5

865 147 4
                                    

"Kami tidak suka ke rumah sakit, jadi jika terjadi sesuatu seperti ini kami hanya berkumpul dan mengobati luka masing-masing. Kau.. Tidak masalah kan?"

Aku mengangguk sambil tersenyum sebisaku, lalu Jimin mengobati ku lagi.

"Taehyung?"

"Dia sedang diobati, palingan Namjoon atau Jin yang mengobatinya. Walau begitu kami cukup pandai mengobati diri, dan mengobati luka hati"

Aku mulai merasa Jimin akan menceritakan sesuatu, aku mencoba untuk terus diam Walau sesekali meringis saat luka ku terasa sakit.

"Kau kenal penculik itu?"

"Yah, ini yang kedua kalinya mereka menculikku"

Jimin menatapku sedih, dan mengoles Betadine ke ujung bibirku dengan pelan.

"Tapi kali ini aku beruntung, kalian menolongku. Saat itu.. Aku diculik dengan sangat mengerikan. Bahkan sampai aku tak kuasa mengingatnya" aku menangis tanpa kusadari. Bibir ku bergetar menahan rasa sesak di dadaku dan ketika mengingat pukulan yang Jackson berikan saat itu.

Jimin memelukku erat, aku dapat merasakan cengkraman yang menghangatkan dalam pelukannya, dan tangisanku kembali menguar lagi. Cukup sedikit waktu terbuang karena aku menangis, Jimin melepaskan pelukannya saat aku sudah kembali tenang.

"Ingatlah ini, kau boleh menganggap hidupmu sangat menderita tapi jika kau lihat hidup orang lainnya, kau akan belajar untuk bersyukur"

Aku menatap Jimin berbeda dari biasanya, aku tidak setuju dengan kata-kata nya itu. Hidupku lah yang paling menderita di dunia ini, bahkan aku enggan berdoa kepada tuhan dan meminta bantuannya untuk melepaskan semua ini. Yah kecuali saat aku tidak punya pilihan lain,seperti tadi. Siapa orang yang lebih menderita dariku?

Bahkan yang aku tau, Jimin adalah anak dari seorang yang jenius, benar, ayahnya adalah seorang profesor yang sangat disegani karena berhasil menciptakan ramuan ilmiah yang banyak bermanfaat. Yang pastinya tepat aku fikirkan, Jimin menjadi berandalan karena Ayahnya yang menekannya untuk mengikuti jejaknya dan berakhir dengan menolaknya dan menjadi seperti sekarang. Lalu bagaimana bisa dia berkata seperti itu.

"Aku juga pernah diculik, tapi oleh ayahku sendiri"

Alisku yang semulanya tegang, agak melemas saat Jimin mengucapkan hal itu dengan keadaan emosi tertahan. Dia akan bercerita.

"Ayahku sengaja membawaku diam-diam kelaboratoriumnya dan menjadikanku tikus percobaannya. Dia bilang padaku jika manusia lebih baik dari binatang dan dia menjadikan ku sebagai manusia yang diberikan suntikan suntikan pada tubuhku dan membuat jiwa ku terguncang. Saat itu aku masih belum mengerti apapun, tapi ketika aku beranjak dewasa aku membenarkan perkataan ayahku. Jika manusia lebih baik dari binatang, dan ayahku lebih buruk dari seekor binatang. "

Aku terkejut dengan pengakuannya, hidupnya seburuk itu.

"Aku sudah muak menjadi bahan tesnya, terkadang kepala ku akan terasa begitu sakit, terkadang tubuhku merasa seperti terbakar. Dan saat itulah aku merendam tubuhku di bathup kamar mandi dengan luapan air dingin. Karena rasa panas ditubuhku mulai hilang aku sampai ketiduran dan tidak menyadari jika rasa panasnya berubah menjadi kedinginan yang mengerikan tapi sayangnya aku sudah terlanjur berlayang pada mimpiku. Dan aku mengalami hipotermia hampir mati, tapi ternyata aku tetap diberikan hidup.."

"Saat aku dirumah sakit, dokter bilang ada yang aneh ditubuhku. Seperti, darahku sudah terkontaminasi dengan banyak cairan kimia yang sulit dideteksi dokter. Ayahku yang mengetahuinya malah membuatku harus dirawat di rumah dan tidak membiarkan dokter manapun untuk menyembuhkan ku. Karena dia takut ketahuan akan perbuatannya kepadaku selama ini"

Aimless Game | Epilog - SequelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang