Rasya terbangun tepat saat adzan subuh berkumandang. Pemandangan yang menyambutnya saat membuka adalah, Ariel yang sedang memeluk leher sang ayah dengan posisi wajah yang sejajar.
Hatinya menghangat melihat pemandangan tersebut. Pertama kalinya ia tidur bersama sang suami dengan malaikat kecil yang ada ditengah tengah mereka.
Ia menikmati pemandangan didepannya cukup lama, hingga ia memutuskan untuk kekamar mandi membersihkan dirinya dan bersiap siap untuk menunaikan ibadah wajibnya.
Setelah keluar dari kamar mandi, ia melihat posisi anaknya yang sudah berubah, dengan posisi terlentang satu tangan berada diatas wajah Fathan dan kakinya yang berada diperut sang ayah.
Rasya menghampiri dua lelaki yang dicintai nya itu, dan memindahkan posisi tidur anaknya agar tidak lagi menindih tubuh sang ayah.
"Ayah, bangun yuk!"ucap Rasya lembut seraya mengusap rambut Fathan
"Ayah, udah pagi ini, bangun yuk, kita solat subuh"ucap Rasya lagi, dan berhasil membuat Fathan terbangun
Ia tersenyum kearah sang suami yang dibalas dengan senyum manis yang selama ini ia rindukan.
"Udah pagi ya yang"ucap Fathan seraya mengambil posisi duduk
"Iya, kamu mandi dulu sana, nanti kita solat subuh jamaah yah"ucap Rasya
"Yaudah aku mandi dulu"Fathan berdiri dari posisi duduknya seraya memegang kedua lengan sang istri.
Cup
Satu kecupan berhasil mendarat dipipi Rasya dan berhasil membuat kedua pipinya memerah
"Morning kiss"ucap Fathan seraya menunjukan cengiran kudanya
"Ih kamu mah, bau tau, mandi sana, tar keburu abis nih waktu subuhnya, aku siapin dulu yah airnya"ucap Rasya mengalihkan pembicaraan dan bergegas ke kamar mandi.
Setelah solat subuh berjamaah, Rasya hendak memasak didapur membantu mamanya, sedangkan Fathan kembali merebahkan dirinya disamping Ariel. Ia memandangi wajah damai sang putra saat tertidur. Ia merasa sangat bersalah, karena ia tidak bisa melihat perkembangan anak pertamanya ini dari nol. Dan ia bersyukur memiliki istri sehebat Rasya, yang bisa menjaga buah hati mereka dengan baik sampai dua tahun lamanya tanpa Fathan disisinya. Ia juga merasa bersalah pada Rasya, karena ia tidak bisa menjaga dan memenuhi segala macam kebutuhannya ketika hamil, memenuhi segala ngidamnya, ia tidak ada disisi Rasya saat masa masa sulitnya ketika hamil, melahirkan, dan merawat Ariel
"Bunda"ucap Ariel dengan cadel serak khas bangun tidur seraya mengerjapkan matanya lucu berhasil membangunkan Fathan dari lamunannya
"Eh anak ayah udah bangun yah"ucap Fathan tersenyum seraya mengusap rambut pirang milik Ariel
"Om ciapa?"tanya Ariel masih setengah sadar
"Coba tebak! Om siapa yah?"goda Fathan
Ariel memperhatikan wajah Fathan secara seksama sembari mengingat ingat wajah yang seperti pernah ia lihat, tetapi siapa? Alisnya mengkerut seperti anak sekolah yang sedang berfikir keras untuk mengingat rumus matematika, terlihat sangat lucu dimata Fathan.
"Masa lu...."ucap Fathan terpotong oleh pekikan girang Ariel
"Ayah?!"pekik Ariel seraya memeluk leher Fathan, membuat Fathan tersenyum lebar selebar jidatnya. Eh
"Mana ayah? ini kan om Fathan bukan ayahnya Ariel"ucap Fathan menjahili anaknya
"Kata bunda Om Than ayahnya Alil"ucap Ariel sedih seraya melepaskan pelukannya dileher Fathan
"Bunda boong"ucap Ariel dengan mata berkaca kaca
"Eh eh, gak sayang bunda gak bohong, iya ini ayah nak, maafin ayah ya, tadi ayah cuma becanda, jangan sedih ya"ucap Fathan lembut seraya merengkuh tubuh Ariel dalam pelukannya, dan pecahlah tangisan Ariel yang cukup keras.
"Cup cup sayang, jangan nangis, tadi kan ayah cuma becanda ya, iya ini ayah ya, ayah Fathan, ayahnya Ariel ya nak ya"ucap Fathan menenangkan, dan tangis Ariel pun mulai reda, hanya terdengar isakan isakan kecil
Fathan melepaskan pelukannya, menatap wajah sembab anaknya penuh rasa bersalah. Lalu ia menciumi seluruh permukaan wajah sang putra dengan lembut membuat Ariel tertawa karena geli.
"Mau bunda"ucap Ariel setelah menghentikan tawanya
"Oke kita ke bunda yuk"ucap Fathan seraya berdiri dan mengulurkan tangannya untuk menggendong Ariel. Dengan senang hati Ariel menerima uluran tangan tersebut.
Mereka menuruni tangga dengan Ariel yang berada digendongan Fathan, dengan wajah yang diletakkan diceruk leher sang ayah manja dan tangan melingkari leher Fathan.
"Uluh Ariel sama siapa tuh?"ucap Devan yang berada diruang makan, sedangkan yang ditanya hanya mengeratkan pelukannya dileher Fathan.
"Ariel ditanyain tuh sama om, kamu sama siapa?"ucap Fathan seraya menatap wajah anaknya yang berada dilehernya
"Alil cama ayah anteng, gak kaya om lesek"ucap Ariel
"Eh jagoannya bunda udah bangun ya? Tadi kayanya nangis, kenapa?"ucap Rasya seraya meletakkan hasil makanannya dimeja makan, lalu menatap anaknya.
"Ayah akal"ucap Ariel seraya mengulurkan tangannya meminta digendong sang bunda
"Nakal kenapa nak?"tanya Rasya lembut sambil mengusap rambut Ariel digendongannya
"Eh cucu oma udah bangun"ucap Nia yang baru saja keluar dari dapur
"Opa mana?"tanya Ariel
"Opa nya masih dikamar, coba dipanggil sama Ariel!"ucap Nia
Ariel meminta diturunkan dari gendongan Rasya, dan berlari menuju kamar sang opa
"Duduk yah"ucap Rasya kepada Fathan yang langsung diturutinya
"Kamu gak sekolah Van?"tanya Fathan
"Libur bang, sekolah mulu capek, gue juga manusia, butuh istirahat, capek nih otak mikir mulu"ucap Devan lemah
"Emang lo mikir?"tanya Fathan becanda
"Ya mikir lah, masa kagak"ucap Devan
"Ngomong ngmong nih yah, lo mikirin apaan?"
"Mikirin nasib gue,kenapa ngjomblo mulu, padahal muka gue kan ganteng, putih, mulus, imut, unyu, tapi tetep aja jomblo, heran gue"Devan mendramatis
"Lo curhat? Lo butuh pacar? Tar gue cariin deh"ucap Fathan cuek
"Beneran bang?"Devan antusias
"Iya tar gue cariin di tempat pembuangan sampah siapa tau aja banyak disana"ucap Fathan diikuti kekehan oleh Nia dan Rasya
"Yee dikira nyamuk kali ah"ucap Devan cemberut
"Kan emang lo nyamuk, yang suka jadi penonton pas yang lain lagi mesra mesraan"
"Resek lo bang"ucap Devan
"Yuk makan"ucap Affan yang baru saja datang dengan Ariel berada digendongannya
"Cama ayah"ucap Ariel meminta duduk dipangkuan Fathan
"Hem, iya deh yang udah ada ayahnya, udah gak mau lagi sama bunda ya"ucap Nia saat Ariel sudah berada dipangkuan Fathan
"Yaudah, makan yuk, opa laper"ucap Affan seraya mengambil makanan diikuti yang lain.
To be continue....
Gaje banget sumpahVote and coment
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Mate #1 ✔
Short StoryPerjodohan yang dilakukan oleh kedua orang tua mereka diusia yang masih sangat muda, bahkan masih sekolah. Inilah kisah pernikahan Fathan Dan Rasya Mohon maaf jika ada kesamaan nama ataupun cerita, tidak ada kesengajaan untuk hal tersebut. First sto...