Berulang kali matanya menengok jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Jati yang bersandar pada pintu mobil, menunggu dua kakaknya. Dia sedang menjabat sebagai supir. Disuruh antar mereka ke kantor. Ayah punya perusahaan yang sudah berkembang lumayan besar. Dua anak gadisnya bekerja disana.
Gani dan Ranti tak mau, jika bekerja dengan jabatan tinggi lewat koneksi. Mereka mulai dari nol, melamar, seleksi, wawancara. Dan menjabat sebagai karyawan dan itu masih kontrak. Kalau Jati, dia tidak tertarik bekerja kantoran.
Modal patungan dengan Meka, dari hobi baca buku dan Meka yang suka kopi. Mereka membuka tempat kongkow asik bernama Kopi dan Teman. Disana tersedia kopi dan desert. Bertemakan perpustakaan guna menambah minat baca orang-orang yang berkunjung, disana terdapat rak-rak buku, berisi novel, komik series, buku kiat bisnis, parenting, biografi, sejarah dan bahkan buku dongeng anak-anak. Satu lagi yang Jati sediakan, perpustakaan khusus yang disediakan untuk anak-anak sekolah, mahasiswa yang butuh tempat nugas ataupun belajar yang cozy. Intinya, kafe sama perpus digabung. Mereka juga rutin menambah buku-buku baru. Jati dan Meka tidak takut jika buku disana bakal hilang atau diambil pengunjung. Itu masalah kejujuran mereka sendiri. Kalaupun sampai dibawa pulang, anggap saja sedekah.
"Dek! Buru. Udah telat nih." Gani dan Ranti serudukan. Mau masuk mobil pakai acara rebutan.
"Ranti, gantian dong ah!" omel Gani.
"Yee, lo tuh kudu ngalah sama gue. Adek lo." Mulai deh, debat. Pemandangan yang bakal Jati lihat tiap pagi. Jati masuk ke mobil, siap supirin dua orang bawel itu.
'Greb! Greb!'
"Yang cepet ya dek, nyupirnya." Kini Ranti yang merintah. Dia mengalah, duduk di depan, di samping Jati. Kedua kakaknya memang tak difasilitasi mobil. Alasannya, ayah tak memberi ijin para gadis, buat nyetir.
"Iya, non."
-SHELTER-
"Ntar jemput nggak?" Tanya Jati, ketika sampai di depan kantor.
"Nggak usah." Itu Gani.
"Iya," ini Ranti. Mereka ngomong bersamaan. Jati memutar bola matanya.
"Nggak usah gue bilang,"
"Lo kan dijemput mas Aryan. Lah gue, Galih nggak bisa jemput." Aryan, adalah pacar Gani. Mereka biasa dijemput pacarnya masing-masing setelah ngantor.
"Lo kan bisa nebeng Ranti." Gani gemes sendiri. Katanya telat, malah debat melulu.
"Ogah!"
"Udah, ntar gue jemput." Jati menengahi kerusuhan yang diciptakan cewek-cewek itu. "Kalian telat lima menit."
Empat pasang mata itu membulat sempurna. Seketika, bibir-bibir cantik milik kakaknya mulau ngoceh, ngedumel tak jelas."Ih! adek nggak ngingetin." Salah lagi kan? Cewek memang selalu benar. Belum apa-apa saja Jati lelah. Jati seketika membayangkan bagaimana kelak, istrinya nanti? Apa akan seperti kakak-kakaknya? Jati bergidik. "Lupakan."
Giliran Jati menjemput Meka. Dia benar-benar mirip supir. Hari senin, waktunya Jati ke kafe. Ngecek data laporan yang dia serahkan pada kawan kepercayaannya. Jati ke kafe cuma seminggu tiga kali. Dia memang tidak boleh stress dan capek berlebihan.
Jati memilih jalan tikus, agar lebih cepat sampai. Jalan yang biasa dia lewati, seperti sekarang ini. Saat melewati perkampungan, lajunya terhenti kala seorang bapak-bapak memberhentikan mobilnya. Di depan sana berkerumun orang-orang, entah melihat apa. Jati menurunkan kaca mobil.
"Mas, boleh minta tolong?" tanya si bapak. Rautnya terlihat serius, apalagi keringat sebesar biji jagung itu meluncur bebas dari pelipisnya. Apa pagi ini, sudah sepanas itu? Pikir Jati.
"Kenapa ya, pak?"
"Ada perempuan, kena tabrak lari. Dari tadi kita cari mobil nggak nemu. Mbaknya pingsan."Jati terlihat berpikir panjang. Takut ini penipuan, tapi masa iya? Sudahlah, tak ada salahnya membantu. "Kita perlu kendaraan buat bawa si mbak ke rumah sakit."
"Iya, bawa sini aja pak." Si bapak berlari, dan sepertinya bicara dengan orang-orang disana. Seorang bapak, terlihat membopong seorang gadis dengan gaya bridal. Jati segera membuka pintu tengah mobilnya. Membiarkan si bapak meletakkan si gadis di jok tengah.
"Ini mas tasnya, tolong dibawa ya? Kami nggak bisa ikut. Mohon maaf."
"Lah! Kok jadi gue?"
-SHELTER-
Terima kasih sudah membaca,
Sampai jumpa lagi...Salam hangat,
HOIWonosobo, 24 November 2018.
![](https://img.wattpad.com/cover/162346842-288-k264432.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Shelter ✔
RomanceTAMAT Sampai kapanpun, gue cuma jadi tempat penampungan keluh kesah lo. Nggak kurang, nggak lebih - Jati. -ShelterByHOI- ©2018