Sepulangnya Fathan dari apotik dengan membawa satu kresek berisi beberapa alat tes kehamilan. Tidak. Lebih tepatnya sangat banyak alat tes kehamilan yang ia beli. Ia menyerahkan kresek tersebut kepada sang istri.
"Ini"ucap Fathan menyerahkan kresek itu
"Kok banyak banget"ucap Rasya tak percaya ketika melihat isi plastik berlabel nama sebuah apotik.
"Ya kan biar lebih akurat gitu, lebih jelas"ucap Fathan cengengesan
"Ya gak sebanyak itu juga Fathan"ucap Vina yang sedari tadi memperhatikan, sedangkan Ardi sudah pamit pergi karena ada urusan.
"Yaudah sih mah, tar kalo gak kepake kasih sama Ariel aja buat mainan"ucap Fathan santai
"Kalo ngmong"ucap Vina seraya menggeplak lengan anaknya "masa anak kecil suruh mainan kaya gitu"lanjut Vina
"Udah ah, becanda kali mah"
"Yaudah sana Sya kamu cek dulu, bismillah"ucap Vina lembut kepada menantunya
Rasya segera berjalan ke kamar mandi, ia memakai beberapa alat tes. Ia menggunakan sesuai dengan petunjuk dari kemasannya. Selama menunggu waktu yang ditentukan ia tidak berani membuka matanya, ia pejamkan matanya erat. Setelah beberapa menit ia membuka mata tanpa melihat alat tes nya. Ia takut jika hasilnya mengecewakan. Ia keluar dari kamar mandi dengan perasaan campur aduk, antara cemas, takut, gugup dan masih banyak lagi.
"Gimana sayang?"tanya Fathan sumringah. Ia melihat benda yang disodorkan oleh Rasya bingung.
"Aku gak mau buka, kamu aja, aku takut"ucap Rasya memejamkan matanya
"Emang bisa gigit"tanya Fathan becanda
"Ihh kamu tuh apaan sih, aku serius tau"ucap Rasya kesal, sedangkan Vina tengah asik bermain dengan cucu nya yang baru saja bangun tidur.
Fathan menerima bebebrapa alat tes tersebut dan melihatnya. Ia bahagia ketika melihat ada dua garis disetiap alat tersebut. Ketika ia mendongak, ia melihat istrinya yang masih memejamkan mata. Ia pun menengok kearah sang ibu yang tengah menatapnya dengan tatapan bertanya, ia tersenyum dengan senyuman yang dapat diartikan oleh sang ibu jika hasilnya membahagiakan. Ia menoleh kembali kearah sang istri yang masih setia memejamkan matanya. Entah mendapat pencerahan dari mana, ia mencoba untuk menjahili istrinya. Ia berdehem untuk menetralkan suaranya.
"Sayang"ucap Fathan seraya tersenyum lembut dan mengusap pipi Rasya. Rasya membuka matanya perlahan dan melihat wajah suaminya yang terlihat kecewa. Ia langsung berpikiran bahwa hasilnya negatif tanpa bertanya terlebih dahulu.
Ia segera memeluk Fathan dan menangis sejadi jadinya didalam pelukan suaminya. Ia sedih, sudah mengecewakan Fathan.
"Maafin aku"ucap Rasya
"Hey, kamu kenapa sayang?"jail Fathan
"Aku udah bikin kamu kecewa, maafin aku"mengeraskan tangisannya
"Siapa yang ngecewain aku?"
"Aku, maafin aku"
"Kata siapa?"
"Kata aku"
"Emang kenapa aku harus kecewa?"
"Aku gak hamil"
"Siapa bilang?"ucapan Fathan berhasil menghentikan tangisan Rasya. Ia mendongak menatap wajah suaminya yang tersenyum manis
"Maksud kamu?"tanya Rasya bingung, sedamgkan Fathan hanya tersenyum seraya menunjukan alat tes tadi dihadapan Rasya. Membuat Rasya terkejut dan menutup mulutnya. Ia menangis dan memeluk Fathan kembali karena terharu
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Mate #1 ✔
Historia CortaPerjodohan yang dilakukan oleh kedua orang tua mereka diusia yang masih sangat muda, bahkan masih sekolah. Inilah kisah pernikahan Fathan Dan Rasya Mohon maaf jika ada kesamaan nama ataupun cerita, tidak ada kesengajaan untuk hal tersebut. First sto...