11

518 57 9
                                    

Kim tengah bersenang hati karena ia bisa menikmati makan malamnya bersama dengan Copter, seseorang yang ia sukai di kampus. Meski terdengar baru kenal tapi Kim tak mudah canggung saat bersama dengan Copter. Justru sifat kekanakannya itu kambuh saat bersama dengan Copter

Seperti saat ini, ia sedang makan dengan mulutnya belepotan seperti bayi yang baru saja belajar makan.

"Hoih, kamu sangat bersemangat sekali. Awas nanti tersedak." Ucap Copter yang yang tertawa lucu.

"Hoih, biarlah. Jika aku tersedak, kan ada kamu yang bersedia memberikan nafas buatan untukku."

"Hoeh, enak saja." Jawab Copter yang seolah tidak akan pernah mau memberikan nafas buatan untuk Kim.

"Oh, aku tahu. Soalnya disini ramai kan? Yasudah kita pindah ke tempat sepi saja, kamar ku mungkin?" Kim terus bercerocos.

"Hoih." Copter mulai malas meladeni pikiran kotornya Kim itu, ia hendak pergi dari sana tapi Kim menggapai tangannya.

"Hoih, phi." Ucap Kim saat meraih tangan pria itu, "Maaf, aku cuma bercanda." ucap maafnya Kim.

"Itu tidak lucu." Ketusnya Copter.

"Duduklah lagi, ya? Aku janji, aku tidak akan bicara lagi."

Mendengar janji Kim itu, Copter kembali duduk dan melanjutkan makannya. Kim juga kembali makan dengan lahap dan sesekali menyedot minumannya itu agar tidak kesedak.

"Ngomong-ngomong dua hari aku tidak melihatmu waktu itu. Kamu dimana, phi?" tanyanya Kim.

"Aku sedang mengurus sebuah kasus waktu itu." Jawab Copter.

"Kasus apa?"

"Kasus pembunuhan."

"Oh ya?"

"Um." Copter mengiyakannya, jadi waktu itu di Mall terjadi kesalah pahaman. Aku tidak ingin menyebut orang itu culun ataupun idiot, tapi seperti itulah korbannya. Orang itu tidak sengaja menabrak pacar si pembuat masalah ini. Anggap saja orang unik ini namanya Tee. Nah Tee ini tidak sengajak menabrak pacarnya orang itu, tentu saja orang itu marah.

Ia pukul si Tee itu dan ditendang-tendang sampai jatuh ke lantai ia terus menendanginya. Dan kakaknya yang melihat dari kejauhan itu marah dan langsung menyerang orang itu. Mereka berkelahi disana, sampai-sampai terjadi insiden kakaknya Tee ini memecahkan vas bunga yang ada disalah satu tempat makan sampai orang itu meninggal."  Copter bercerita mengenai kasusnya itu.

"Dia pantas mendapatkan itu, si Tee itu tidak bersalah kenapa juga harus di pukul." Kim juga ikut emosi, "kalau aku jadi kakaknya, aku akan hajar orang itu seperti ceritamu itu phi." sambung Kim.

"Lalu, apa kakaknya si Tee itu dibebaskan?" Kim bertanya lagi.

"Tentu saja, itu berkat aku." Copter berlagak sok menjadi pahlawan.

"Kamu memang hebat, phi. Tidak sia-sia aku mendapatkan pacar sepertimu." Ucap Kim keceplosan.

"Apa?" Balas Copter yang sedikit tidak mendengar ucapan Kim.

"Uuhh ..." Kim berdengung bingung karena ia menyadari bahwa ia sedang keceplosan, "aku bilang, aku tidak sia-sia mendapatkan pacar sepertimu phi." Ucap Kim yang bergumam sembari menunduk cemberut.

Copter tersenyum saat itu dan memang tidak ia sembunyikan, lalu ia nyengir dan berkata "Terima kasih."

Kim terangkat lagi wajahnya, lalu ia bahagia saat itu karena Copter sudah mulai menerima semua yang di katakannya itu.

"Hehehe ..." Kim tertawa.

"Hoih, diamlah." Pinta Copter menyuruh Kim untuk jangan bergerak.

"Kenapa phi?" tanyanya Kim yang bingung.

Ma babyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang