Sinar matahari pagi masuk kedalam kamar seseorang melewati celah jendelanya. Sekarang waktu sudah menunjukkan jam 7 pagi.
"GAAKKK..."
"JANGANNNN... TOLONG!!! MAH PAH TOLONGGG...!!!"
"Nai... nai... bangun,mamah disini nai" ucap Friska sambil menepuk pelas pipi Naila.
"MAMAH... TOLONGGG..."
" Nai bangun nai mamah sama papah disini.." giliran Karenzo yang membangunkan putrinya itu...
"Huaaaaa....." seketika Naila terbangun dari mimpi buruknya.
"Nai kamu kenapa? Mimpi apa sayang?" tanya Friska yang tampak begitu khawatir melihat Naila yang menjerit saat tidurnya.
"Huaaaa... mamah Naila takut mah.. hiks.." ucap Naila sambil menghambur ke dalam pelukan mamahnya.
"Kamu kenapa sayang,mimpi apa?" Ucap Karenzo sambil mengelus punggung putrinya denga lembut.
"Cerita sama papah sama mamah..." lanjutnya.
Tangis Naila semakin menjadi didalam pelukan mamahnya. Kedua orangtua Naila menjadi kelimpungan sendiri, mereka tetus bertanya ada apa dengan Naila?
Sudah beberapa menit akhirnya tangis Naila mereda, seiring tangisannya mereda dia juga menguraikan pelukannya.
"Sekarang Naila yang tenang... cerita sama mamah,papah Naila mimpi apa?" tanya Friska dengan lembut.
"Ta- tadi hiks.. ta-di Naila mimpi kejadian 6 tahun yang lalu hiks.." ucap Naila sesegukkan,air matanya mulai keluar lagi tapi tidak sebanyak tadi.
Friska dan Karenzo diam mendengarnya. Mereka sangat tau betapa tersiksanya Naila atas kejadian yang menimpanya 6 tahun yang lalu,yang membuat Naila hampir kehilangan nyawanya. Kejadian itu membuat Naila trauma berkepanjangan hingga sekarang.
Friska menatap sendu putrinya itu, setelah dia tau keadaan Naila yang sekarang ini,dia bergegas untuk segera pulang. Dia tidak mau kejadian 6 tahun lalu terjadi lagi pada putrinya.
"Sayang... jangan nangis lagi ya,Naila sekarang tenang,mamah sama papah bakal jagain Naila disini,jangan diinget lagi kejadian itu,dan mulai sekarang Naila ga boleh keluar sendiri meskipun jaraknya deket,minta tolong bibi atau siapapun buat anter atau beliin sesuatu yang Naila butuhin,ok?"
"Iya mah... " ucap Naila menghambur ke pelukan Friska..
"Aku takut mahh..." lirih Naila.
Ya tuhan.. jaga anakku. Batin Friska menjerit.
Sekuat tenaga Friska menahan tangisnya,Karenzo yang mengerti semua ini mengelus pundak anak dan istrinya untuk memberi kekuatan.
••••
Dilain tempat seorang cowok tengah terduduk manis di balkon rumahnya,sambil meminum susu vanila hangat kesukaannya.
Dia Reyhan,sekarang ini sekolahnya tengah libur karena adanya rapat guru, Rey sangat bersyukur karena dia tidak perlu lari pagi karena terlambat.
Entah mengapa, saat ini pikiran Reyhan tengah dipenuhi oleh satu nama, Naila. Cewek itu bisa membuat pikiran Rey tidak karuan. Pasalnya ucapan pembantu Naila semalam itu masih terngiang di otaknya. Sebenarnya ada apakah hubungannya Naila dengan trauma yang diucapkan pembantunya itu. Dan trauma apa yang membuat Naila sampai seperti ini.
Entah apa yang membuat Reyhan memikirkan cewek itu,toh cewek itu bukan siapa-siapanya. Bahkan anehnya mantan-mantan Rey saja dia tidak sampai sepeduli ini.
Memikirkan ucapan itu membuat otak Reyhan pusing. Dia mgecak rambutnya dan menghembuskan nafas panjangnya.
"ABANGGGG YUHUUUU GUE BALIKKKK!!!" teriak seorang cowok dari pintu kamar Reyhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
REYNA
Teen FictionSemua berawal dari kesalahan Naila yang diam-diam menyimpan perasaan terhadap Reyhan. Entah alasannya apa,Naila sendiri tidak tahu. Bagi Naila, Reyhan itu seperti senja yang mampu membuat hati Naila menghangat walaupun sekejap. Namun bagi Reyhan, Na...