8. Kau baik-baik saja?

880 180 11
                                    

Dari kecil ayah dan ibu lebih menyukai Park Suho daripada aku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari kecil ayah dan ibu lebih menyukai Park Suho daripada aku. Suho yang sangat cerdas itu selalu menjadi peringkat satu di kelasnya. Tidak ada sejarahnya jika Suho mendapatkan nilai jelek. Dia juga mempunyai kepribadian yang baik. Hidupnya selalu sempurna tanpa digunjing oleh orang lain. Semua orang menyukai Park Suho.

Berbeda denganku yang selalu menjadi bayangan di keluargaku sendiri. Aku selalu berdiri di paling belakang. Aku selalu menundukan kepala dan tidak berani menatap orang sekitar. Ibu dan ayah bilang kalau aku adalah anak yang bodoh, penakut, dan bahkan tidak waras.

Aku tidak mengerti. Kala itu aku masih berumur 10 tahun. Ibu bilang aku selalu berbicara sendiri dan asik sendirian dengan teman khayalan yang mereka sebutkan itu. Aku sendiri pun tidak tahu, apakah aku benar-benar mempunyai teman seperti itu? karena aku tidak ingat.

Aku mempunyai ingatan yang pendek. Aku sama sekali tidak ingat, tapi aku percaya kalau aku memang tidak sakit seperti apa yang mereka katakan. Aku benar-benar yakin kalau aku tidak mempunyai teman aneh, karena aku sama sekali tidak ada ingatan jika aku memang mempunyai teman khayalan seperti itu.

Aku mendengar suara deru mobil yang mulai menyala. Aku mengintip di jendela. Kemudian Suho pun terlihat membuka pintu mobil itu sambil membawa tas besarnya. Sebelum masuk ke mobil. Dia menatapku yang sedang memandangnya dari jendela. Pria itu menghela napas, dia menatapku penuh sesal. Dan sampai akhirnya, ia pun pergi meninggalkan rumahku.

Aku begitu kecewa dengan Suho.

Mataku mulai memandang rumah di depanku. Rumah bercat kuning muda yang lagi-lagi seorang wanita sedang duduk di atas jendela, ia tersenyum lalu melambaikan tangan ke arahku.

Son Seungwan. Aku tahu, aku juga tidak mengenalmu dengan baik. Sejujurnya kau adalah gadis yang misterius yang kukenal, tapi aku yakin. Jika kau adalah nyata. Kau bukan ilusi yang sudah kubuat. Kau benar-benar nyata. Jelas sekali, karena bukan aku saja yang melihatmu. Bae Joohyun dan anaknya yang cantik, Jian. Mereka melihatmu dan kau benar-benar nyata.

Aku menghela napas lalu menutup jendela kamarku dengan rapat. Aku pun berjalan lalu berbaring di atas ranjangku. Kedua tangan kupakai untuk bantal kepalaku, mataku menatap langit-langit kamar. Suara lengang di kamarku sangat membuatku tenang. Pikiranku terus melayang memikirkan Seungwan. Aku ingin bertemu dengannya, tapi ini sudah larut malam. Kebanyakan pikiran juga membuat mataku perlahan berat. Aku pun memejamkan mata untuk tertidur.

"Chanyeol! Chanyeol!"

Sebelum akhirnya aku tertidur. Aku mendengar suara Seungwan yang berteriak di jendela kamarku. Mataku kembali segar dan terbuka dengan lebar. Dengan secepat kilat aku pun membuka jendela kamarku. Sosok Seungwan pun terlihat dengan tatapan khawatir memandangku.

"Ada apa, Swan?" tanyaku menautkan kedua alisku.

"Kau baik-baik saja?" kata dia.

Ternyata dia mengkhawatirkanku. Kumelihat kedua kakinya, kali ini dia tidak memakai sandalnya lagi.

My RapunzelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang