Bab 1

130 17 1
                                    

Halo! Aku Nafira Amanda. Jangan bayangkan diriku seperti apa. Karena mungkin kalian akan tertipu hanya dengan mendengar namaku.

Aku perempuan yang bebas. Independen. Ya iya. Lagipula tidak mungkin ada yang nyaman di dekatku. Aku ini perempuan yang gendut dan jelek. Aku sadar. Sangat sadar. Tidak ingin berubah? Tentu saja aku mau! Siapa yang tidak mau punya tubuh bagus seperti Raisa, atau Sherina Munaf mungkin? Ah, aku tidak mungkin membandingkan diriku dengan mereka.

Sering aku mendapatkan cibiran dari lingkungan sekitarku. Mungkin sudah jadi makanan sehari-hari. Sampai rasanya ingin muntah. Bukan lagi berbicara di belakangku, tapi mereka langsung mengatakannya padaku. Di depanku. Dengan pandangan yang menjijikkan dan suara yang meremehkan. Kalau kalian jadi akupun, aku yakin, kalian tak akan sanggup.

Apa aku diam saja? Tentu tidak. Aku memang sabar menghadapi mereka. Kalau tidak membuatku benar-benar muak, ya kubiarkan saja. Lagipula untuk apa membalas perkataan mereka yang malah akan semakin senang jika aku marah. Aku sendiri bersyukur karena dikarunia sifat pemberani. Aku tak akan segan-segan membalas ucapan pedas mereka dengan ucapanku juga. Mereka-mereka yang suka menghujat itu punya ego tinggi. Merasa paling sempurna. Kalau kududuki paling juga minta ampun setengah mati.

Seperti yang tengah kulakukan sekarang. Seorang perempuan aneh yang alisnya digambar tebal dan memakai cat di pipi tengah menghina-hina aku. Apa dia tidak sadar bahwa wajahnya lebih mirip tante-tante setengah jadi yang biasa ada di dekat halte depan? Pakai pemerah bibir tapi seperti habis makan manusia. Aku terkadang juga heran, apa dia tidak punya urusan lain sampai-sampai rela membuang waktu hanya untuk datang menghinaku?

"Kamu tuh budek ya? Udah gendut, jelek, ga bisa denger lagi. Lengkap banget ya penderitaan kamu? Kasian banget"

Aku mengernyit ke arahnya. "Kamu yang harusnya ngaca! Nggak kasian sama dirimu sendiri? Emang secantik apa sih sampai bisa ngata-ngatain aku, ha?! Aslinya kamu tuh cuma mau caper kan? Terlalu berisik tau nggak sih? Lagipula aku itu heran ya. Emang segitu penganggurannya ya sampe ngerelain waktu cuma buat ngata-ngatain aku? Hidupmu ngga ada faedahnya kalo cuma mau nyinyirin penampilanku. Salat sana, taubat. Inget mati!"

Matanya melotot menatapku tak percaya. Banyak orang yang menjadikanku dan manusia yang entah siapa ini sebagai tontonan gratis. Lagipula aku juga tidak peduli. Aku tidak berbuat kesalahan. Dia menggangguku, lalu apa salahnya aku membela diri?

"Kamu ngatain aku biar cepet mati?!"

"Emang ada aku ngomong gitu? Aku cuma bilang taubat, inget mati. Aku tuh ngingetin, bukan ngatain. Gitu aja kok nggak paham. Udah minggir! Aku sibuk, nggak kayak kamu yang nggak punya kerjaan gini"

Aku langsung beranjak dari tempat itu. Meninggakan makhluk sok sempurna itu dengan segala perkataan buruk tentangku yang mungkin masih dipendamnya. Hah, benar-benar tidak penting.

Aku juga banyak mendengar orang-orang yang mencibir setelah melihat pertengkaranku dengan perempuan tadi. Ada yang takjub karena keberanianku, ada juga yang malah mengataiku sebagai cewek yang sok cantik. Huh, mendengarkan perkataan orang lain memang tidak ada habisnya.

Terkadang aku heran. Apakah begitu menjijikkan orang yang fisiknya gendut dan jelek? Kenapa di dunia ini diukur hanya berdasarkan fisik saja? Rendah sekali. Lagipula siapa sih yang ingin menjadi seperti itu?

Aku berjalan menuju kantin. Makan adalah penghilang kejenuhanku dan sudah seperti obat setiap aku merasa tertekan. Apa aku tengah merasa tertekan? Sedikit. Aku memesan nasi uduk seperti biasanya. Kemudian berjalan ke penjual pempek dan memesan satu porsi. Beralih lagi ke penjual gorengan di sudut kantin. Sebenarnya aku paling tidak suka ke sana. Ramai. Aku harus antri dan berdesak-desakan jika ingin membeli gorengan Cak Ri. Memang gorengan itu sudah menjadi legenda. Mahasiswa fakultas lain yang gedungnya paling ujung pun rela datang untuk membeli gorengan Cak Ri.

Nafira dan SadewaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang