13

781 145 18
                                    


"Saya merasa tersanjung dapat mengobrol secara santai bersama nona Yewon. Entah kenapa terasa spesial"

"Itu karena aku tidak pernah mau berbicara berdua dengan mu"

Balasku cukup jutek, aku muak mendengar kata-kata manis dari bibir seorang pengkhianat. Kalau saja bukan karena suatu informasi yang hanya dari dia aku bisa tau, aku tidak akan mau lagi bertatap wajah dengannya.

"Nona Yewon mengingatkan saya dengan anak saya, mungkin dia berumur sama seperti nona Yewon"

"Aku tidak perlu mendengar ocehan lain selain informasi keluargaku, jika aku mau kedok mu selama ini bisa terbongkar. Dan kau tau sendiri apa yang bisa terjadi padamu" ucapku sangat lantam. Beginilah aku jika benar-benar membenci seseorang. Dan yang membuatku semakin tidak suka, pak Nim hanya tersenyum sambil menyeruput kopi paginya.

"Saya tidak takut jika penghianatan saya selama ini terbongkar karena saya mendapat perlindungan dari Yakuza, bahkan saya berharap nona Yewon dapat membongkarnya secepat mungkin. Agar saya selesai pada pekerjaan ini dan kembali ke China untuk kembali bersama keluarga kecil saya"

Ucapnya santai, aku menatapnya semakin mendelik. Pak Nim terlihat bersiap bibir untuk mengatakan sesuatu yang panjang.

"Keluarga adalah tempat terjelasmu untuk pulang, keluarga adalah perisai terkuat yang rela memberikan nyawanya untukmu. Keluarga memanglah sekuat dan seindah itu, tapi tidak semua orang bisa merasakannya"

Aku merasakan kesedihan dalam kata-katanya, aku masih terus mendengarkan.

"Seperti diriku, bahkan hampir 24 tahun aku terjebak pada pekerjaan ini dan tidak pernah kembali ke keluargaku. Jika waktu bisa terulang, mungkin aku tidak akan menerima kerja sama dengan kelompok Yakuza, tapi jika pun aku menolak pekerjaan ini aku tidak yakin akan mampu membiayai kehidupan keluargaku. Karena seorang penulis tidak setiap harinya mengeluarkan sebuah buku dan belum tentu juga ada yang berniat membacanya"

Aku terhenyut pada cerita pak Nim, aku mengerti apa yang barusan ia ceritakan tentang keluarganya. Dan aku cukup ikut merasa sedih saat dia bilang telah bertahun-tahun tidak bertemu anaknya, apa anaknya akan mengenal ayahnya? Atau anaknya tidak mencari-cari ayahnya? Bagaimana juga dengan istrinya? Entahlah aku tidak mampu membayangkan sampai kesitu.

Walau aku ikut bersedih, tapi masih tidak mengurangi rasa benciku akan selama ini perbuatannya.

"6 bulan setelah kepergian ku, aku mendengar berita jika istriku telah melahirkan dengan selamat dan aku mendapat seorang putri. Sungguh aku sangat bahagia mendengarnya, tapi sangat menyedihkan mengingat istriku yang berjuang dengan kehamilannya tanpa diriku disampingnya. Jadi aku berusaha semakin keras untuk menyelesaikan pekerjaanku dan membawa hasil untuk keluarga kecilku, tapi pekerjaanku semakin menyulit. Apalagi aku harus dioper pada Mr. Kim Chul"

Aku masih terus mendengarkan.

"Saya minta maaf akan pekerjaan saya yang menyulitkan nona Yewon, tapi begitulah pekerjaanku untuk memberitahukan Mr. Chul apapun yang nona Yewon lakukan. Aku juga sangat sedih saat nona Yewon harus mendapat pukulan, bentakan dan kekangan parah dari Mr. Chul. Tapi apa yang bisa saya perbuat. Saya tau nona Yewon sangat membenci saya, perbuatan saya terkadang memang berlebihan dan saya sangat merasa bersalah karena itu"

Hatiku mulai luruh mendengar pengakuannya. Kata-kata nya yang selalu lembut bagaikan seorang ayah yang sesungguhnya, jauh berbeda saat ayahku yang berbicara. Meski pak Nim terkadang menyebalkan ketika mengaduku, tapi setiap dia berbicara padaku tidak pernah sekalipun bernada tegas dan kasar. Justru ucapannya selalu lembut padaku, nada yang tidak pernah ayah berikan padaku.

"Saya selalu mengingat anak saya disana, apa yang sedang ia lakukan, apakah dia dan istri saya selalu sehat, apa mereka bisa menjaga diri dengan baik dan apa penghasilan saya selalu cukup untuk mereka. Dan saya sangat takut jika anak saya juga merasa tertekan sama seperti nona Yewon disini, saya selalu merasa bersalah karena saya membuat nona Yewon semakin kesulitan. Dan jika anak dan istri saya disana juga merasa kesulitan maka saya tidak terkejut, karena itu adalah balasan dari apa yang saya perbuat pada nona Yewon tapi saya sangat takut akan balasan itu"

Aimless Game | Epilog - SequelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang