Special Chapter #27 (윤지성)

18 10 0
                                    

ketika sedang mengumpat mereka didalam hati ponselku berbunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ketika sedang mengumpat mereka didalam hati ponselku berbunyi. Bagus, semoga saja aku dapat pergi karena telpon ini.

"Ne, yeobeoseyo ?" Aku mengangkat telpon itu lantas berdiri berusaha menjauh dari mereka yang sedang asyik menertawakanku. Melihat aku berdiri dan berjalan keluar kafe mereka terdiam. Hah, mereka seperti telah kehilangan bahan ejekan. Syukurlah.

"Ini dengan Yoon Jiseong, benar ?" Tanya seseorang dari seberang sana.

"Ne majjayo"

"bisakah sekarang kau ke kantor polisi seodaemun. Ada sesuatu yang ingin dibicarakan ayahmu" ujarnya mungkin dia seorang polisi.

"Ahh... Baiklah"

Aku kembali masuk kedalam kafe untuk mengambil tas dan jaketku didalam. Lantas segera memakainya membuat semua orang kebingungan menatapku. "Hyung, kau ingin kemana ?" Tanya Sungwoon. Aku menoleh sebentar kearahnya lantas menjawab.

"Aku ada urusan. Aku pergi dulu" aku keluar kafe dengan tergesa-gesa. Lantas segera mencari bus dan saat sebuah bus berhenti aku segera masuk dan mencari tempat duduk.

Padahal baru setengah jam yang lalu aku berada di kafe itu. Tetapi terasa sangat gerah dan panas. Bahkan walaupun sekarang sedang musim dingin dan apalagi kafe itu ber-AC. Percuma. Situasi saat itu benar-benar membuatku gerah. Saat teringat sekarang pukul 15.45. Aku segera mengambil handphone dan menelepon Jiseon.

"Ahh... Oppa" suara Jiseon memenuhi telingaku. "Ne. Jiseon kau pulang selamat sampai rumah kan ?" Tanyaku. "Ne. Oppa, mengapa belum pulang juga ?" Aku terdiam lantas memindahkan letak handphone ku ke telinga kananku.

"Ahh... Oppa ada urusan. Kau bisa jaga diri kan ? Apa perlu Oppa menyuruh teman mu untuk datang kerumah ?" "Andwae. Aku bisa jaga diri. Oppa sudah dulu aku ingin berangkat les" Tiba-tiba sambungan telepon terputus begitu saja. Seperti nya Jiseon dengan sengaja mematikannya. Aku lantas menaruh handphone ke dalam kantong. Lantas kembali memandang ke arah jalan.

⭕⭕⭕

"Yoon Jiseong-ssi ?" "Ne majjayo" aku mengangguk lantas salah satu petugas polisi itu membawaku masuk ke dalam sebuah ruangan tertutup khusus untuk menjenguk para tahanan.

"Appa..." Aku tersenyum. Aku sungguh merindukannya. Appa hanya membalas senyuman ku. Dia terlihat baik-baik saja tetapi, tetap saja ekspresi wajahnya sangat lelah.

"Jiseong, Gomawo sudah menjenguk Appa" "Ani, Gwaenchana. Appa mian, karena aku belum bisa mengeluarkan Appa dari sini. Mian, karena aku belum menemukan bukti bahwa bukan Appa yang menabraknya" Ujarku seraya menatap mata Appaku.

"Tak Apa, Jiseong-ahh. Appa, bahkan sudah pasrah. Mungkin ini adalah takdir Appa untuk menjalani sisa hidup Appa" Matanya menyorotkan kesedihan dan kepasrahan. Jeongmal Mianhae.

Because You My First Boy (With Seventeen And Wanna One)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang