Epilog

1.7K 173 32
                                    

Epilog :
THE ANSWER



















Aira masih sama. Duduk dengan tatapan kosong, di sofa ruang rawat Nata. Aira masih menunggu. Menunggu Nata disana.

Meski ia tahu, di bankar itu tak ada lagi Natanya. Hanya kain putih serta tangisan pilu mama Nata yang memeluk putra sematawayangnya.

“Jangan Tinggalin mama.” Gumam Mama Nata dengan memeluk puteranya yang tak lagi bernafas. Aira tak menangis lagi.

Ia kosong, sangat hampa.

Kotak titipan nata ia peluk begitu erat, masih berharap Nata bangun dan menjelaskan apa maksud dari kotak itu.

Aira menunduk, berjalan mengambil helm yang ia letak di samping nakas.

Perlahan membuka kain putih yang menutupi wajah Nata. Ia menatap penuh pada Natanya. Sahabatnya, teman bertengkarnya, kekasihnya, Natanya.

“Nat,”

Aira memegang lengan Nata yang dingin, berharap ada mujizat. Ia menempelkan kedua tangan itu ke kedua pipinya, tepat seperti yang dilakukan Nata saat Aira demam dulu.

“Nat,”


Aira tersenyum tipis, “Lo tidur nyenyak banget.” Aira memperlihatkan kotak tadi, “Padahal, gue ngambil ini cuman beberapa menit.”

“Nat, Lo masih mau tidur lagi?”



Aira mengusap lengan itu pelan, “Padahal tadi pagi gue masih ingat jelas lo nungguin gue bangun karena ketiduran.”




“Apa gue juga harus nunggu lo bangun lagi nat?”






Bibir Aira bergetar, mengusap wajah Nata yang penuh luka, “Nat. Nyanyi yok. Kayak tadi.”





“Bahkan kita baru jalan 3 bulan, Lo ngelepas gue gitu aja.”





Aira menunduk, air matanya tak keluar.




“Nat, Jangan nyenyak banget tidurnya.”





“Hei Pacar?”







“Nataaa....” Aira memeluk Nata dengan erat, sedikit mengguncang tubuh yang sudah kaku dan dingin itu.







“Lo tadi minta peluk kan? Sini gue peluk.”


Aira menyesal tak memeluk Nata tadi.








“Nat balas pelukan gue, ih!”











Aira mengusap mata Nata, “Buka mata lo dong. Jangan giniin gue. Jangan giniin mama lo.”

Dirimu Elegiku [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang