Fyi, Bae Joohyun yang di part sebelumnya adalah Bae Joohyun yang di whisper....
Aku lupa mau ngasih tau hehe.====
Aku membuka kedua mataku. Ketika kubuka netra ini, aku melihat suatu pemandangan yang berbeda. Pada sore hari, aku sedang berdiri di depan rumahku. Di Victoria yang begitu cerah yang tidak seperti biasanya. Bahkan aku mendengar suara burung. Kemudian tak sedikit orang-orang yang berlalu-lalang. Banyak tetanggaku yang keluar rumah melakukan aktivitas. Seperti seorang pria berumur 30-an sedang membaca koran di teras rumah sambil minum kopi. Kemudian ibu rumah tangga yang sedang menyiram tanaman. Para remaja yang sedang lari sore. Benar-benar ramai.
Aku tertegun. Heran dengan semua ini. Apakah ini mimpi? Karena seingatku tadi aku sedang tertidur. Tubuhku sedikit demam karena terkena air hujan. Dan kurasa aku sedikit stres karena memikirkan Son Seungwan. Jadi, Apakah ini benar-benar mimpi? Aku pun tahu jawaban dari pertanyaan itu, kala aku melihat rumahku sendiri tepat di hadapanku sekarang.
Namun, rumah itu sedikit lebih berwarna. Banyak sekali bunga yang tumbuh di taman rumahku. Dan aku melihat beberapa orang yang sedang berkumpul di teras rumah.
Ada kakek dan nenek yang duduk di kursi sambil melihat kedua anak laki-laki yang sedang bermain bola basket di perkarangan rumahku. Itu aku dan Suho. Aku yang berumur 10 tahun dan Suho yang berumur 12 tahun.
Rupanya aku memang sedang berada di alam mimpi dan tentu saja mereka tidak bisa melihatku.
"Hei, Chanyeol! Mengapa kau masih tidak bisa bermain? Aku sudah lelah mengajarimu!" teriak Suho begitu kesal.
Si Chanyeol kecil merengut. Dia hampir menangis karena omelan Park Suho. Aku sedikit geram. Kenapa aku begitu penakut pada Suho di mimpi ini? Jika benar-benar aku yang sekarang ada di posisi itu. Sudah kulempar bola basket itu ke Suho.
"Suho, berhenti memarahi adikmu. Kau harus sabar dalam mengajar seseorang. Kurasa kau tidak akan bisa menjadi guru nanti," kata kakek berusaha menceramahi Suho.
"Benar sekali. Bantu adikmu sekali lagi. Jangan terlalu emosi sayang," timpal nenek sambil tertawa kecil.
Aku rindu kakek dan nenek. Kutatap kedua paruh baya itu. Mereka terlihat sehat. Aku tersenyum menatap mereka.
"Aku tidak akan menjadi guru! Jika mengajar permainan seperti ini saja membuatku marah," kata Suho. Tatapannya tajam menatap Chanyeol kecil. "Sekali lagi. Tangkap ini dan masukan ke ring, ok?" lanjutnya.
Kurasa aku tidak asing melihat suasana ini. Aku ingat sesuatu. Ini bukan semacam mimpi belaka, tapi kejadian masa lalu yang hampir kulupakan.
Ini ingatanku......
Suho memasang kuda-kuda hendak melemparkan bola basketnya itu pada Chanyeol kecil. Si Chanyeol kecil itu pun begitu serius, ia mulai menatap begitu fokus ke arah bola yang dipegang Suho.
Dalam hitungan ketiga. Suho melempar bola itu kepada Chanyeol kecil. Namun, Chanyeol kecil tidak bisa menangkap bolanya hingga bola itu menggelinding jauh.
"Hei! Lagi-lagi kau tidak bisa menangkapnya!" bentak Suho kesal.
"Ma-af, hyung..."
"Cepat ambil bolanya!"
Bola itu menggelinding semakin menjauh. Si Chanyeol kecil berusaha menggapai bolanya, tapi bolanya menggelinding semakin cepat. Bola itu berjalan mengarah ke rumah Son Seungwan.
Aku tertegun. Son Seungwan....
Seorang perempuan yang sepertinya ia seumuran dengan Suho di masa itu sedang duduk di teras rumah yang letaknya tepat di hadapan rumahku.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Rapunzel
Fanfiction[COMPLETE] Aku mempunyai tetangga. Namanya Son Seungwan, tapi aku memanggilnya Swan. Dia cantik seperti angsa putih. Ketika dia tersenyum, saat itu juga aku jatuh cinta padanya untuk pertama kalinya. Started : 11 juni 2018 Finished : 8 oktober 2018