17

915 139 15
                                    

Maafkan aku, aku banyak mengetahui tapi membiarkan mu tidak mengetahui apapun. Hingga sampai seperti ini"

"Aku juga terlalu bingung harus memberitahukan mulai dari mana, kau akan tetap merasa dikhianati"

"Yang dikatakan pak Nim padamu seluruhnya adalah kebenaran, aku sudah lebih dulu menjadi jahat dan mengikuti setiap langkah Kakek tanpa ketahuan dirimu. Walau ayah mu tau tapi ayahmu tidak pernah melarang ku bertemu denganmu, karena hanya aku satu-satunya yang pantas bersamamu"

"Kakek dan ayahmu sudah lama mengalami perseteruan dengan perjanjian yang mereka buat masing-masing, walau tanpa persetujuan masing-masing. Dan kau terkena imbasnya"

Aku mendengarkan apa yang Sinb ceritakan menurut pandangan dan yang dia ketahui, tapi dia tidak kunjung mengarah pada seorang yang sangat ingin ku ketahui. Sampai akhirnya aku menanyakannya sendiri.

"Siapa Umji?"

Sinb menatapku biasa lalu menatap hamparan penghijauan taman disekitar, melawan teriknya matahari pada pandangannya.

"Umji katanya dia meninggal sebelum kita lahir, dengan kematian tragis. Kakek bilang Umji selalu hidup dihatinya dan belum mati, walau kenyataannya aku pernah mendatangi kuburan milik Umji bersama Kakek"

"Kakek terlalu menyayangi Umji, padahal seluruh Paman dan bibi sudah mengikhlaskan kematian Umji. Maka dari itu mamaku, Mamanya Yuju dan Sowon, ayahnya Yerin dan Ayahnya Eunha tidak pernah menggubris apa yang Kakek lakukan. Mereka pikir dengan menuruti kemauan Kakek akan membuat Kakek lebih bisa untuk melepaskan Umji"

"Orang tua ku, Yuju, Sowon, Eunha dan Yerin tidak ada yang tau menahu tentang apa yang kami lakukan bersama Kakek. Mereka menganggap kami hanya memiliki hubungan biasa antara cucu dan kakeknya. Padahal banyak yang kami perbuat atas suruhan Kakek dan mendapatkan sesuatu yang kamu inginkan"

"Lalu Eunha merasa dibawah tekanan saat harus menjalani misi yang Kakek berikan, dan malah mempengaruhi mu untuk bergabung dengan kami dan dia pergi. Licik sekali dia itu"

"Salahku juga yang terpengaruh ucapannya padahal ayahku sangat keras melarangku untuk tidak bertemu Kakek, dan aku malah melakukannya" ucapku penuh penyesalan.

"Ini semua sudah takdir kita Yewon, kita masuk dalam rencana seseorang dan membuat kita mengalami ini semua. Semua orang yang terlibat punya rencana, kita juga harus punya rencana.. Menunggu seseorang lainnya memasuki rencana kita"

Kembali aku diam.

"Kenapa kau berubah haluan?" tanya ku kemudian.

Sinb menarik nafasnya, seakan ada sesuatu di dadanya yang berasa begitu sesak hingga menyendat pernafasannya.

"Setelah Hosoek menyadarkanku, dan saat itu juga aku menyadari jika aku melakukan banyak hal yang menyakitinya... Dan orang lainnya"

"Setidak pedulinya aku tetap lah seorang wanita yang memiliki empati dan rasa bersalah, hingga aku pikir.. Aku akan mengganti kubuh yang akan aku ikuti"

Aku menatapnya heran dan seakan bertanya.

"Dalam kisah yang kita jalani saat ini hanya terdapat dua kubuh yang akan melindungi dan memberikan tujuan, kubuh Kakek dan kubuh ayahmu. Dan sekarang.. Aku memasuki kubuh ayahmu dan sebelumnya pada kubuh Kakek"

"Kau sekarangpun masih pada kubuh ayahmu, jika kau tidak dalam ku buh siapapun kau akan mati. Kakek punya seribu rencana hanya akan membunuhmu, itulah kenapa Eunha masih terikat kubuh Kakek karena dia takut mati"

Aku melebarkan mataku menatap Sinb, apa Kakek akan tega membunuh ku?

"Kau tidak percaya? Bahkan dia bisa membunuhku sekarang juga kalau dia mau Yewon. Segalanya baginya adalah kemudahan, bahkan menciptakan sebuah manusia"

Aimless Game | Epilog - SequelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang