Copter dan Tee mengunjungi kantor polisi di sekitar pusat perbelanjaan tersebut. Copter bertanya-tanya kepada salah satu anggota polisi tersebut yang ada di lorong, dan Tee bisa merasakan bahwa kakaknya berada disana. Tee pun langsung beranjak masuk lebih dalam lagi di kantor polisi tersebut dan meninggalkan Copter, tetapi calon pengacara itu melihatnya pergi dan langsung menyusulnya untuk mengetahui apa yang membuatnya berlari seperti itu.
Belok ke lorong kanan ia langsung bertemu dengan beberapa anggota polisi yang sedang mengerjakan kesibukan masing-masing, dan disana terdapat sebuah sel jeruji besi sebagai penjara sementara.
Tentu saja Tee langsung menyebut nama kakaknya itu karena ia melihat Tae berada didalam jeruji besi tersebut tengah bersandar lemas dan beberapa luka dan memar di wajahnya.
"P'Tae .."
Tentu saja Tae mendengar suara adiknya yang ada di sana, ia juga melihat bahwa adiknya itu sedang berlari menghampirinya dengan penuh rasa khawatir dan panik akan keadaannya sekarang yang ada didalam sel tahanan. Copter juga berada disana dan mulai berjalan perlahan menghampiri mereka.
"P'Tae, mengapa kamu ada didalam sana? Ayo cepat keluar dari sana dan kita pulang kerumah." Ucap Tee yang begitu tia disana dan langsung menggenggam besi tersebut. Tae menghampirinya dan menggenggam tangan Tee tersebut karena ia tidak percaya bahwa adiknya itu berhasil menemukannya malam ini.
"Tee, bagaimana kamu bisa ada di sini? Bagaimana bisa kamu menemukan aku? Bagaimana keadaanmu? Kamu baik-baik saja kan?" tanyanya Tae.
"Kenapa wajahmu, phi? Wajahmu berdarah dan penuh luka, apa mereka memukulmu?" Tee terus saja berbicara tanpa menjawab pertanyaan kakaknya sama sekali.
Tidak lama kemudian kapten polisi tiba sembari membawa beberapa berkas mengenai catatan kriminal Tae yang sama sekali belum ada catatan buruk. Kapten polisi tersebut menyapa mereka sejenak sebelum menjelaskan catatan kriminalnya Tae malam itu, "Selamat malam."
"Selamat malam, pak." Copter yang menjawabnya.
"Melihat catatan tersangka, tersangka belum pernah terjerat kasus apapun. Tersangka adalah warga negara yang baik, dan aku tidak tahu mengapa tersangka bisa melakukan hal keji seperti itu di tempat umum apalagi ..." ucap polisi tersebut terpotong
Tee berdiri menghadap polisi tersebut dan berucap kecang dengan kesal bahwa "Berhenti memanggilnya "tersangka"!!"
"Ai'Tee, tenanglah." Ujar Copter
seketika air mata Tee berlinangan mengalir dari kedua matanya itu sembari berkata, "Kakakku adalah orang yang baik, dia orang yang penyayang, dia sayang kepadaku, dia tidak pernah berbuat jahat kepada siapapun. P'Tae selalu membela kebenaran, dia tidak pernah takut jika P'Tae tidak bersalah. Justru kau yang kejam, polisi macam apa kau sampai kau memukulnya seperti itu? Kau benar-benar polisi yang keji, dan rendahan."
"Dasar, menyedihkan." ketus Tee bergumam.
"Ai'Tee, tenangkan dirimu." Ujar Tae.
"Tidak bisa, phi. Dia adalah polisi yang tidak mengikuti peraturan negara, dia adalah polisi yang main hukum sendiri. Dia tidak pantas menjadi seorang ..." ucap Tee terpotong karena bentakan Tae, "Tee!!"
Pemuda malang itu langsung terdiam karena mendengar suara kakaknya yang memberntak itu. Untuk meredamkan suasana yang sempat tegang, Copter mengajak polisi tersebut untuk pergi dan berbincang berdua saja.
"Mari, pak. Kita bicarakan ini berdua saja." Ajaknya Copter dengan sopan kepada polisi tersebut.
"Baik." Jawab polisi itu, lalu mereka berdua pun pergi dari sana dan meninggalkan kakak beradik itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ma baby
Fanfiction"Kamu itu teddy bear aku. Jadi bebas dong kalau aku mau cubit kamu, cium kamu, jilat kamu, bahkan tindihin kamu?" Godt berusaha bersikap manis. "Sialan kau, P'Godt." Bas marah.