Sepeninggal Rasya kekamarnya Fathan segera memeluk kedua orang tuanya dan juga mertuanya.
Ia meminta maaf pada mereka karena tidak pernah memberi kabar, ia menceritakan semuanya dari awal hingga akhir.
"Ya allah kasian banget kamu nak, yaudah mendingan kamu sekarang istirahat dulu dikamar tamu atau kalo gak dikamarnya Devan dulu, biarin Rasya sendiri dulu,biar dia bisa nenangin diri"ucap Nia
"Yaudah kalo gitu Fathan mau istirahat dulu ya mah pah"ucap Fathan seraya pergi menuju ke kamar tamu untuk mengistirahatkan tubuhnya.
Ariel yang belum mengerti apa apa hanya diam melihat bundanya yang berbicara dengan nada tinggi pada Fathan, melihat bundanya menangis dan berlari kekamar, malihat neneknya menangis. Ia hanya diam mendengarkan hingga akhirnya ia tertidur disofa.
Affan yang melihat cucunya tertidur dalam posisi yang kurang nyaman akhirnya membindahkan Ariel ke kamarnya. Biasanya Ariel akan tidur bersama dengan bundanya.
●●●●●
Dari kejadian tadi siang, Rasya belum juga keluar dari kamarnya. Ia masih setia dikamarnya dengan air mata yang terus menerus keluar dari kelopak matanya.
Bukannya ia tidak mau bertemu Fathan, tetapi ia bingung apa yangharus ia lakukan. Jujur ia sangat merindukan suaminya itu, ia ingin memeluknya erat, tetapi ia juga kecewa, kenapa suaminya itu baru datang sekarang. Saat ia sudah hampir tertidur, ia mendengar ada yang mengetuk pintu kamarnya dari luar.
"Bunda?!"teriak Ariel dari luar kamar Rasya sambil menggedor gedor pintunya.
"Bunda buta pintunya, Alil mau bobo cama bunda!"ucap Ariel dengan suara bergetar karna hampir menangis.
Rasya yang tidak tega pada anaknya pun segera membuka pintunya. Ia melihat Ariel yang sudah berlinang air mata dan dibelakangnya ada suaminya yang membawa nampan berisi sepiring makanan dan satu buah gelas berisi air putih.
Rasya segera meraih Ariel kedalam gendongannya dan hendak masuk kekamar lagi. Tetapi saat ia akan menutup pintunya, Fathan segera menahan pintunya dengan kakinya, karna kedua tangannya sedang memegang nampan. Rasya terus saja berusaha untuk menutup pintu tetapi Fathan tetap menahannya.
"Aku mohon, kasih aku kesempatan buat jelasin semuanya sama kamu"ucap Fathan memohon
"Gak ada yang perlu dijelasin lagi"ucap Rasya dengan nada dingin
"Rasya plis kasih aku kesempatan buat jelasin semuanya sama kamu, setelah itu terserah kamu mau maafin aku apa nggak, yang penting aku udah jelasin sama kamu"ucap Fathan yang akhirnya mau tidak mau Rasya membuka pintu kamarnya lebar lebar agar Fathan bisa masuk kedalam kamarnya.
Fathan masuk kedalam kamar dan meletakkan nampan berisi makanan tadi di atas nakas diikuti Rasya yang masuk dengan Ariel yang berada dalam gendongannya. Rasya duduk diatas ranjang dan mendudukan Ariel disampingnya dan Fathan mengambil tempat disamping Ariel menghadap istrinya.
Hening. Belum ada yang mau membuka suaranya, sedangkan Ariel hanya memperhatikan kedua orang dewasa dihadapannya.
"Kamu apa kabar?"ucap Fathan membuka suara
"Baik"ucap Rasya singkat
"Kamu belum makan kan, kamu makan dulu yah?"tanya Fathan lembut dan hendak mengambil makanan yang ia bawa tadi, tetapi suara Rasya berhasil menghentikan gerakanya
"Belum laper"ucap Rasya singkat
"Yaudah, nanti kalo kamu laper dimakan yah"ucap Fathan seraya tersenyum tetapi tidak ada balasan dari Rasya
"Ehm, selama aku gak ada, kamu baik baik aja kan?"tanya Fathan
"Udah deh gak usah basa basi, kalo mau cerita langsung to the point aja"jawab Rasya ketus
"Iya iya aku cerita, tapi kamu jangan potong pembicaraan aku dulu yah, sebelum aku selesai ceritanya"ucap Fathan yang mendapat jawaban anggukan singkat. Fathan berdehem untuk menormalkan suaranya.
