Suara nada dering ponsel Haneul terus berbunyi. Haneul tak mengangkat panggilan itu karena sedang mandi. Dia baru menyadari ada orang yang menghubungi nya, ketika dia sedang berbaring di tempat tidurnya.
"Omoooo, aku lupa hari ini Vernon kan... Sekarang jam empat. Masih ada waktu walaupun pasti akan terlambat 30 menit" batin Haneul seraya melihat pesan suara yang di kirim oleh Vernon.
"Rainbow kafe, masih dekat sih" Haneul lantas merapikan dandanannya sebentar dan melihat ke cermin. Setelah dia merasa cukup dengan penampilan nya dia langsung bergegas pergi dan tak lupa izin ke dua orang tuanya.
⭕⭕⭕
"Dia belum datang. ini sudah terlambat 25 menit. Apa dia tak datang ?" Vernon terus menerus melihat handphone nya berharap Haneul merespon panggilan suaranya. Namun Nihil, Haneul tak kunjung membalas atau meneleponnya.
Lima menit sudah berlalu. Seorang perempuan terlihat berlari memasuki kafe. Vernon tersenyum melihat Haneul sudah datang walaupun agak terlambat. Setelah memasuki kafe Haneul terlihat mencari Vernon diantara pengunjung kafe lainnya.
"Kim Haneul ssi" panggil Vernon dengan suaranya yang agak keras agar terdengar dari suara pengunjung kafe yang kala itu sedang ramai. Haneul menghela nafas lega. Dia Khawatir kalau Vernon sudah pulang.
"Vernon-ssi, maaf aku terlambat" Haneul membungkuk empat puluh lima derajat membuat Vernon merasa tak enak. "Tak apa lagi pula aku baru sampai. Silahkan duduk"
"Baiklah, apa kau sudah membawa dongengnya. Aku akan mulai mengajarimu" Haneul lantas mengambil beberapa buku tulis yang tadi dia bawa dengan sangat terburu-buru.
"Tentu saja. Oh iya kau ingin ku pesankan makanan dan minuman yang mana ?" Tanya Vernon lantas menyerahkan buku menu pada Haneul. "Terserah, kan kau yang meneraktir ku" "baiklah"
Setelah Vernon memesan makanan dan minuman lima belas menit kemudian pesanannya telah datang. "Kamsahamnida (Terima kasih)" ujar Vernon kepada pelayan yang mengantarkan pesanannya ke mejanya. "Ne" jawab pelayan itu singkat lantas pergi meninggalkan meja Vernon.
"Kamsahamnida Vernon-ssi" Haneul tersenyum, berterima kasih. "Ya tak apa. Harusnya aku yang berterimakasih padamu" mereka berdua lantas menyeruput minumannya dengan agak canggung.
"Ahhh... Segar. Rasanya sangat enak setelah menaiki sepeda kesini dengan sangat cepat" batin Haneul seraya terus meminumnya. Sadar sedang dilihat oleh Vernon, Haneul berhenti meminum minuman nya.
"Ahhh... Maaf. Langsung kita mulai saja" Haneul tersenyum dengan canggung dan terpaksa karena dia sangat malu.
"Laki-laki itu tampan sekali..." Bisik pengunjung kafe di sebelah mejanya.
"Iya... Aku ingin punya pacar seperti nya" jawab temannya seraya terus melihat ke arah Vernon. Mendengar hal itu Haneul terdiam saat sedang menjelaskan cara menghapal dengan cepat pada Vernon.
Vernon pun melihat ke arah Haneul dia juga tahu ada orang yang sedang berbicara tentangnya namun dia berusaha untuk mengabaikannya.
"Haneul-ssi, maaf kalau aku memilih kafe yang terlalu ramai" Haneul yang mendengar Vernon berbicara seperti itu jadi merasa sangat tak enak.
"Tak apa. Hahaha" Haneul sangat tak tahu apa yang harus dia jawab sehingga dia hanya bisa mengakhiri dengan tertawa.
