Part 18

7 0 0
                                    


Bi Asih sedari kemarin terus-menerus membujuk Alisha agar ia mau memberi kesempatan kedua untuk keluarganya. Tapi hal itu sia-sia, Alisha sama sekali tidak meresponnya dengan baik. Dia malah terus meronta-ronta agar mereka pergi dari hidupnya.

Alvino dan Rita, sebagai orang tua kandung Alisha sangat sedih. Mereka juga merasa kecewa mengapa dengan respon yang Alisha berikan. Harapan mereka pupus sudah untuk mendapatkan maaf dari Alisha.

Bahkan untuk menenangkan Alisha yang histeris dokter Daniel sampai harus memberikannya obat penenang.

"Daniel kenapa Alisha histeris begini". Tanya Rita.

"Dia seperti ini mungkin karena stresnya kambuh. Ini salah kalian juga sih kenapa kalian baru peduli dengan Alisha sekarang. Kenapa gak dari kemaren- kemaren". Marah Daniel.

"Aku tahu Niel ini semua salah kami tapi, aku sadar dengan apa yang aku lakukan. Kami hanya minta kesempatan kedua untuk menebus kesalahan kami dimasa lalu. Mama janji nak mama akan ada buat kamu, tapi tolong bertahan mama gak sanggup untuk kehilangan kamu". Alis sangat berharga untuk Rita.

"Baik aku akan bantu kalian tapi aku mohon sama kalian tolong jangan sakiti dia lagi". Peringatan dari Daniel.

Daniel sangat menyayangi Alisha seperti anak kandungnya sendiri. Dia akan sedih bila melihat Alis yang sedih bahkan sampai jatuh sakit seperti ini. Rasa sakit Alis mampu membuat siapa saja orang yang melihatnya hatinya akan teriris.

Kenapa anak sebaik kamu harus menderita seperti ini Alis. Om berharap kamu bisa bahagia nak, sudah cukup selama ini kamu merasakan penderitaan yang sangat menyakitkan. Sekarang awal bagimu untuk bahagia. Batin Daniel.

Dek maafi kakak karena kakak kamu jadi seperti ini. Maafi kakak kamu ini yang sangat egois tanpa memperdulikan kamu dek. Kakak sayang sama kamu kakak mohon kamu bertahan, akan kakak tebus semua kesalahan kakak selama ini. Tolong beri kakak kesempatan. Tuhan berilah kesempatan untukku, jangan ambil adikku aku masih ingin bersamanya. Batin Abizar.

Dari tadi Abizar hanya berdiri di ambang pintu ia tak berani menemui adik kecilnya. Ya adik kecilnya, adai waktu bisa diputar kembali Alis pasti masih menjadi adik kecilnya yang sangat manja. Apa saja yang Alis mau ia akan kabulkan tapi satu hal yang ia tidak bisa. Yaitu menjauh bahkan pergi dari hidup Alis, ia tak akan sanggup melakukannya.

Rasa sayangnya sangat besar untuk adiknya, melebihi rasa sayang pada dirinya sendiri. Ia ingin adiknya bahagia bukan malah menderita. Ia kira selama ini adiknya hidup penuh keceriaan tapi yang ia lihat adiknya hidup dengan kesakitan.

"Abizar apa kamu gak mau masuk, sini sayang temui adikmu". Bujuk sang mama.

"Tap

"Gak ada tapi-tapian mama mau kamu kesini sayang". Potong sang mama.

Abizar hanya pasrah percuma melawan mamanya ia akan tetap kalah, karena mamanya ini sangat jago dalam beradu argumen dengan seseorang. Bahkan dia yang anaknya saja selalu kalah bila berdebat dengannya.

Kaki Abizar terlalu lemas untuk melangkah, rasanya ia belum siap bertemu dengan adiknya. Rasa bersalah mendominasi hatinya, rasa bersalah karena sudah merengut kasih sayang dan perhatian kedua orang tua mereka. Dan rasa bersalah karena sudah membuat orang taunya tinggal di Amerika untuk selamanya dan ia melupakan adik kecilnya.

Harusnya saat ini mereka hidup bahagia, bercanda di rumah. Dan saling menceritakan kejadian yang mereka alami pada mama dan pap. Tapi Alis malah terbujur kaku di rumah sakit dengan sangat lemah.

Untuk bernafas saja dia harus dibantu dengan oksigen. Dan untuk menenangkannya harus diberi obat penenang. Selain penyakit leukimia, kondisi mentalnya sedikit terganggu. Alis mengalami depresi ringan karena memikirkan semua masalahnya.

           Gadis BerkerudungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang