12

1.1K 73 7
                                    

Saat Tee hendak mengikuti Bas dan Godt masuk ke toko baju, ia tidak sengaja menabrak seorang pemuda hingga barang-barang pemuda itu terjatuh.

"Maaf. Maafkan aku." Ucap Tee yang mulai terguncang trauma.

Tee sedang membantu seorang pemuda untuk membereskan barang-barang pemuda.

Tidak sengaja tangan pria tersebut menggemggam tangan Tee dan membuat Tee terdiam sejenak. Lalu kepala mereka sama-sama terangkan dan saling melihat satu sama lain.

"P'Tae?" Ucap senangnya Tee.

"Tee?" berbeda dengan Tee, Tae justru nampak bingung melihat perubaham adiknya itu.

Tee berdiri sembari membawa barang-barang yang di pungutinya itu, dan si pemilik barang juga ikut berdiri namun ia justru melamun memandangi Tee yang saat ini menjadi kekinian.

"Akhirnya aku bertemu denganmu, P'Tae." Uca senangnya Tee.

Tae merasakan keanehan yang terjadi kepada adiknya itu, ia tertegun karena adiknya itu lebih tampan dari Tee yang ia kenal dulu dan lebih gagah.

"Kamu kenapa, P'Tae?" tanyanya Tee karena melihat kakaknya itu melamu.

Tae berkedip karena ia tersadar dari lamunannya dan menjawab "Oh, tidak. Maaf, sepertinya aku salah orang."

Tee justru bingung mendengar kakaknya itu berkata bahwa ia sedang salah orang, "Tidak, P'Tae. Ini aku, Tee."

"Maaf, nhong. Aku benar sedang menunggu adikku, dan dia mirip sepertimu. Tapi dia tidak sepertimu." Ujar Tae yang terus berusaha mengelak.

Bas melihat dari kejauhan, begitu pula dengan Godt yang tengah asyik memilih-milih pakaian.

"Tidak. Tidak, P'Tae. Ini aku. Ini aku!! Nhong Tee, adikmu. Ini aku, phi. Ini aku!! .." hingga pada akhirnya Tee merasa kesal sendiri dan memukul-mukuli kepalanya sembari sedikit melompat-lompat, "ini aku!! Ini aku!! Kenapa kamu tidak mengenali aku?? Ini Tee. Ini Tee!! Ini aku!!" Kesalnya Tee.

Datanglah Bas yang langsung mengambil kedua tanganya Tee, tentu Tae berdiri diam saja yang masih tidak bisa berkata apapun lagi. Meski sudah di pegangi oleh Bas, Tee masih terus memukul-mukuli  kepalanya itu.

"P'Tee. P'Tee. Sudah, sudah, cukup. Hentikan P'Tee." Pinta Bas kepada Tee.

"Ini aku, P'Tae. Ini aku. Ini aku. Ini aku." Tee bergeming.

Tidak lama kemudian Godt juga datang, untuk melerai masalah yang ada. Tee duduk jongkok dibelakang Bas dengan sedikit memukuli kepalanya lagi sesekali.

"Apa kau benar, P'Tae?" tanyanya Bas kepada Tae.

"Iya." Jawab Tae yang masih bingung.

"Kau sedang ingin bertemu dengan adikmu P'Tee, 'kan?" tanyanya Bas lagi.

"Ini aku. Ini aku, Nhong Tee. Ini aku, nhong Tee." Tee terus bergeming.

"Iya, aku memang sedang menunggu adikku satang. Ta-ta-tapi .. Dia .." Ucap Tae terbatah-batah karena ia terlihat sangat bingung sendiri.

"Dia ini adikmu. Apa kau tidak bisa mengenalinya?" tanyanya Bas lagi.

Beberapa saat berlalu, kini mereka berempat berbicara disebuah kedai ice cream yang ada didalam mall tersebut. Mereka duduk berhadapan, Tee bersama kakaknya dan Bas bersama dengan kakaknya itu.

Tetapi Tee sepertinya sedang mengambek karena ia duduk membelakangi Tae sembari memainkan kuku jarinya.

Bas telah menjelaskan semuanya yang sudah terjadi, dengan dibantu oleh Godt pastinya untuk menjelaskan apa yang bisa dibantunya. Tae menengok kepada Tee dengan wajah yang masih tidak menyangka akan perubahan dari adiknya itu.