"Sayang sekali, perempuan itu sepertinya pacarnya. Ya... ku akui, perempuan itu lumayan cantik" bisik pengunjung kafe itu lagi membuat Haneul semakin tak nyaman.
"Aku pacarnya ?" Batin Haneul.
"Vernon-ssi lanjut saja ya. Jadi caranya seperti ini agar kau mudah menggunakan gaya saat bercerita atau mendongeng"⭕⭕⭕
"Kamsahamnida Haneul-ssi. Sampai jumpa lagi esok. Oh iya kau ingin pulang bersamaku ?" Ujar Vernon dia merasa tak enak pada Haneul karena menurutnya dia merepotkan Haneul.
"Tidak terimakasih, aku bawa sepeda dan aku juga berterima kasih karena kau telah meneraktir ku" Haneul lantas membungkuk selama dua detik lantas melambaikan tangannya pada Vernon. Vernon tersenyum manis, menurutnya Haneul sangat baik dan sopan.
⭕⭕⭕
"Entah apa yang aku pikirkan hingga bisa datang sepagi ini." batin Hyun-ae seraya melihat ke arah jendela yang terkena cahaya matahari. Hyun-ae lantas mencoret coret bukunya mencoba untuk melakukan sesuatu.
"Hyun-ae, tak biasanya kau datang pagi-pagi" Ujar Neu-Hee yang baru datang. Padahal biasanya Neu-Hee lah yang datang lebih cepat.
"Entahlah aku juga berfikir ini agak gila" sahutnya seraya terus mencoret coret bukunya.
"Selamat pagi" Ujar seorang laki-laki yang datang.
"Ne, selamat pagi juga Wonwoo. Dimana temanmu yang lain ?" Jawab Neu-Hee dia heran ketika melihat Wonwoo telah datang saat jam masih menunjukkan pukul 06.15.
"aku tak berangkat sekolah bersama mereka. Aku naik bis"
"ohhh begitu rupanya" Neu-Hee hanya mengangguk kan kepalanya lantas kembali ke tempat duduk nya.
"Selamat pagi Hyun-ae" Ujar Wonwoo pada Hyun-ae namun Hyun-ae hanya menjawabnya dengan malas.
"Kau sudah mengerjakan tugas matematika ?" Tanya Wonwoo.
"Belum"
"ingin lihat jawabannya kepadaku ?" Wonwoo lantas menyodorkan buku tulis matematika nya.
"Tidak, terimakasih. Aku lebih memilih di hukum daripada melihat jawaban matematika darimu" Jawab Hyun-ae dengan nada seperti orang yang sedang kesal. "Baiklah, aku yakin kau akan menyesal"
⭕⭕⭕
"Baiklah anak anak, ssaem akan langsung saja memulai pelajaran nya" Ujar seorang guru laki-laki.
"Ya ssaem" "kemarin ssaem sudah memberi PR matematika pada kalian. Sekarang kalian akan menulis jawaban masing-masing dari kalian di papan tulis. Tetapi, bagi yang belum mengerjakan ssaem tak memberi kesempatan lagi. Minggu depan hanya kalian yang mengerjakan tugas ini yang akan ikut Ujian. Mengerti ?" Guru laki-laki itu menekankan kalimat yang sangat penting dengan intonasi yang tegas. Semua murid pun tanpa terkecuali merasa takut bahwa jawabannya akan salah.
Hyun-ae menelan ludah. Dia tak tahu kalau tugas matematika ini syarat untuk ikut Ujian. Dia benar-benar merasa sial.
⭕⭕⭕
KAMU SEDANG MEMBACA
Because You My First Boy (With Seventeen And Wanna One)
Fiksi PenggemarBerawal dari sebuah permasalahan kehidupannya Yoon Jiseon berusaha untuk bangkit. Namun seorang laki-laki berhasil selalu mengusik hatinya. bukan tanpa alasan, Jiseon berusaha untuk menepis semua pikiran nya tentang orang itu. Namun apa boleh buat d...