Dua minggu sudah sejak darren mengetahui kebenaran tentang Firasat yang ia rasakan sejak kepergian zee yang mendadak membuahkan kebenaran yang mampu membuatnya tersiksa hingga saat ini, ia selalu berada di samping zee.
Menjaganya dan selalu ada, seperti saat ini.
Ia duduk memandangi wajah pucat zee, di usapnya wajah itu dengan lembut dan perlahan sambil tersenyum miris. "Apa kesalahnku sangat besar, sampe kamu nggak mau buka mata kamu zee?"tanya darrenTak ada respon dari zee, yang terdengar hanya suara EKG yang memenuhi ruangan.
Darren menggenggam erat jemari zee dengan beberapa kali kecupan kecil di punggung tangannya."Aku mohon zee bangun! Kamu boleh hukum aku, caci maki aku, sumpah serapahi aku tapi jangan seperti ini. Aku mohon zee!"lirih darren menunduk, masih dengan menggenggam erat jemari zee.
Darren diam beberapa saat, sampai ketika ia merasa ada pergerakan di tangannya ia menoleh cepat. Dilihatnya jari zee yang mulai bergerak pelan, lalu dipandangi wajah zee.
Kedua kelopak matanya dengan perlahan terbuka sempurna. Darren berdiri, menekan tombol untuk memanggil dokter.-oOo-
"Gimana dok keadaannya?"tanya darren
Dokter itu tersenyum, lalu menepuk bahu darren pelan. "Keadaan pasien sudah cukup membaik nak. Namun sebaiknya jangan biarkan pasien banyak bergerak, karena kemungkinan akan menyebabkan peradangan pada kepalanya yang sempat terbentur. Dan mungkin sekitar dua minghu lagi, ia sudah boleh kembali ke rumah"ucap dokter panjang lebar.
Darren mengangguk lalu memasuki ruangan zee. Dilihatnya zee yang masih membuka matanya, menatap langit langit kamarnya.namun zee menoleh ketika mendengar langkah sepatu mendekat.
Zee menatap datar darren yang memasang senyum kecil. "Bagaimana keadaanmu zee?"tanya darren.
Zee tak menjawab. Ia tetap diam sampai sampai ia terkejut melihat darren yang berlutut di samping ranjangnya dan dengan kepala tertunduk. "Aku minta maaf kalo aku udah banyak salah sama kamu zee. Tapi aku mohon, aku mau balik lagi sama kamu. Kasih aku satu kesempatan lagi zee!"ungkap darren.
Zee terdiam sejenak, perasaan nya bimbang. "Berdiri!"titah zee. Darren segera bangkit ketika zee meneluarkan suara kesalnya. "Gue bakal kasih satu kesempatan lagi sama lo asal lo nggak main main lagi!"ucap zee.
Darren yang mendengar hal tersebut langsung memeluk erat tubuh zee yabg masih mengenakan pakaian rumah sakit.Dalam hati, zee masih menyimpan keraguan yang ia tujukan kepada darren. Namun ia bukan tuhan, ia tak tau apa yang akan terjadi ke depannya. Kini, ia hanya berperan sebagai pemain dengan skenario yang telah tuhan atur.
Pelukan mereka terlepas ketika pintu ruangan zee terbuka. Disana berdiri, bunda zee bersama kean yang menatap ke arah keduanya bergantian. Kemudian bunda mengangkat kean dan membawanya ke ranjang zee, memberikan kean kepada zee lalu bunda duduk di sofa tak jauh dari tempat darren duduk.
"Mum, uncle ini siapa?"tanya kean.
Darren mengamati wajah menggemaskan milik kean. Ada beberapa kesamaan yang dapat ia ambil ketika melihat wajahnya.
Warna mata, rambut, dan bentuk bibir yang sabgat menyerupai darren. Tanpa sadar darren menyentuh wajah kean membuat kean kebingungan. "Uncle kenapa?"tanya kean, kean melihat air mata jatuh dari sudut mata darren. Tanpa sadar kean menghapus air mata darren, membuat darren mengembangkan senyum ke arah kean.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORY : ZEEVANYA [FINISHED]
Roman pour Adolescents#69 in wattpad [01/02/2019] #3 in agent [15/03/2019] #5 in agent [22/03/2019] #6 in agent [08/04/2019] Start : 7 mei 2018 finish : 13 desember 2018 --- "Gue mohon maafin gue nya! Gue nyesel banget. Gue mau ketemu sama darah daging gue, gue mau nge...