sedang berlari.
"Hyun-ae, tunggu aku... Kau ingin kemana... Yakk... Guru matematika itu meminta kita ke ruang guru karena harus mengerjakan tugas susulan" teriak Wonwoo. Tetap tak peduli dia malah mempercepat langkahnya.
"Hyun-ae, pertama kau harus sembunyi darinya terlebih dahulu. Lalu setelah itu baru pergi ke ruang guru" batin Hyun-ae lantas ia mengumpat di salah satu ruangan. Setelah menurutnya, aman dia segera berjalan menuju ruang guru.
"Permisi Ssaem, saya ingin mengerjakan tugas su..." Belum sempat ia selesai berbicara ia berhenti berbicara ketika melihat Wonwoo ada disampingnya.
"Wonwoo ?" "Aku sudah menduganya kau pasti ada disini. Ssaem kami berdua ingin mengerjakan tugas susulan" Ujar Wonwoo tersenyum hangat.
"Ya baiklah ini soalnya. Besok kalian harus mengumpulkan nya." Guru matematika itu lantas kembali asyik mengetik sesuatu di laptopnya.
"Baiklah terimakasih" Wonwoo membungkukkan badannya lantas menarik tangan Hyun-ae.
Hyun-ae berusaha melepaskan pegangan tangan Wonwoo. Tetapi, tak bisa. "Wonwoo... Lepaskan mau kemana sih ?" Rutuk Hyun-ae pada Wonwoo tak berapa lama tangannya dilepaskan.
Bukannya merasa bersalah dia malah tersenyum seperti tak terjadi apa-apa. Kesal, Hyun-ae memilih untuk pergi darinya. Karena tak ingin Hyun-ae pergi Wonwoo kembali memegang tangannya berusaha untuk menahannya pergi.
"Ku mohon temani aku hari ini saja. Hanya hari ini" Ujar Wonwoo dengan nada seperti ingin dikasihani. Namun tetap saja Hyun-ae tak peduli.
"Kumohon hanya satu kali, Hyun-ae. Kumohon. Setidaknya jika kau tak ingin melihatku kau boleh menghindari pandanganku" sekali lagi Wonwoo memohon pada Hyun-ae. Kali ini Hyun-ae tak bisa menahan untuk tak peduli. Sungguh dia bukan orang seperti itu.
Hyun-ae terdiam yang berarti dia menerima permintaan Wonwoo. "Ahh... Benarkah ?" Tanya Wonwoo memastikan apa ini benar-benar terjadi.
"Ya, terserah" jawab Hyun-ae dengan sinis. "Baiklah ayo ! Setidaknya kita harus istirahat dan makan di kantin" Wonwoo sangat senang. Mungkin ini titik terbahagia dalam hidupnya. Iya, Hidupnya yang mungkin orang menyangkanya bahwa dia baik-baik saja. Namun, nyatanya. Tidak.
⭕⭕⭕
"Jiseon, teman kakakmu itu pulang hingga jam berapa ?" Tanya Neu-Hee seraya mengantri mengambil makanan di kantin.
"Hmm... Sore kalau tidak salah. Aku sebenarnya bahkan tak tahu kapan mereka pulang. Jika aku sudah asyik menonton drama. Sudah tak ada yang bisa mengganggu" jawab Jiseon dan hanya di balas anggukan oleh Neu-Hee.
"Jiseon, lihat... Anak baru itu mengambil makanan hingga dua nampan" Jiseon langsung menengok ke arah yang tunjuk Neu-Hee. Jiseon mengira bahwa anak baru yang dimaksud Neu-Hee adalah Jun.
"Ahhh sudahlah Neu-Hee. Cepatlah maju antriannya jadi terhenti" Ujar Jiseon seraya menunjuk antrian yang sangat panjang dan beberapa murid yang menatapnya sinis.
"Ya... Baiklah" Neu-Hee lantas kembali mengambil beberapa makanan dan anehnya ia malah mengikuti Wonwoo diam-diam. "Ahhh... Neu-Hee benar-benar" rutuk Jiseon di dalam hatinya.
