#16

28 11 0
                                    

"Hyun-ae, kau dekat dengan Wonwoo ya ?" Tanya seseorang tiba-tiba membuat Hyun-ae menjatuhkan Buku yang ia pakai untuk menutupi wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hyun-ae, kau dekat dengan Wonwoo ya ?" Tanya seseorang tiba-tiba membuat Hyun-ae menjatuhkan Buku yang ia pakai untuk menutupi wajahnya.

Hyun-ae terdiam. Usaha yang dia lakukan percuma. Bahkan dia menahan lapar yang kala itu sebenarnya tak bisa ditahan lagi.

Mingyu yang mengetahui bahwa Hyun-ae yang sedang bersama Wonwoo hanya tersenyum. Lalu ikut duduk di samping Wonwoo.

"Kau... Bagaimana kau tahu kalau itu aku ?" Tanya Hyun-ae. "Mudah saja, aku tahu akhir-akhir ini kalian lebih dekat. Ya... walaupun Hyun-ae menghindari Wonwoo" Ujar Mingyu dengan nada sombong dan bangga pada dirinya sendiri.

"Cihhhh" Wonwoo kesal. Mengapa Mingyu mengganggu nya. "Woahhhh... Kau hebat. Apa kau semacam detektif ? Jika benar, orang yang kau sukai pasti sangat beruntung" Hyun-ae berkata dengan matanya yang membesar, takjub. Ia bahkan sudah tak peduli lagi pada makanannya atau pun orang-orang yang melihatnya.

"Hmm... Ya mungkin. Aku memang ingin menjadi detektif di kepolisian dan kau, apakah kau mau membantu ku ?" Ujar Mingyu.

Selama ini diam-diam ia memperhatikan Hyun-ae. Entahlah, ia merasa Hyun-ae adalah orang yang bisa dipercaya dan tebakannya yang benar saat bermain game di rumah Jiseon membuat ia yakin meminta bantuan pada nya.

"Benarkah ? Tentu saja" jawab Hyun-ae dengan mantap. "Hei kalian, kalian tak lihat ada aku disini ? Mengapa seakan-akan aku tidak ada ?" Wonwoo akhirnya berbicara karena rasa kesalnya tak bisa ia tahan.

"Oh maaf. Hyun-ae, ku tunggu kau pulang sekolah ya" Mingyu lantas pergi. Hyun-ae menghabiskan makanannya dengan cepat. Sedangkan Wonwoo hanya mengaduk ngaduk makanan nya dan tak memakannya. Mungkin ia sudah tak selera makan. Hyun-ae hanya melihatnya sebentar. Lantas ia kembali memakan makanannya.

"Hyun-ae, setelah bertemu dengan Mingyu. Bisakah kau kerumahku ? Ada hal penting yang ingin ku bicarakan. Alamatnya akan ku kirimkan lewat LINE" Wonwoo mengatakannya sambil menunduk. Ia tak terlalu berharap Hyun-ae datang kerumahnya. Karena ia sudah bisa menebaknya. Pasti Hyun-ae tak akan mau menuruti permintaan nya. Wonwoo tak peduli lagi. Hyun-ae hanya terdiam dan melanjutkan memakan makanannya seperti tidak terjadi apa-apa.

⭕⭕⭕

👤082-XXX-XXX (Jiseon) 💬
"Hei, Neu-Hee. Kau bisa temani aku ke sebuah toko buku ?"

👤083-XXX-XXX (Neu-Hee)💬
"Memangnya untuk apa kesana ?"

👤082-XXX-XXX (Jiseon) 💬
"Kau yang terlalu bodoh apa aku yang gila sih ? Ya untuk apa lagi aku ke toko buku."

👤083-XXX-XXX (Neu-Hee)💬
"Ahh... Sepertinya hari ini kau sedang kedatangan tamu bulanan ya ? Kau sangat cepat marah"

👤082-XXX-XXX (Jiseon) 💬
"Tidak, kau salah. Sudahlah cepat siap-siap. Aku akan menunggumu di persimpangan jalan."

👤083-XXX-XXX (Neu-Hee)💬
"Ne"

Jiseon meletakkan handphone nya dan bersiap siap. Ia mengganti baju dress berwarna peach. Lalu dia memakai beberapa polesan bedak dan lipstik berwarna coral di wajahnya.

"Hmm... Bagus" ujar Jiseon seraya melihat ke arah cermin besar yang ada di kamarnya. Lantas setelah itu ia mengambil tas kecilnya dan mengalungkan nya di pundak. Saat sedang berjalan ke luar rumahnya. Tiba-tiba saja seseorang berbicara padanya.

"Hmm... Berdandan seperti ini... Kau ingin kemana ?" Tanya Jiseon tiba-tiba ketika melihat Jiseon memakai pakaian sangat rapih.

"Hanya... Aku ingin jalan-jalan. Memangnya kenapa ? Tak boleh ?" Jiseon menjawabnya dengan ketus lantas segera ke luar rumah.

Sekitar sepuluh menit Jiseon berjalan untuk sampai ke persimpangan jalan memang agak melelahkan. Untung saja cuacanya sangat mendukung. Entahlah, Jiseon merasa ingin pergi ke toko buku karena bosan. Setelah Jiseon sampai di persimpangan jalan. Ia melihat Neu-Hee melambaikan tangan kepadanya seraya tersenyum sangat lebar.

"Jiseon-ahh, ayo !" Neu-Hee menarik tangan Jiseon untuk segera menaiki bus di seberang jalan. Lantas setelah mereka duduk di bus mereka hanya memperhatikan jalan.

⭕⭕⭕

"Aku akan langsung ke lantai tiga. Kalau kau ingin melihat-lihat lantai satu dan dua, silahkan. Dah..." Ujar Jiseon, begitu ia sampai di toko buku yang memiliki struktur bangunan berlantai-lantai.

"Hmm... Baiklah. Aku juga ingin membeli beberapa alat tulis di lantai dua. Nanti kalau sudah jangan lupa telepon aku" Lantas mereka berdua sudah berjalan berlawanan arah sesuai dengan keinginan masing-masing.

Jiseon segera menaiki eskalator lalu setelah itu dia mencari beberapa buku yang ingin dia beli. "Beli buku apa ya ? Buku ini harganya 10.000 won lalu yang ini 8.500 won. Ahh sudahlah ku beli dua duanya saja. Hmm... Sekarang aku ingin beli komik" Jiseon memasukkan bukunya yang ingin dibeli nya ke dalam keranjang yang disediakan. Lantas ia segera pergi ke tempat dimana komik komik di pajang dan di jejer rapi.

Jiseon segera memilih komik yang ingin dia beli. Tetapi ada yang aneh. Orang itu, ya. orang itu. Jiseon mengenalnya laki-laki tinggi itu.

⭕⭕⭕

"Aku tak peduli siapa dirimu. Aku hanya ingin bersamamu itu saja. Apa tak bisa ?"

Because You My First Boy (With Seventeen And Wanna One)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang