"Jati! Bangun! Tolongin gue!"
Suara cewek sableng, tapi bukan saudaranya wiro sableng, sungguh mengganggu tidur pagi menjelang siang cowok pemilik bibir ranum ini. Sudah biasa memang, tapi tetap saja. Bisa-bisa gendang telinganya pecah akibat kelakuan cewek rempong satu ini, jika terus menerus mendengar ocehan dari mulutnya.
"Plis bangun dong Jat," Himeka, nama tetangga sekaligus sahabatnya itu. Lagi-lagi, datang pakai mewek. Meka, nama panggilannya, menggoyang-goyang badan kekar Jati.
"Apa sih Me?" masih setengah sadar dan tergulung selimut, Jati duduk seraya menguap lebar. Memandang Meka malas, wajahnya lusuh. Mata dan hidungnya merah. Rambut yang dicepol ke atas itu semrawut, mencuat sana-sini.
Meka mengotak-atik ponselnya, lalu menunjukkan sebuah foto, lebih tepatnya sebuah postingan instagram seseorang. "Dia udah taken sama temen gue. Padahal dia pdktnya sama gue, Jat." Curhat Meka, masih dengan sesenggukannya.
"Oh," Jati keluar dari sarang, menyingkap selimutnya dan berdiri ngambil bathrobe. Badan shirtlessnya terekspos. Kebiasaan Jati memang, tidur cuma pakai celana boxer. "Yaudah sih, kaya nggak biasa aja."
"Ih jahat banget lo Jat," Meka mengekor Jati yang sudah masuk kamar mandi. Dan berhenti di depan pintu yang sudah dikunci dari dalam. Bersandar disana.
"Palingan lo dapet gebetan baru abis ini." Suara Jati menggema di dalam sana. Berbaur dengan gemericik air. Meka meratapi nasibnya, yang kalau nemu gebetan, tak pernah jadian.
'Ting!'
"Aaa! Jati! Gue dapet dm dari cowok!" saking girangnya, pintu kamar mandi jadi sasaran empuk tangan Meka. Digedor-gedor mirip ibu kos mau nagih uang sewa bulanan. "Jati! Love you!"
Meka langsung berlari dan melompat ke kasur king size milik Jati. Segera membalas chat dengan sumringah. Otomatis amnesia sama patah hatinya."Me," Jati baru saja selesai mandi secara kilat, yang penting mandi.
"Hm,"
"Lama-lama gue bisa budeg kalau lo gini terus." Bukan ngeluh si, cuma ngomong doang. Biar Meka peka, tak perlu teriak-teriak di rumah orang. Untung bunda, ayah serta kedua kakak perempuannya sedang pada kencan. Tentu saja, agenda wajib saat weekend sama pasangan masing-masing. Tapi ya namanya Meka, mana bisa dibikin peka. Hadeh.
"Aaa! Jati!" Meka berdiri di kasur dan jingkrak-jingkrak disana. "Dia mau langsung ketemu. Woohoo!" Jati memutar bola matanya, jengah, dia duduk di pinggir kasur, membelakangi Meka yang lagi joget-joget tak jelas.
"Makasih ya beb, lop yu pull." Meka mengecup singkat pipi Jati, mengacak-acak rambut basahnya dan kabur seraya teriak. "Gue mau siap-siap, dah!""Dasar toa."
-SHELTER-
Kepulan uap panas secangkir cokelat terlihat menggiurkan. Jati membetulkan kaca mata bacanya yang melorot. Kembali meneruskan bacaan yang tak kunjung selesai sejak berhari-hari yang lalu.
Jati sangat serius membaca buku berisikan tentang bisnis tersebut. Sampai tak sadar, Meka sudah duduk di kursi santai egois, ya egois, karena cuma satu. Menghabiskan setengah minuman milik Jati.
"Tok tok tok!" Jati terusik, dia menutup bukunya, bukannya melihat Meka. Tapi malah fokus sama isi cangkir yang berkurang.
"Meka! Gue aja belum minum. Ish!" Meka cuma nyengir kuda tak peduli.
"Cangkirnya bocor Jat," Meka berdiri, berputar-putar, bergaya bak model. "Gue cantik kan?"
Jati mencibir, "lo jelek tahu nggak." Karena percuma, cewek itu ribet. Udah dibilang cantik, pasti dia bilang ada yang kurang, trus mau ganti baju. Pilih ini-pilih itu. Katanya tak ada baju. Padahal selemari penuh isinya juga baju. Sukanya pada ngilang-ngilangin. Hilang beneran, baru tahu rasa.
"Sirik banget lo, makanya cari cewek sana. Biar nggak cuma ngedekem di rumah. Udah ah, gue brangkat ya? Dah!" See? Tak ada guna ngomong sama Meka. Malah ngejekin. Pengin banget Jati jitak itu kepala Meka. Biar kelakuan yang naudzubillah minta ampun itu benar sedikit.
"Tabahkan hatimu, Jat. Calm down."
-SHELTER-
Assalamu'alaikum..
Ketemu lagi, dengan cerita anyar saya.
Jangan bosen ya?
Kalau bosen bilang.
Udah ah,
Dah!
Bakalan selow apdet.
Mulmed bukan milik saya.Salam hangat,
HOIWonosobo, 19 November 2018.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shelter ✔
RomanceTAMAT Sampai kapanpun, gue cuma jadi tempat penampungan keluh kesah lo. Nggak kurang, nggak lebih - Jati. -ShelterByHOI- ©2018