"Yakkkk... Lee Neu-Hee" teriak Jiseon namun terkalahkan oleh suara kantin yang saat itu sedang sangat ramai.
"Yoon Jiseon, sini !!" Seseorang tiba-tiba memanggil nya. Lantas, Jiseon mencari-cari arah dari mana asal suara itu. Ternyata, Neu-Hee dia bahkan sudah duduk.
"Aisshhh... Kau ini" "Jiseon lihatlah... Anak baru itu... Si Wonwoo dengan seorang perempuan. Tapi aneh sekali perempuan itu selalu menutupi wajahnya dengan bukunya. sepertinya ia tak mau orang orang tau. Wonwoo bahkan mengambil kan makanan nya untuknya. Ahhh... Enak sekali punya pacar seperti itu" Ujar Neu-Hee seraya menunjuk ke arah pojok kantin dan berbicara seperti nada berandai-andai.
"Hmm... Lalu ?" Neu-Hee terdiam sesaat setelah mendengar pertanyaan Jiseon lantas menghela nafas dalam-dalam. "Jiseon, kau itu pura-pura bodoh atau memang bodoh sih ?" Neu-Hee kesal dengan sikap Jiseon yang kadang terlambat menyadari situasi. Akhirnya Neu-Hee memutuskan untuk makan. Diikuti Jiseon yang tak mengerti apa yang terjadi pada Wonwoo. Toh, ia pun tak peduli.
"Hyun-ae, aku tak yakin apa kau bisa makan dengan menutupi wajahmu seperti itu ?" Wonwoo merasa risih dengan Hyun-ae yang selalu menutupi wajahnya.
"Tak suka ? baiklah aku pergi" Hyun-ae berdiri lantas Wonwoo menahan tangan Hyun-ae dan menyuruhnya duduk kembali juga berjanji tak akan mempersoalkan hal itu. Akhirnya Hyun-ae kembali duduk dan mencoba sebisa mungkin memakan makanannya.
Namun tiba-tiba saja tiga orang laki-laki yang Hyun-ae tak kenal Mendatangi mereka. "Hei... Wonwoo, siapa perempuan itu ?" Tanya salah satu laki-laki yang datang. "Ahhh... Dia adalah..." Belum sempat menyelesaikan bicara nya Hyun-ae memotongnya.
"Aku sepupunya..." Ujar Hyun-ae masih menutupi wajahnya dengan buku. "Ahh begitu, boleh kau tunjukkan wajahmu ?" Tanya salah satu laki-laki itu merasa aneh mengapa Hyun-ae selalu menutupi wajahnya.
"Itu...." Habis sudah, tak ada alasan lagi. Hyun-ae tak tahu apa yang harus dia katakan.
"Hmm... Dia sedang memiliki jerawat di wajahnya jadi dia tak ingin orang-orang melihatnya" ujar Wonwoo membuat tiga laki laki itu hanya mengangguk lantas mereka segera pergi. Padahal Wonwoo hanya menjawab asal karena tak tahu apa yang harus ia katakan. "Fyuhhhhhhh..." Hyun-ae menghela nafasnya lega. Namun...
"Hyun-ae, kau dekat dengan Wonwoo ya ?" Tanya seseorang tiba-tiba membuat Hyun-ae menjatuhkan Buku yang ia pakai untuk menutupi wajahnya.
⭕⭕⭕
"Mengapa aku selalu memanggilnya parasit ? Padahal dia tak pernah merugikan diriku." ~ Ahn Hyun-ae
KAMU SEDANG MEMBACA
Because You My First Boy (With Seventeen And Wanna One)
FanfictionBerawal dari sebuah permasalahan kehidupannya Yoon Jiseon berusaha untuk bangkit. Namun seorang laki-laki berhasil selalu mengusik hatinya. bukan tanpa alasan, Jiseon berusaha untuk menepis semua pikiran nya tentang orang itu. Namun apa boleh buat d...