"soal yang pertama diisi oleh Hyun Jung lalu, Dino, Sarang dan seterusnya berurutan sesuai dengan tempat duduk kalian masing-masing" Ujar guru laki-laki itu. Mendengar hal itu Hyun-ae terdiam berusaha menghitung dia mendapatkan nomer berapa.
"Bagaimana ini ? Apa yang harus kulakukan ?" Batin Hyun-ae lantas dia melihat Wonwoo. Wonwoo hanya terdiam kebingungan melihat Hyun-ae yang tiba-tiba melihat ke arah nya. Sadar akan hal itu Hyun-ae berdeham pelan dan mengalihkan pandangannya dari Wonwoo.
"Minji silahkan maju. Dino harap bersiap siap, juga Sarang" guru matematika itu lantas melihat sebentar ke arah Hyun-ae karena setelah tiga nomer selesai Hyun-ae gilirannya. "Ta... Tadi ssaem melihat ke arah ku. Bagaimana ini ?" Batin Hyun-ae semakin panik wajahnya berusaha tenang namun tak bisa. Wonwoo malah tersenyum kearahnya bermaksud untuk menawarkan kembali apakah Hyun-ae ingin melihat tugasnya atau tidak.
"Selanjutnya, Hyun-ae" mata Hyun-ae terbelalak ketika namanya di panggil. Dia harus mengakui bahwa dia belum mengerjakannya. Dengan pasrah kakinya berjalan perlahan ke depan kelas dia menundukkan kepalanya dalam-dalam. "Ssaem, Aku... Aku belum mengerjakan nya. Maafkan aku" Ujar Hyun-ae. mata nya diam diam menatap Wonwoo tajam.
"Kau belum mengerjakan nya jadi kau tahu apa akibatnya bukan ?" Guru matematika itu berbicara dengan tegas dan sorot matanya yang berwibawa. "I... Iya ssaem" Jawab Hyun-ae gugup. Jiseon memandang nya dengan tatapan kasihan, juga Neu-Hee. Dia sangat membenci tatapan itu.
"Kau keluar ! berdiri di luar kelas hingga pelajaran ini selesai" Ujar guru matematika itu kepada Hyun-ae lantas dengan wajahnya yang tertekuk dia membungkukkan badannya kepada guru itu dan segera keluar kelas dan berdiri disana.
Hyun-ae senang dia bisa terbebas dari tatapan kasihan teman dekatnya. Namun saat dipikir-pikir lagi Wonwoo tak menatapnya seperti itu dia menatap matanya lekat lekat dengan senyuman di bibirnya. Seperti berusaha untuk menyemangati nya.
"Apa yang kupikirkan ? Setelah ini mungkin aku harus mengerjakan tugas dua kali lebih banyak" batin Hyun-ae.
⭕⭕⭕
"Yakkkkk.... Kau gila ? setelah aku tak sengaja menabraknya apa ini belum cukup ?" Laki-laki berumur sekitar lima puluh tahun itu berbicara pada seseorang melalui telepon nya. Nafasnya menderu kencang dia terlihat tidak tenang.
"Iya aku tahu aku gila. Kau puas ? Tapi kau tahu ini demi kebaikan mu. Apakah kau mau masuk penjara dan bertahan di sana karena kau berusaha menutupi tabrak lari itu dan menyalahkan orang lain ?" Suara laki laki dari seberang sana terdengar mengancam dan berusaha untuk menakuti-nakuti nya.
"Tapi tidak bisakah dengan cara lain ? Aku tak ingin seperti ini terus bagaimanapun, dia mempunyai dua orang anak dan keluarga yang harus dihidupinya" laki laki berumur lima puluh tahun itu juga berusaha mencari solusi yang lebih baik.
"Tak ada, hanya ini yang terbaik. Heiiiii.... Bagaimanapun kau adalah adikku aku tak mau kau masuk penjara. Tak mau dan tak akan" "tapi...." "Tak ada tapi-tapi an" laki laki itu memotong dan mengakhiri telepon nya.
Sebenarnya, ayah Jiseon bukan pelaku tabrak lari anak SMA itu. Ayah Jiseon hanya korban yang tak tahu apa-apa. Jiseon yakin bahwa ayahnya tak menabrak anak SMA itu hingga tewas. Dia yakin itu, dan benar saja memang bukan ayahnya tetapi mungkin, seseorang yang dia kenal.
⭕⭕⭕
Hyun-ae terdiam melihat seseorang di depannya yang tiba-tiba juga ikut terkena hukuman berdiri di luar kelas. Matanya tak berkedip dan dia berusaha menutupi mulutnya yang sedang menahan tawa.
"Heiiiii... Jeon Wonwoo kau juga dihukum ? mm.... Hahahaha. Kau dasar Aneh. hahahaha" Ujar Hyun-ae tak bisa menahan tawanya yang membuat guru matematika itu mendengarnya. Hyun-ae terdiam berusaha berpura-pura tak terjadi apa-apa dan melanjutkan tawanya.
Wonwoo hanya melihatnya heran. "Apanya yang lucu ?" Batin Wonwoo lantas tiba-tiba saja dia menekuk wajah hingga membuat Hyun-ae kembali tertawa.
"Yakkk... Kau benar-benar laki-laki teraneh di dunia ini. Kau bilang kau sudah mengerjakan nya dan sekarang mengapa kau malah dihukum ?" Hyun-ae terus tertawa.
"Aku... Hanya mengerjakannya sampai nomer empat. Sisanya aku lupa mengerjakannya" Wonwoo lantas melihat ke arah Hyun-ae dia sebenarnya menyunggingkan senyumnya sedikit. Hyun-ae tak pernah tertawa di hadapannya. Biasanya Hyun-ae hanya memasang wajah jutek.
"Kalian yang di luar ! Kalian ingin Ssaem tambahkan hukuman ?" Ujar guru matematika itu dia terlihat terganggu dengan suara Hyun-ae dan Wonwoo yang mengobrol saat di beri hukuman. "Ahh... Maaf Ssaem" Hyun-ae membungkukkan badannya lantas dia terdiam dan kembali berdiri dengan tegak.
⭕⭕⭕
ANGIN...
Angin itu....
Angin yang ku rindukan
Angin yang berbeda
Angin yang membawa rasa ini kepadanya
Angin yang menyampaikan salam ini kepadanya
Angin yang kuharap tak pernah hilang
Angin yang menjadi saksi bahwa aku akan selalu menunggunya
Angin yang membuat rasa ini bertahan kepadanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Because You My First Boy (With Seventeen And Wanna One)
Fiksi PenggemarBerawal dari sebuah permasalahan kehidupannya Yoon Jiseon berusaha untuk bangkit. Namun seorang laki-laki berhasil selalu mengusik hatinya. bukan tanpa alasan, Jiseon berusaha untuk menepis semua pikiran nya tentang orang itu. Namun apa boleh buat d...