"Tee." Ucap Tae memanggil adiknya itu, tetapi Tee sama sekali tidak menengok san mengabaikan kakaknya itu.

"Ai'Tee." Tae memanggilnya lagi dan lagi-lagi Tee tidak mendengarkannya atau bahkan meresponnya.

"Nhong Tee." Tae memanggil adiknya lagi.

"Berisik." Jawab Tee bergumam sebal.

"Huuffttt ..." Tae menghela nafas sejenak, "Maafkan aku ya?" ucap Tae meminta maaf.

"Bas, aku ingin pulang." Pinta Tee pada Bas.

"P'Tee, dengarkan kakakmu dulu." Ujar Bas menjawabnya, lalu Tee menurut.

"Maafkan, phi dulu ya? Phi tidak tahu kalau kamu adalah adik kesayang phi. Kamu begitu berubah dari dirimu yang dulu, aku cukup terguncang saat melihat penampilanmu saat ini. Itu karena tidak bisa membuatku mengingat betapa kejamnya ayahku sampai-sampai membuangmu hanya karena pemampilanmu dulu." Ucap Tae yang memberikan alasannya kepada adiknya.

"Tapi kamu sudah berbohong." Sahut Tee, "kamu sudah berbohong padaku. Kamu bilang bahwa aku seperti anak-anak normal yang lain, kamu bilang jika aku bisa menghafal nomor telfonmu itu berarti aku pintar. Kamu juga pernah bilang bahwa aku istimewah dari yang lain sehingga bisa membuat ayah bangga padaku, tapi kenyataannya ayah masih membuangku." Ucap Tee yang kembali dengan gelagat idiotnya.

Tae telah habis kata, ia berdiri dari tempat duduknya dan memghampiri adiknya itu. Ia berdiri didepan adiknya yang membuang muka itu, lalu ia bersimpuh di hadapannya sembari menggenggam kedua tangan adiknya itu.

"Dengarkan aku, Tee. Aku tidak pernah membuat kebohongan padamu. Dan kamu ingin tahu jawaban mengapa ayah membuangmu?" ucap Tae mengulangi pertanyaan adiknya itu, "itu karena selama ini mata ayah tertutup. Selama ini ayah mengigau (ngelindur), ayah melakukan aktifitas sehari-harinya sambil tertidur. Maka dari itu kamu harus membangunkan ayah. Kamu harus bisa membangunkan ayah dengan cara kamu sendiri." Ujarnya Tee.

Tee mencermati perkataan kakaknya itu dan ia sudah mulai mengerti apa yang harus ia lakukan ketika nanti bertemu ayahnya lagi.

***

Sementara itu di sebuah mall yang sama, Kim sedang berjalan-jalan bersama dengan Copter. Mereka berjalan bersebelahan hanya saja Kim merasa kaku dengan suasananya sehingga membuatnya tidak bisa melakukan apa-apa bersama dengan dengan Copter.

Ia terua melirik kebawah—melirik kearah tangannya Copter dan membatin ia ingin menggenggam tangannyaa.

"Jadi kau ingin beli apa?" tanyanya Copter.

"Uhmm ... A-a-aku .." Kim langsung menjadi gugup sembari melihat-lihat sekitar seolah ia sedang mencari sesuatu untuk ia beli.
"Aku tidak tahu, phi. Aku masih belum menemukan apa yang ingin ku beli." Sambungnya.

"Yasudah, kalau begitu aku ingin membeli sesuatu." Jawab Copter.

"Kamu ingin membeli apa, phi?" tanyanya Kim.

"Kondom."

"Hoih," Kim langsung kaget, "untuk apa, phi? Dengan siapa?" tanyanya Kim.

"Hoih, bercanda. Ya gila aku membeli seperti itu." Elak Copter sebelum terjadi kesalah pahaman.
"Aku ingin membeli pakaian di toko baju sana." Ujar Copter sembari menunjuk ke sebuah toko baju.

"Oh." Ucap Kim yang sedikit legah tapi sebenarnya ia juga pingin.

"Ayo kita pergi." Ajaknya Copter.

Copter langsung mengambil tangannya Kim dan setelah itu ia menggenggam tangan pria itu untuk pergi menuju ke sebuah toko baju yang di tunjuknya.

***
To Be Continue ...

Semua permasalahn sudah selesai kini tinggal kisah cintanya aja yaaa.

Yang dari kemarin nanyain GodtBas, sabar yaaa. Bentar lagi kok.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 30, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ma babyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang