Haneul PoV
"Kim Haneul...." Mereka dengan serempak meneriaki ku. Seraya menatapku kesal. Aku tak bisa menahan tawaku dan tertawa terbahak-bahak karena mereka kompak meneriakkan namaku. Lantas setelah itu aku sadar Seungkwan dan Joshua menatap ku seakan-akan ingin membunuhku. "Ehemmm... Maaf"
"Haneul-ahh" seseorang memanggil ku. Membuatku menengok ke sumber suara. "Ahhh... Chaeyeon. Bagaimana bisa kau sudah ada disini ?" Tanyaku. Diikuti tatapan penasaran Joshua dan Seungkwan.
"Hehehe, aku kerumahmu. Lantas ibumu bilang kau pergi ke panti asuhan di insa-dong. Jadi aku pergi kesini" ujar Chaeyeon dibalas anggukan oleh aku, Seungkwan, dan Joshua.
"Oh iya, kau belum kenal dengan nya kan ? Namanya Joshua aku sering cerita padamu tentang dirinya kan ?" Ujar ku memperkenalkan Joshua pada Chaeyeon. "Ahh... Jadi dia yang namanya Joshua. Aku Jung Chaeyeon. Salam kenal" "ahh... Ne." Joshua membalas jabatan tangan Chaeyeon. Lantas Chaeyeon membalasnya dengan senyuman.
"Ayo... Masuk kedalam. Udara di luar dingin. Kecuali Seungkwan, kau di luar saja. Lantas mati membeku" Joshua berbicara dengan nada kesal. Nada khas yang ia keluarkan ketika sedang berbicara dengan Seungkwan.
Seungkwan yang mendengar itu kembali menekuk wajahnya. "Sudahlah Boo. Jangan dihiraukan" ujarku seraya menepuk pundaknya. Aku kembali mendorong Seungkwan ke dalam. Agar tak membalas ucapan Joshua tadi.
"Halmeoni" aku berteriak lantas berlari memeluk Halmeoni. Halmeoni membalas pelukanku lantas menanyakan kabarku juga ayah dan ibuku. Setelah itu Halmeoni ke dapur untuk membuatkan aku dan teman-teman kudapan.
"Chaaaa... Halmeoni akhirnya bertemu kembali dengan teman-teman Haneul. Halmeoni ingat sekali dengan Seungkwan yang selalu berkelahi dengan Joshua karena hal-hal kecil. Tapi, Halmeoni jarang sekali liat Chaeyeon." Halmeoni berkata itu seraya menurunkan empat jus jeruk dari nampan dan menaruhnya ke atas meja.
"Ne Halmeoni. Memang aku jarang sekali kesini. Sekalipun kesini aku juga tak pernah berpapasan dengan Joshua. Selain itu aku paling bertemu dengan Halmeoni tak sengaja" ujar Chaeyeon. Joshua dan Seungkwan berebut mengambil jus jeruk itu. Beberapa kali mereka saling menyikut.
"Aigoo... Kalian memang selalu seperti itu" Halmeoni menggelengkan kepalanya heran dengan sikap mereka yang selalu seperti itu. Sedangkan Seungkwan yang berhasil mendapatkan jus jeruk nya tersenyum lebar menatap Halmeoni.
Setelah menggelengkan kepalanya Halmeoni pergi meninggalkan kami. "Anak-anak sedang apa ?" Tanyaku pada Joshua. Joshua melihat ke arahku. "Belajar. Mereka sedang ada ujian semester akhir-akhir ini" aku mengangguk tanda paham setelah Joshua selesai berbicara lantas mengambil tas ransel ku dan membukanya.
"Ouh iya. Hmm... Sebenarnya aku ingin mengerjakan PR karena besok dikumpulkan. Apakah kalian bisa membantu ku ?" Ujarku. Mereka mengangguk kompak hingga membuat ku tertawa dalam hati.
"Coba ku lihat" Joshua mengambil buku PR di tanganku lantas melihatnya. Tetapi, belum selesai Joshua membaca soal PR ku Seungkwan sudah mengambil buku PR ku dari Joshua. Membuat Joshua agak kesal dan memilih untuk diam.
"Bagaimana kau bisa Boo ?" Tanyaku. "Hmm... Ini. Soal-nya sangat memusingkan. Beruntungnya aku tak sekolah di sekolah mu. Satu lagi, jangan menyebut aku hanya dengan nama margaku saja." Ujar Seungkwan lantas menyerahkan buku PR itu padaku dan Joshua dengan cepat mengambil buku PR ku dari tanganku.
"Dasar. Kalau tak bisa, berhentilah bersikap sok bisa seperti itu. Tuan Boo" Chaeyeon berbicara dengan nada mengejek. "Aku bukan Tuan mu. Pabo" Seungkwan menjitak kepala Chaeyeon terlihat keras tetapi sebenarnya tidak.
"Ahh... Ini aku tahu." Joshua tiba-tiba berbicara. Aku segera menghampirinya dan duduk disampingnya. "Tunggu sebentar. Nah... Ayo lanjutkan" aku menyatat semua yang Joshua bilang. Sebenarnya PR untuk besok adalah PR sejarah. Aku tak terlalu bisa dalam pelajaran sejarah dan sudah kuduga Joshua pasti bisa mengerjakannya.
2 jam kemudian...
"Shua-ya kami pulang dulu. Tolong sampaikan pada Halmeoni untuk jaga kesehatan. Aku percayakan padamu" ujarku lantas masuk ke dalam taksi dengan Seungkwan dan Chaeyeon. "Ne. Jalga" Joshua tersenyum dan melambaikan tangannya.
"Selamat tinggal orang aneh. Aku harap tak pernah bertemu dengan dirimu" Seungkwan sempat-sempatnya berteriak seperti itu sebelum taksi kami melaju ke jalan. Sedangkan Chaeyeon tersenyum lebar dan terlihat sangat senang juga membalas lambaian tangan Joshua.
⭕⭕⭕
"Hei... Aku baru ingat kalau ini hari terakhir Festival Kuliner di gelar kan ? Bagaimana kalau kita kesana ?" Tanya Seungkwan tiba-tiba seraya menunjuk ke seberang jalan. Terlihat beberapa kerumunan dan tenda yang dijejerkan sebaris. Juga lampu warna warni yang menghiasi Festival itu. Seungkwan menoleh ke belakang karena ia memang duduk di samping pengemudi taksi. Ia menunggu jawaban Haneul dan Chaeyeon.
"Hei... Boo kau tak ingat besok sekolah ? Kalau pulang terlalu larut aku bisa kena marah orang tuaku" ujar Chaeyeon. "Sudah kubilang jangan panggil aku dengan nama margaku. Ayolah !! Kumohon hanya malam ini saja. Aku sudah lama tak ke Festival Kuliner" Seungkwan menatap mereka dalam-dalam lalu memasang wajah memelas lantas menunjuk perutnya memberi kode bahwa ia sangat lapar.
"Ahjussi. Tolong berhenti disini saja" Haneul tiba-tiba saja menuruti keinginan Seungkwan. Mendengar itu mata Seungkwan membesar dia tersenyum sangat lebar dan tak berhenti tertawa sendiri. Sedangkan Chaeyeon memasang wajah kesal karena ia merasa mengapa harus terseret dengan keinginan Seungkwan. Padahal ia ingin langsung pulang.
Sebenarnya bisa saja Chaeyeon pulang duluan. Tetapi, ia tak mau Seungkwan meminta yang aneh-aneh dan Haneul menurutinya terus. Jadi, ia harus ikut untuk melarang Haneul menuruti permintaan Seungkwan. Alasan yang aneh memang. "Chaa... Akhirnya. Aku ingin makan." Ujar Seungkwan lantas berlari ke arah tenda yang menjual Tteobeokki. Sedangkan Haneul dan Chaeyeon hanya mengikuti.
"Kau tak beli apa-apa ?" Tanya Seungkwan seraya menyodorkan Tteobeokki di tangannya. "Tidak Terimakasih" Haneul menolak lantas ia berjalan meninggalkan Seungkwan dan Chaeyeon yang juga sedang asyik makan. Haneul tiba-tiba berhenti melangkahkan kakinya lantas menurunkan tas ranselnya dan mengeluarkan kamera yang ia bawa.
Haneul mulai menangkap beberapa momen yang menurutnya menarik dalam kameranya. Seraya terus memfokuskan kameranya agar foto yang dihasilkan tidak blur. Tiba-tiba saja ada yang menyentuh pundaknya dan memanggil namanya. "Kim Haneul ??" Suara itu ia sering mendengarnya. Suara yang tak asing di telinga nya. "Vernon ?" "Ne. Ini aku Vernon" ujar Vernon seraya tersenyum.
"Kau juga sedang menikmati Festival ini ?" Tanya Haneul seraya menatap ke arah tenda tempat Seungkwan dan Chaeyeon berdiri menikmati Tteobeokki. Tetapi, mereka sudah tidak ada.
"Hmm... Tentu saja. Karena hanya satu tahun sekali" Vernon ikut Melihat ke arah tenda yang Haneul terus perhatikan. "Apa yang kau lihat dari tadi ?" Ucapan Vernon membuat Haneul tersadar kalau dari tadi Vernon tahu bahwa ia sedang memandangi tenda itu. "Tidak ada"
"Kau ingin ku temani mengelilingi Festival ?" Tawar Vernon. Haneul terdiam sebentar menimbang-nimbang apakah akan mengiyakan tawaran Vernon. "Boleh" "baiklah, kajja" Vernon mulai berjalan juga Haneul yang menyamakan langkah kakinya dengan langkah kaki Vernon. Mereka berkeliling juga beberapa kali berhenti di depan sebuah tenda yang menjual makanan. Membeli minum dan bersenda gurau. Haneul juga banyak mengambil foto. Diam-diam dia juga mengambil foto Vernon.
"Haneul, kau sedang apa disini ? Bukankah kau seharusnya sudah ada di rumah ?" Suara seseorang membuat Haneul kaget dan terdiam. Sedangkan Vernon hanya bisa memasang wajah bingung.
Bersambung...
⭕⭕⭕
"Memangnya apa yang kulakukan ? Kenapa ia menatapku seperti itu ?" ~ Kim Haneul
KAMU SEDANG MEMBACA
Because You My First Boy (With Seventeen And Wanna One)
FanficBerawal dari sebuah permasalahan kehidupannya Yoon Jiseon berusaha untuk bangkit. Namun seorang laki-laki berhasil selalu mengusik hatinya. bukan tanpa alasan, Jiseon berusaha untuk menepis semua pikiran nya tentang orang itu. Namun apa boleh buat d...