"Jadi waktu aku baru sampai di bandara Amerika, aku kecopetan, dan hp aku kebawa sama copet itu. Aku gak hafal sama sekali nomor keluarga disini, aku juga gak hafal nomor telfon kamu, aku gak hafal nomor sahabat sahabat aku. Jadi aku sama sekali gak bisa hubungin kamu. Awalnya aku pengen pinjem handphone punya Andi kalo aku hafal nomor orang sini, tapi sayangnya aku gak ada yang hafal nomornya, akhirnya ya aku gak bisa hubungin kalian semua"menjeda ucapannya dan mengambil nafas untuk melanjutkan ceritanya, Rasya masih diam sambil mengusap usap kepala Ariel agar tertidur.
"Kalo masalah aku pulang terlambat, itu karena aku kecelakaan"ucap Fathan yang berhasil mengejutkan Rasya, tetapi Rasya tetap diam, walaupun dalam hatinya ia ingin menangis mengetahui fakta itu.
Seharusnya ia tidak berfikiran negatif tentang suaminya itu.
"Aku tertabrak mobil waktu mau nyebrang yang mengakibatkan aku koma selama kurang lebih delapan bulan"Fathan menjeda ucapannya, ia melihat Rasya yang menunduk dengan bahu yang bergetar, ia tau istrinya itu pasti sedang menangis
"Terus aku bangun dari koma itu, satu bulan yang lalu, setelah aku bangun ternyata aku mengalami amnesia sementara yang mengakibatkan aku gak diperbolehkan pulang, akhirnya setelah tiga minggu amnesia, ingatan aku pulih, keadaan aku juga udah membaik, akhirnya aku sama Andi memutuskan untuk pulang. Disana setiap hari Andi selalu jagain aku, support aku, bantu aku untuk mengingat semuanya. Bahkan dia rela gak pulang waktu itu, dia setia nungguin aku biar kita bisa pulang bareng bareng. Aku bersyukur punya temen sebaik dia, aku udah anggep dia sebagai keluarga aku sendiri. Aku harap kamu bisa ngertiin keadaan aku, aku harap kamu mau maafin aku, maafin aku karena aku udah bikin kamu kecewa, kamu mau kan maafin aku?"ucap Fathan menyelesaikan ucapannya sambil menggenggam tangan Rasya.
Rasya masih tetap diam menunduk tanpa mengeluarkan sepatah katapun, hanya ada isak tangisnya yang terdengar.
Ariel sudah sibuk dengan mainnanya diatas karpet sehingga ia tidak melihat ibunya yang menangis. Fathan menghela nafas sambil menghapus air mata istrinya.
"Kalo kamu belum mau maafin aku, aku bakalan kasih waktu buat kamu, semoga kamu mau maafin aku yah, love you"ucap Fathan mencium kening Rasya dan hendak beranjak dari kamar untuk memberikan waktu kepada isrinya untuk menenangkan diri.
Saat hendak membuka pintu ia merasakan ada yang menubruk punggungnya, memeluknya dari belakang.
"Maafin aku, maafin aku yang udah berfikiran negatif tentang kamu, maafin aku yang udah gak percaya sama kamu, maafin aku"ucap Rasya dengan tangis yang semakin kencang.
Fathan membalikan tubuhnya untuk menghadap sang istri, matanya sudah berkaca kaca, ia paling tidak bisa jika melihat orang yang dia cintai menangis. Ia memeluk tubuh sang istri dengan erat yang dibals oleh Rasya tak kalah erat
"Maafin aku sayang"ucap Fathan seraya mencium puncak kepala istrinya, dan tanpa ia sadari, air matanya menetes.
Ia dapat merasakan jika istrinya mengangguk dalam pelukannya
"Iya aku maafin kamu, maafin aku juga yah"ucap Rasya sambil melepaskan pelukannya menatap wajah Fathan
"Iya, udah ah jangan nangis masa ketemu suaminya nangis sih, jelek ah"ucap Fathan sambil menghapus air mata istrinya
"Kamu juga nangis tuh, masa cowo nangis?"ucap Rasya sambil menghapus air mata Fathan dan tersenyum.
"Bunda?!"ucap Ariel sambil menarik narik celana yang dikenakan oleh ibunya
"Iya sayang, kenapa nak?"ucap Rasya seraya membawa Ariel kedakam gendongannya
"Ini....."ucap Fathan menggantung sambil menunjuk kearah Ariel.
Rasya tersenyum seraya membawa Ariel keranjangnya dan duduk berdampingan disana. Diikuti Fathan
"Menurut kamu dia siapa?"tanya Rasya sambil menatap Fathan, sedangkan Fathan hanya diam, ia bingung mau menjawab apa.
Rasya menghela nafas dan memulai ceritanya"Dulu sebelum kamu pergi, kita pernah melakukannya kan?"tanya Rasya
To be continue....
Typo bertebaran
Jangan lupa vote & coment
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Mate #1 ✔
KurzgeschichtenPerjodohan yang dilakukan oleh kedua orang tua mereka diusia yang masih sangat muda, bahkan masih sekolah. Inilah kisah pernikahan Fathan Dan Rasya Mohon maaf jika ada kesamaan nama ataupun cerita, tidak ada kesengajaan untuk hal tersebut. First sto...