02

1.1K 81 9
                                    

Kimmon POV

Waktu istirahat makan siang telah tiba. Aku masih di buat penasaran dengan identias P'Copter, sangat teramat dibuat penasaran. Jadi kini aku putuskan untuk bertanya-tanya kepada semua penghuni kampus untuk menanyakan siapa dan dimana P'Copter saat ini.

Aku tidak mau memikirkan si Godt, karena hari ini ia juga tidak datang ke kampus. Awalnya aku ingin memberinya jambakan tetapi ya sudahlah, ia tidak datang ke kampus.

Oh ya, aku sudah bertanya kepada salah seorang seniorku dan ia bolang bahwa P'Copter adalah teman sekelasnya. Dia juga menunjukanku dimana kelasnya berada, aku bersyukur karena masih ada orang yang baik untuk menuntun jalanku padanya. Hehehe

Dan sesampainya di depan kelas tersebut, aku bertanya lagi kepada salah seorang teman sekelasnya untuk bertanya keberadaannya saat ini sedang dimana.

"Permisi, phi." Ucapku mengganggu jalan seorang teman sekelasnya P'Copter.

"Iya, nong?" jawab mahasiswa itu.

"Apa P'Copter ada didalam?" tanyaku dengan sungkan.

"Oh, Copter. Dia sedang ada didalam. Dia terlihat lesu sekali, dia sedang istirahat di mejanya."

"Oh, begitu. Terima kasih banyak, phi."  Ucap terima kasihku.

"Sama-sama, nong." Jawab mahasiswa itu.

Seniorku itu pergi dari tempatku berada, kelasnya terasa sangat sepi dan membuatku berani untuk menemuinya.

Aku berjalan mengendap-endap mendekatinya agar tidak mengganggu istirahatnya, sebenarnya pria lain justru malah pergi dan membiarkannya istirahat tetapi aku sungguh ingin tahu mengenai siapa dirinya.

Lalu aku sampai di depan wajahnya, aku jongkok disana dan melihat wajah indahnya itu. Sungguh, dia bagaikan sebuah berlian. Memancarkan cahaya indah dari wajahnya itu, jika bisa ku miliki maka akan ku simpan berlian itu. Tapi dia, hanya "seperti" bukan berlian itu jadi tidak mungkin aku bisa memilikinya.

Perlahan ku layangkan jari telunjukku dan ku tempelkan di dahinya. Ku ukir garis wajahnya itu dengan belaian lembut dari jariku, perlahan tanganku turun kehidungnya dan begitu sampai di bibirnya aku di buat terkejut dan mundur hingga kepala belakangku terbentur meja di belakangku karena ia tiba-tiba saja melototkan matanya.

"Hoih." Jeritku yang terkejut.

*Duuuk* suara benturan kepalaku dengan meja.

"Ouch." Rintihku yang kesakitan.

Ia mulai duduk tegak dan mandang kearahku yang sedang mengusap-usap kepalaku dan berharap bahwa tidak benjol.

"Siapa kamu?" tanyanya.

Aku tertawa sendiri karena aku cukup gugup saat melihatnya.

"Oh, panggil saja aku "Teman A"." Ucapku setelah tertawa tidak jelas, tetapi ia terdiam karena mungkin bingung dengan ketidak jelasan ucapanku tadi.

"Tujuan kamu kesini? Untuk apa?" tanyanya yang sontak membuatku semakin bingung.

"Uhhmm ..." aku mulai berdengung bingung saat itu, "Aku sedang mencari temanku." ucapku.

"Tidak, pasti kamu sedang mencariku, iya 'kan?"

Sialan, dia mengetahui semuanya. Apa yang harus ku katakan? Ayo Kimmon, cari alasan cari alasan cari alasan. Batinku.

"Iya." jawabku yang sudah tidak bisa mencari alasan.
"Aku mencarimu." Sambungku.

"Kenapa?" tanyanya.

"Uhmm ..."
"Aku ingin mengajakmu makan malam nanti malam." Ujarku mengajaknya.

"Kenapa?" tanyanya lagi.

Ma babyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang