21

742 124 73
                                    

Kalian kira jadi apa kami sekarang? Apa kehidupan kami semakin baik? Semakin jelas? Semakin harmonis?

Mungkin.

Arah kehidupan kami terasa jelas sekarang, karena ini tidak akan pernah berakhir.

Dan apa yang harus kami perbuat?
Mencari sukarelawan untuk menikmati konflik-konflik yang akan datang secara bersama dan membantu.

Sekarang aku mengerti, jika orang tua dari Namjoon, Jin, Yoongi, Hoseok, Jimin, Taehyung dan Jungkook adalah Cameo untuk mendukung konflik ini menjadi lebih membara lagi. Dan itu sungguh-sungguh membara hingga anak-anak mereka pun terkena imbasnya.

Aku mengerti sekarang, jika awalannya saja tidak jelas maka akhirannya juga demikian. Sekarang aku harus mengikuti setiap ritme dan kondisi yang terjun seakan hujan di atas kepala kami, mencari bantuan, membuat rencana, akan menjadi rutinitas baru untuk kami. Dengan musuh dan teman baru, musuh dan teman lama, atau bertarung pada diri kami sendiri.

...

"Karena sekarang tujuan kita hanya menjalani semua ini, kita tidak harus bertemu mereka lagi kan?"

"Siapa?" Tanyaku.

"Hoseok dan yang lainnya"

Aku diam mendengar jawaban Sinb, walau begitu aku diam dalam keadaan memikirkan sesuatu.

"Mereka juga tidak memiliki tujuan sekarang"

"Kita tidak perlu memikirkan mereka lagi, biarkan mereka hidup semestinya"

"Kau tidak usah menemui mereka lagi, kita bersedia saja untuk menjalani masalah yang akan datang. Kita berenam akan menjadi pengganti orang tua kita"

Sinb terus berbicara, dan aku terus berfikir ulang.
Jika aku bisa saja melakukan apa yang Sinb katakan, tapi aku sudah..

"Aku sudah berjanji pada Taehyung, kalau aku akan merubah kehidupan mereka"

Sinb menatapku, kemudian menatap jengah.

"Yewon.. Kau tidak harus melakukan itu"

"Aku harus Sinb, ucapan tidak selamanya hanya ucapan tanpa perbuatan"

Sinb bangkit dari duduknya, lalu menatapku lurus dan menusuk. Kami cukup lama dalam diam dan saling menatap.

"Aku tidak mungkin memaksamu, karena aku tau seberapa keras pun aku memaksa kau tidak akan mendengarkan"

Sinb keluar dari kamarku setelah mengatakan itu. Aku juga tidak diam saja, aku langsung bersiap-siap untuk pergi.

Untuk menemui mereka.


Aku sudah berada di garasi untuk membawa motor matic ku yang sudah lama tidak aku gunakan,yah aku masih berada di rumah ku.

"Mau kemana lagi?"

Aku langsung berbalik saat suara ibu mengintrupsi di arah belakangku. Aku diam terlebih dahulu sebelum menjawab, tapi ibu sudah memotongnya.

"Tak bisakah kau diam dirumah dan tidak mencampuri urusan orang luar? Kau akan mendapat konflik mu sendiri, jangan menambah masalah"

Aku mendengar ucapan ibu dengan menunduk, aku mau menuruti ucapan ibu yang sejenis dengan ucapan Sinb. Tapi aku tidak mau memilih itu karena aku sudah menolerkan janji, yang tidak bisa aku coreng begitu saja.
Apalagi ini menyangkut orang yang telah ada di hatiku..

Aimless Game | Epilog - SequelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang