Part 12

10 0 0
                                    


Cuaca pagi yang cerah menyapa seorang gadis cantik yang baru saja membuka cendelanya. Menghirup udara pagi sebanyak-banyaknya. Senyum mengembang dibibirnya. Pagi ini ia sangat bahagia entah apa yang membuatnya bahagia yang jelas senyum tak pernnah luntur sedikit pun.

Tok tok

Saat sedang asyik-asyiknya menikmati keindahan kota Jakarta dari kamarnya. Ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya. Ia tebak pasti itu bibi, pembantu di rumahnya.

"Non Alisha udah bangun belum, non ayo makan bibi udah diapain sarapan". Ucap orang yang mengetuk pintu.

Cepat-cepat Alisha menuju kamar mandi kemudian ia mandi dengan cepat. Ia memang selalu melakukannya. Karena ia orangnya sangat tepat waktu, tidak mau bertele-tele.

10 menit kemudain Alisha sudah berpakaian rapi. Dengan hijab simpelnya melekat dikepalanya. Menambah kesan cantik alami untuknya.

Tap tap tap

Suara langkah kaki mengenai di anak tangga rumah Alisha. Itu adalah suara langkah kaki milik Alisha sendiri. Dan suasana rumah sangatlah sepi tidak ada orang lain.

Ya Alisha memang hanya tinggal dengan para pelayan. Sedangkan orang tuanya sibuk bekerja dan sudah 8 tahu mereka tidak pernah pulang. Alisha ditinggal sendirian di rumah besar itu hanya bersama para pelayan.

Saudara, entahlah dia tidak tahu padahal ia masih memiliki seorang kakak. Tapi karena suatu kejadian kakaknya menghilang entah kemana. Yang ia tahu kakaknya masih hidup tapi ia ada di suatu tempat yang ia sendiri tidak tahu.

"Ma pa kak Alis kangen kalian, kapan kalian pulang. Sampai kapan Alis harus menunggu kalian. Apa sampai Alis meninggal". Gumam Alisha.

Siapa pun yang mendengarnya hatinya akan teriris. Hidup Alisha memang terdengar sangatlah miris. Hidup tanpa keluarga, besar dan dirawat oleh pembantu. Tidak ada yang memperhatikan atau menyayanginya. Bahkan siapa saja tidak ada yang tahu kalo selama ini dia mengidap penyakit yang mematikan.

Bahkan sahabat dan pacarnya sendiri mereka tidak pernah ada yang tahu. Yang mereka tahu Alisha selama ini baik-baik saja sehat wal afiat.

Dulu aku mendapat kasih sayang dari orang tuaku. Dulu aku bahagia, mendapat limpahan kasih sayang. Semua orang perhatian denganku. Tapi sekarang mereka semua tak peduli denganku. Apa karena kakak semuanya berubah, Tuhan aku mohon kembalikan semuanya padaku. Aku bukanlah orang yang kuat untuk menghadapi semuanya sendirian. Sampai kapan akau harus menunggu. Batin Alisha menangis.

Betapa miris sekali kehidupan Alisha, ia hidup jauh dari kata baik. Harta melimpah, kemewahan dan hidup enak tidak menjaminnya bahagia. Semuanya hanya kepalsuan tidak ada yang nyata.

Kalian tega sama Alis, kalian jahat hanya karena kak Abidzar kalian ninggalin Alis sendirian. Kalo memang kalian gak sayang Alisha juga gak papa kok. Mulai sekarang Alis akan mandiri ngga bergantung sama kalian lagi. Batu Alisha.

Mulai sekarang Alisha memutuskan untuk tidak mengharapkan perhatian dari orang tuanya lagi. Sudah cukup dia menderita sampai saat ini. Bertahun-tahun lamanya dia sudah menderita, bertahun-tahun juga dia harus selalu berkorban.

Dulu demi sahabatnya Alisha mengorbankan cintanya, saat itu ia masih SMP. Dimana untuk pertama kalinya ia tahu rasanya jatuh cinta pada lawan jenis. Tapi sangat disayangkan ia harus menelan kepahitan bahwa sahabatnya sendiri menusuknya dari belakang.

Anissa yang sejak dulu menjadi sahabatnya mengetahui semua beban yang dialami oleh Alisha sendiri. Mulai ia tak pernah mendapatkan kasih sayang semenjak 8 tahun yang lalu. Dialah saksi dimana semua penderitaan yang Alisha hadapi. Dialah satu-satunya  orang yang mengetahui rahasia mengenai penyakit Alisha.

Dan Anissa lah yangmensuport Alisha agar berusaha untuk bertahan. Baginya Anissa adalah segalanya, dan sekarang ada Adrian di hidupnya.

           Gadis BerkerudungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang