"sekarang kalian coba kerjakan soal latihan. Nanti kita akan koreksi bersama" Ujar seorang pengajar les matematika itu. Jiseon hanya mengangguk seraya menutup mulutnya yang sedang menguap.
"Benar-benar membosankan" batinnya. Dia hanya memandang kosong kertas itu karena dia tak mengerti apa yang harus dikerjakan. Dino melihat ke arah Jiseon sambil tersenyum.
"Kau ingin ku bantu ?" Tanya Dino tetap tersenyum. Jiseon terdiam sesaat lantas mengangguk mantap. "Jadi seperti ini caranya...." Dino terus menjelaskan dan mengajarinya hingga waktu mengerjakan nya habis.
"Dino, maaf kau malah jadi tak mengerjakannya" Jiseon merasa tak enak kepadanya karena pasti ini sangat merepotkan.
"Tak apa, aku kan tetap tahu jawabannya" jawab Dino lantas sedikit tertawa. Jiseon juga ikut tertawa seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal karena merasa malu.
Setelah les selesai...
"Dino sekali lagi terimakasih. Oh iya tentang luka saat enam hari yang lalu. Berkat dirimu lukanya sudah sembuh. Terimakasih" Ujar Jiseon lantas membungkukkan tubuhnya dan tersenyum.
"Ehh... Tak apa. Itu juga kan karena aku yang tak sengaja menabrakmu" Dino merasa tak enak lantas ikut membungkukkan tubuhnya.
"Kau naik bus kan ? Ingin pulang bersamaku ?" Sambung Dino lantas matanya sudah melihat ke halte bus.
"Baiklah" Jiseon mengiyakan ajakan Dino. Karena takut terlambat naik bus mereka segera berlari dan masuk ke dalam bus ketika sudah datang.
"Saat kau pulang biasanya kau pulang sendiri naik bus atau dengan temanmu yang lainnya ?" Tanya Jiseon membuat Dino menengok ke arahnya ketika ia sedang mengamati jalan.
"Ahh... Jun Hyung dan yang lainnya maksudmu ? Terkadang saja sih karena aku lebih menyukai saat naik bus" jawab Dino lalu dibalas anggukan oleh Jiseon.
"Memangnya kau tinggal dimana ?" Jiseon terdiam mendengar Dino menanyakan hal itu.
"Rumah ku sekitar 5 km dari sekolah. Tetapi jangan pernah kerumah ku. Kau tahu jika kau kerumahku Oppa ku pasti akan menanyaimu seribu pertanyaan" Ujar Jiseon lalu Dino malah tertawa melihat ekspresi Jiseon saat sedang menjelaskan.
"Oppa mu seperti itu pasti ada alasannya" "tak mungkin"
⭕⭕⭕
Pagi itu Hoshi terlihat malas melangkahkan kakinya di koridor kelas. Matanya terlihat mengantuk dan dia terlihat beberapa kali memukul pipinya sendiri agar tidak mengantuk.
Tadi malam dia tak bisa tidur karena terus menerus memainkan game online di komputer nya. Sepertinya dia agak menyesalinya. Beberapa kali orang menyapanya namun ia hanya membalas anggukan kepala. Ia pun memasuki kelas.
"Selamat pagi..." Ujarnya menyapa seluruh isi kelas yang pagi itu baru beberapa murid saja yang datang. Matanya terbelalak melihat sesuatu yang sangat jarang terjadi.
Tidak, ini adalah pertama kalinya terjadi. Dia benar-benar berusaha untuk tak terlalu kaget namun tetap tak bisa.
"Woozi... K-kau berangkat sangat pagi sekali tak seperti biasanya ?" Hoshi dengan sangat penasaran menatap mata Woozi.
"Memangnya kenapa ? Berangkat sekolah terlambat, salah. Berangkat sekolah saat masih pagi pun salah" rutuk Woozi pada Hoshi yang seperti menatapnya tak terima.
"Dan kau sedang apa dengan Chae-in ?" Tanya Hoshi sekali lagi sepertinya dia benar-benar penasaran.
"Ahhh... Seperti nya kau belum tahu ya... Aku dan Woozi sedang membuat lagu bersama. Mungkin karena itu Woozi berangkat pagi" Ujar Chae-in dia berusaha tak tertawa bagaimana pun Woozi mudah sekali marah.
"Oh begitu rupanya. Kau seperti nya perempuan satu-satunya yang bisa merubah kebiasaan buruknya. Terimakasih ku harap kau bisa lebih banyak merubahnya" Hoshi lantas duduk pada tempat duduknya dan memainkan Handphone nya sambil beberapa kali terlihat sedang mengambil beberapa foto Selfie.
Chae-in terdiam dia tak menyangka Hoshi akan berbicara seperti itu. Hingga akhirnya suasananya canggung.
"Jika sudah selesai bagaimana jika kita meminta bantuan pada Jiseon untuk meminta saran padanya ?" Tanya Chae-in berusaha untuk menghilangkan kecanggungan.
"Hmm... Baiklah tak masalah" balas Woozi lantas mereka kembali asyik berbicara tentang menciptakan lagu. Vernon yang melihat hal itu tak kalah kagetnya.
Dia bahkan menabrak meja saat sedang melihat mereka, tak berkedip. Dia juga ingin bertanya apa yang sebenarnya terjadi tetapi Hoshi berbisik untuk jangan mengganggu mereka.
Akhirnya dia hanya mengangguk kan kepalanya tanda mengerti dan duduk di samping Hoshi juga bertanya apa yang terjadi.
"Kau biasa pulang naik bus kan ? Mau pulang bersamaku ?" Tanya Woozi tiba-tiba, membuat Chae-in berhenti menulis sesuatu.
"Bolehlah aku mau" ujar Chae-in setuju. "Yak... yak... yak... Lihatlah bahkan mereka ingin pulang bersama. Woozi benar-benar aneh" bisik Vernon pada Hoshi.
"Memang aneh dan anehnya lagi bukankah Woozi pernah bilang bahwa dia benci naik bus. Karena jika di bus dia tak bisa tidur" bisik Hoshi membalas Vernon.
"Ahhh... Sudahlah. Kalau memikirkan mereka saja. Rasanya dunia itu sepertinya tak berpihak pada kita. Dia cepat sekali mendapatkan pujaan hatinya. Sedangkan aku kapan ?" "Vernon kau tahu ? Kau terlalu berlebihan. Kau punya terlalu banyak penggemar di sekolah ini dan kau tak mensyukurinya ?" Hoshi lantas menatap Vernon sinis dan dia memutuskan ke luar kelas. Mungkin rasa iri menguasai hatinya.
⭕⭕⭕
"Ketika kau hadir ke dalam hidupku semuanya berubah. Senandung yang kau ciptakan terus terdengar. Hingga membuatku mengakui bahwa aku selalu memikirkan mu" ~ Park Chae-in & Woozi
KAMU SEDANG MEMBACA
Because You My First Boy (With Seventeen And Wanna One)
FanfictionBerawal dari sebuah permasalahan kehidupannya Yoon Jiseon berusaha untuk bangkit. Namun seorang laki-laki berhasil selalu mengusik hatinya. bukan tanpa alasan, Jiseon berusaha untuk menepis semua pikiran nya tentang orang itu. Namun apa boleh buat d...